TUGAS ILMU KEPERAWATAN DASAR II
FISIOLOGI
Dosen : Emerita,Skep,Ns
Disusun oleh
Nama : Amona Ratna Ayu Maya Sari
NIM : 04.11.2979
Kelas : E KP II
KONSENTRASI INSTRUMEN DAN OPERATOR
BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DASAR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang
berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam
sistem sirkulasi.
Fungsi sistem limfe yaitu: 1. Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke
sirkulasi darah 2. Mengangkut limfosit 3. Membawa lemak emulsi dari usus 4.
Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran 5.
Menghasilkan zat antibody
Pembuluh / saluran limfe berupa vena kecil yang banyak memiliki
katup. Pembuluh terkecil terdiri selapis endotelium, khilus / lakteal =
pembuluh limfe khusus dijumpai dalam vili usus kecil. Ada 2 saluran
utama : Duktus torasikus yang berfungsi mengalirkan dari seluruh tubuh
selain bagian kanan dan Duktus limfe kanan yang berfungsi mengalirkan dari
kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada kanan.
SIRLUKASI
Fungsi
Sistem Sirkulasi
1. Memenuhi kebutuhan sel
(O2,
air, dsb.)
2. Menghilangkan metabolit
(CO2,
ion H)
3. Menjaga keseimbangan
(homeostasis)
kebutuhan sel
Sirkulasi
limfatik:
Pembuluh
yang menampung sebagian cair tubuh yang mengalami ekstravasasi dari kapiler dan
mengembalikan mengembalikan ke sirkulasi darah ke sirkulasi darah, sehingga
jumlah cair darah tetap dipertahankan.
Sepanjang
aliran limfatik, dilengkapi kelenjar getah bening membersihkan cair tubuh
dari benda asing sirkulasi darah
Bila
buntu (p g, (parasit cacing,radioterapi, dsb)dapat dapat mengakibatkan edema.
Edema menunjukan adanya cairan berlebihan pada
jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartment
cairan ekstraselullar, tapi juga bisa melibatkan cairan intraselular.
(Guyton,1997)
Edema Intraselular
Dua kondisi yang menyebabkan terjadi pembengkakan intraselular :
1. Depresi sitem metabolik jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Contoh : bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrien berkurang, jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel menjadi tertekan. Bila hal ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi dipompa keluar sel, dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis air ke dalam sel.kadang-kadang hal ini dapat meningkatkan volume intraselullar suatu jaringan. Edema intraselular juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang, peradangan biasanya mempunyai efek langsung pada membran sel yaitu meningkatkan permeabilitas, memungkinkan natrium dan ion-ion lain berdifusi masuk kedalam sel dengan diikuti osmosis air ke dalam sel.(Guyton,1997)
Edema Ekstraselular
Edema ekstraselular terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstraselular. Ada dua penyebab edema ekstraselular yang umum dijumpai:
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi kapiler
2. Kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstisium ke dalam darah.
Cairan interstisial adalah cairan yang berada disekitar sel sedang cairan plasma adalah cairan yang berada didalam sel. (Guyton,1997)
Dua kondisi yang menyebabkan terjadi pembengkakan intraselular :
1. Depresi sitem metabolik jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Contoh : bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrien berkurang, jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel menjadi tertekan. Bila hal ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi dipompa keluar sel, dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis air ke dalam sel.kadang-kadang hal ini dapat meningkatkan volume intraselullar suatu jaringan. Edema intraselular juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang, peradangan biasanya mempunyai efek langsung pada membran sel yaitu meningkatkan permeabilitas, memungkinkan natrium dan ion-ion lain berdifusi masuk kedalam sel dengan diikuti osmosis air ke dalam sel.(Guyton,1997)
Edema Ekstraselular
Edema ekstraselular terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstraselular. Ada dua penyebab edema ekstraselular yang umum dijumpai:
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi kapiler
2. Kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstisium ke dalam darah.
Cairan interstisial adalah cairan yang berada disekitar sel sedang cairan plasma adalah cairan yang berada didalam sel. (Guyton,1997)
Hambatan aliran
Limfatik Menyebabkan Edema
Bila terjadi hambatan limfatik, edema dapat semakin berat, karena protein plasma yang bocor ke dalam ruang interstisial tidak mempunyai jalan untuk dikeluarkan. Peningkatan konsentrasi protein meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan interstisial yang akan menarik cairan dari kapiler lebih banyak lagi.
