BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hipertiroidisme, yang dalam hal
prevalensi erupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua sesudah DM.
pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat
stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobin dalam darah.
Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering di bandingkan oleh
laki- laki.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi hipertiroid?
2.
Jelaskan anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid!
3.
Apa Etiologi hipertiroid?
4.
Apa Manifestasi klinis hipertiroid?
5.
Apa Patofisiologi hipertiroid?
6.
Apa Tanda dan gejala hipertiroid?
7.
Apa saja Pemeriksaan diagnostik hipertiroid?
8.
Apa komplikasi hipertiroid?
9.
Bagaimana penatalaksanaan hipertiroid?
C.
TUJUAN
1.
Agar kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme.
2.
Agar kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional
terhadap penderita hipertiroidisme
D.
MANFAAT
1. Kita
mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme.
2. Kita
mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional terhadap
penderita hipertiroidisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana
sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan
metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid
akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid
berlebihan.
Adapun defenisi hipertiroidisme menurut para ahli
yaitu :
1.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon
jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang
berlebihan (Price & Wilson: 337).
2.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan
disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
3.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi
berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar
Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang
sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas
2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing-
masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin.
Pembentukan hormone tiroid tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke
dalam tubuh. Sumber utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum
dalam makanan dan minuman.
·
Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel
seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika sedang beraktivitas
kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang istirahat sel
ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa triglobulin,
tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
·
Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino
yang mengawal kadar metabolisme Penyakit Grave, penyebab tersering
hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh
roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid
(thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi
tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan
TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
·
Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar
memelukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh mikrofili. Enzim
proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3 dan T4 dari
triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan melalui
plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang
bebas dalam keseimbangan.
·
Pembuluh
Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk
pleksus yang erat dalam mengitari folikel sehingga membantu melintasnya hormone
kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh darah menunjukkan bahwa terdapat
gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah yang berbeda pada kelenjar.
·
Persarafan
Sejumlah
besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir
pada lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi
fungsi tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan
rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
C. INSIDENS
Prevalensi penderita Hipertiroidisme
menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki dan
insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta ke empat.Keadaan ini
dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada
usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering
di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular
toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya
lebih tinggi di bandingkan di daerah pegunungan atau di pedesaan.
D. ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya
turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah
penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu
tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan
TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar,
terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti
hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena
periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien
terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d.
Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis
dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3
dan T4 yang banyak.
e.
Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu
setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal
timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f.
Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa
menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si
pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
Penyebab lain dari hipertiroidisme
yaitu :
1.
Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam
bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah pegunungan yang airnya kurang
yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya tiroid sudah mulai membesar pada
usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi multinodular.
2.
Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel
folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi, karsinoma tiroid
berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya.
E.
PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid pada penyakit
hipertiroid (graves) membesar secara difus, lunak dan hipervaskularisasi.
Parenkim kelenjar mengalami hipertrofi dan hiperflasia yang secara khasterlihat
dengan adanya peninngian epithelium dan redudanci dinding folikular sehingga
memberikan gambaran lipatan papilar dan tanda peningkatan aktivitasa selular.
Hiperplasi biasanya disertai dengan infiltrasi limfositik, sebagai adanya
gambaran imunitas selular (CMI= cell mediated immunity) atau mungking lebih
menggambarkan hubungannya dengan tiroiditis kronik. Apabila penderita mendapat
terapi yodium, akan terjadi penimbunan koloid yang kadang – kadang menyebabkan
pembesaran dan bertambah kerasnya kelenjar. Penyakit graves seringkali
berhubungan dengan pembesaran limfa atau timus. Hipertiroidisme dapat
menyebabkan degenerasi serabut otot skelet dan bembesarang jantung.
Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya , disertai dengan banya hyperplasia dan lipatan – lipatan sel - sel
folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan
iodium radioaktif menunjukkan bahwa kelenjar - kelenjar hiperplastik ini
mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5- 15 kali lebih besar daripada
normal.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini
mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Akan tetapi,, dari penelitian
dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan bahwa pada sebagian besar
penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil dari normal,
dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar penderita dijumpai adanya
beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan kerja TSH yang ada dalam
darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang berikatan
dengan reseptor membrane yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan –
bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Antibody ini disebut immunoglobulin perangsang tiroid dan
disingkat TSI. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung
astu jam. Tingginya sekresi hormone tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya
juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis.
F.
MANIFESTASI KLINIK
Penderita hipertiroidisme yang sudah
berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas
(yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . Gejala yang sering ditemukan
pada penderita hipertiroid yakni :
1.
Umum :Berat badan turun, keletihan, apatis,
berkeringat, dan tidak tahan panas
2.
Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal
jantung, sinustakikardi, fibrilasi atrium, nadi kolaps.
3.
Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor,
koreoatetosis,psikosis, kelemahan otot, secara emosional mudah terangsang
(hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa khawatir, Serta tidak dapat
duduk diam .
4.
Gastrointestinal : penderita mengalami
peningkatan selera makan dan konsumsi makanan, penurunan berat badan yang
progresif, kelelahan oto yang abnormal, perubahan defekasi dengan konstipasi
atau diare, serta muntah.
5.
Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
6.
Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan
(flushing) dengan warnah salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak
serta basah.. namun demikian, pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak
kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial, rambut
tipis..
7.
Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8.
Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme
konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil,
penglihatan kabur.
G.
KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang
dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat
berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi,
selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat
besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid,
oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
H.
TES
DIAGNOSTIK
Untuk kasus hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang
tepat adalah dengan melakukan pengukuran langsung konsentrasi tiroksin bebas di
dalam plasma dengan menggunakan cara pemeriksaan radioimunologik yang tepat.Uji
lain yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. T3 serum
2. TSH rendah pada
hipertiroidisme
3. Ambilan radioaktif
iodium meningkat pada semua macam penyebab hipertiroidisme, kecuali
tiroiditis.pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodium selama
beberapa hari sebelum pemeriksaan.
I. PENATALAKSANAAN
Tujuan
pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat
antitiroid, digunakan dengan indikasi:
·
Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan
remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang
dan tirotoksikusis
·
Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
·
Persiapan tiroidektomi
·
Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
·
Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan
propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih
lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga
propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena
T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah
hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu.
Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis
dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar
T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil
Ada 3 macam obat yang di berikan
pada penderita hipertiroidisme, yaitu anti tiroid yang bias menekan sintesis
hormone tiroid, iodides untuk menghindari keluarnya hormone tiroid, dan antagonis
tiroid. Antagonis tiroid adala penyekat beta- adrenergic dan antagonis kalsium
yang menghalangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.
·
TERAPI
IODIUN RADIOAKTIF
Terapi RAI dengan IODIN – 131 sering
dipakai karena dapat di berikan kepada pasien yang berobat jalan. Dan juga
lebih aman bagi pasien yang yang bias menjadi rsiko tinggi utuk pembedahan,
terutama yang lansia.perbaikannya lebih cepat tampak dari pada obat antitiroid.
·
RADIASI
Berikut kewaspadaan teradap terapi
radiasi RAI
1.
Siram air toilet yang banyak setelah memakainya
2.
Tingkatkan asupan air untuk membantu eksresi RAI
3.
Alat makan,handuk,seprei harus tersendiri dan harus dicuci sendiri
4.
Tidur sendirian
5.
Hindari kontak badan yang lama
6.
Jangan menyusui bayi
7.
Tunda kehamilan 6 bulan setelah terapi
Untuk menegakkan diagnosa, perlu
dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya pembesaran
di daerah leher dan tes darah. Dalam tes darah, bila kadar thyroxine
stimulating hormone (TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien
terkena hipertiroid. Normalnya, kadar TSH 1-5 mikro-unit per liter.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
·
TERAPI UMUM
a.
Obat
antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio
urasil (PTU), karbimazol.
b.
Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien
berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
c.
Operasi
tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih
untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya
dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk
pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua
kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
d.
Terapi obat anti hipertiroid
Obat-obat
antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
1.
Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid.
Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa
cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek
sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih
(agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis
adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah
terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah
rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna
kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.
2.
Kalmethasone (mengandung zat
aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai
sebagai obat anti peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk
menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).
3.
Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar
dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk
mengobati tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun penggunaan
obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan
sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat
(takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120
kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu propranolol,
atenolol, ataupun verapamil.
·
TERAPI LAIN
Adapun pengobatan
alternatif untuk hipertiroid
adalah mengkonsumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses
metabolisme di dalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
·
DIET
Karena kebutuhan makanan meningkat
maka asupan nutrisi dan kalori perlu di tingkatkan dan di atur pola makannya.
·
AKTIVITAS
Penderita hipertiroidisme memerlukan
titah baring komplit dan perawatan di unit intensif.
J.
PATHWAY
HIPERTIROIDISME
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu
adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan oleh produksi TSH yang
berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi
kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita
penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang
drastic,nafsu makan meningkat,emosional,dsb.
B.
SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis
berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi
perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui seluk beluk
dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://mvzpry.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-hipertiroid.html
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ibu
H (35th) di rawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri di daerah leher anterior
dan terjadi inflamasi pada kelenjar tiroid. Keluarga mengatakan : klien
mengalami penurunan konsentrasi dan penurunan berat badan yang mencolok.
Kondisi saat ini klien gelisah,iritabel dan sulit untuk bersikap duduk tenang.
Hasil pemeriksaan TTV TD : 140/80 mmhg,
HR : 110x/mnt, RR : 28x/mnt ,Suhu :
38®C, terjadi peningakatan serum T3 dan T4. Klien terlihat selalu
berkeringat,kulit teraba hangat dan berwarna kemerahan,ektremitas teraba
dingin, mata terlihat menonjol seperti orang terkejut (exopthalmos), BB : 44 kg
Tb : 164 cm.
Data
Fokus
1.
Data
Subyektif
-
Ibu H (35 tahun) di rawat di rumah sakit
dengan keluhan nyeri di daerah leher anterior dan terjadi inflamasi pada
kelenjar tiroid
-
Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami penurunan konsentrasi dan penurunan berat badan yang mencolok
2.
Data
Obyektif
-
Kondisi pasien ini pasien gelisah,
iritabel, dan sulit untuk bersikap duduk tenang
-
TTV TD : 140/80 mmHg, HR : 110 x/menit,
RR : 28 x/menit S : 38°C
-
Terjadi peningkatan serum T3 dan T4
-
Pasien terlihat selalu berkeringat,
kulit terasa hangat dan berwarna kemerahan, ekstremitas teraba dingin, mata
terlihat seperti orang terkejut (exopthalamus)
-
BB : 44 Kg TB : 164 Cm
1. Analisa Data
NO
|
Problem
|
Etiologi
|
Symptom
|
1.
|
Nyeri Akut
|
Agens cidera fisik
akibat inflamasi pada kelenjar tiroid
|
DS : - Ibu H (35 th) di
rawat di RS dengan keluhan nyeri di leher anterior dan terjadi inflamasi pada
kelenjar tiroid
-
Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami penurunan konsentrasi
DO : - Kondisi saat
ini pasein gelisah dan sulit untuk bersikap duduk tenang
-
TTV TD: 140/80 mmHg, HR : 110
x/menit, RR : 28 x/menit S : 38°C
-
Pasien terlihat selalu
berkeringat
P : Inflamasi pada
kelenjar tiroid
Q : -
R : Leher anterior
S : -
T : -
|
2.
|
Ketidakseimbanagn
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Ketidakmampuan
mengabsorpsi makalan akibat hipermetabolisme dari kelenjar tiroid
|
DS : - Keluarga
pasien mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan yang mencolok
DO : - BB : 44 Kg TB
: 164 Cm
-
Peningakatan T3 dan T4
|
3.
|
Kekurangan volume
cairan
|
Kehilangan volume
cairan akibat inflamasi dari kelenjar tiroid
|
DS : - Keluarga
pasien mengatakan pasien mengalami penurunan BB secara mendadak
DO : - TTV Suhu :
38°C, HR : 110 x/mnt RR : 28x/mnt
|
4.
|
Hipertermi
|
Peningakatan laju
metabolisme akibat inflamasi dari kelenjar tiroid (hipertiroid)
|
DS : -
DO : -TTV S : 38 °C,
RR : 28x/mnt, HR : 110 X/mnt
-
Kulit terasa hangat, iritabel
-
Kulit bewarna kemerahan
|
5.
|
Ketidakefektifan pola
nafas
|
Hiperventilasi akibat
dari hipermetabolisme kelenjar tiroid
|
DS : - Ibu H (35th)
di rawat di RS dengan inflamasi pada kelenjar tiroid
DO : - RR : 28x/menit
|
3.
Prioritas
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan
pola nafas berhubunagan dengan Hiperventilasi akibat dari hipermetabolisme
kelenjar tiroid di tandai dengan :
DS : - Ibu H (35th) di rawat di RS dengan inflamasi pada
kelenjar tiroid
DO : - RR : 28x/menit
2. Kekurangan
volume cairan berhubunagan dengan Kehilangan volume cairan akibat inflamasi
dari kelenjar tiroid di tandai dengan :
DS : -
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan BB secara mendadak
DO : - TTV Suhu : 38°C, HR : 110 x/mnt RR : 28x/mnt
3.Nyeri Akut berhubungan dengan Agens cidera fisik
akibat inflamasi pada kelenjar tiroid di tandai dengan :
DS : - Ibu H (35 th) di rawat di RS dengan keluhan
nyeri di leher anterior dan terjadi inflamasi pada kelenjar tiroid
- Keluarga
pasien mengatakan pasien mengalami penurunan konsentrasi
DO : - Kondisi saat ini pasein
gelisah dan sulit untuk bersikap duduk tenang
- TTV
TD: 140/80 mmHg, HR : 110 x/menit, RR : 28 x/menit S : 38°C
- Pasien
terlihat selalu berkeringat
P : Inflamasi pada kelenjar tiroid
Q : -
R : Leher anterior
S : -
T : -
4. Hipertermi
berhubungan dengan Peningakatan laju metabolisme akibat inflamasi dari kelenjar
tiroid (hipertiroid) di tandai dengan :
DS : -
DO : -TTV S : 38 °C, RR : 28x/mnt, HR : 110 X/mnt
- Kulit
terasa hangat, iritabel
Kulit bewarna kemerahan
5. Ketidakseimbanagn
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunagn dengan Ketidakmampuan
mengabsorpsi makalan akibat hipermetabolisme dari kelenjar tiroid di tandai
dengan