Hambatan aliran limfe dapat berlangsung berat, khususnya bila terjadi pada infeksi limfonodus, seperti yang terjadi pada infeksi nematoda filaria. Hambatan juga dapat terjadi pada jenis-jenis kanker tertentu atau setelah pembedahan dimana pembuluh limfe diangkat atau mengalami obstruksi. Sebagai contoh, setelah masektomi radikal, sejumlah besar pembuluh limfe diangkat, maka akan menganggu pengeluaran cairan dari payudara dan daerah lengan dan ini menimbulkan edema dan pembengkakan rongga jaringan. Sejumlah kecil pembuluh limfe kemudian akan tumbuh kembali setelah pembedahan seperti ini, sehingga edema interstisial hanya bersifat sementara.(Guyton,1997)
Penyakit akibat kelenjar limfa
I. Peningkatan Tekanan Kapiler
A. Retensi garam dan air yang berlebihan di ginjal
1. Gagal ginjal akut atau kronis
2. Kelebihan mineralkortikoid
B. Tekanan Venosa yang tinggi
1. Gagal jantung
2. Obstruksi venosa
3. Kegagalan pompa vena
a. Paralisis otot
b. Imobilisasi bagian-bagian tubuh
c. Kegagalan katup vena
II. Penurunan Protein Plasma
A. Kehilangan protein dalam urin (sindrom nefrotik)
B. Kehilangan protein dari kulit yang terkelupas
1. Luka bakar
2. Luka
C. Kegagalan menghasilkan protein
1. Penyakit hati
2. Malnutrisi protein atau kalori yang berat
III. Peningkatan Permeabilitas Kapiler
A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamin dan produk imun lainnya
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
D. Defisiensi vitamin, khususnya vit C
E. Iskemia yang lama
F. Luka bakar
IV. Hambatan Aliran Limfe
A. Kanker
B. Infeksi-infeksi (Nematoda jenis fialria)
C. Pembedahan
D. Kelainan atau tidak adanya pembuluh limfatik secara congenital
Penyakit ganas
sistem limfatik
Pembengkakan sangat mungkin disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya adalah:
1.
Penekanan kanker pada saluran getah
bening yang mengakibatkan terjadinya sumbatan.
2.
Efek samping dari terapi (operasi,
kemoterapi dan atau radiasi) yang dilakukan pasien, yaitu rusaknya sistem
limfatik.
Bagaimana Menghindari Pembengkakan
?
1.
Pasca operasi, pastikan luka sudah
kering dan tidak ada cairan di sekitar luka operasi;
2.
Biasakan diri dengan disiplin untuk
menggerakkan tangan dan memposisikan lengan lebih tinggi dari badan pada saat tidur
atau berbaring (anda bisa memakai bantal di sebelah kanan/kiri kita);
3.
Berlatihlah setiap hari dengan
perlahan dan bertahap untuk memastikan bahwa tangan kita tetap berfungsi
normal;
4.
Tidak membawa beban berat seperti
tas di bahu lengan payudara yang dioperasi;
5.
Jangan menggunakan porthese yang
terlalu besar/berat;
6.
Jika terpaksa anda harus melakukan
pemeriksaan tekanan darah, jangan menggunakan lengan tersebut, termasuk juga
tidak memasang jarum infus pada lengan tersebut;
7.
Jika tubuh sudah
stabil, bermain trampoline sedikitnya 2 menit setiap sesi
dan dilakukan 3 kali sehari untuk menghindari gangguan sistem limfatik tubuh
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar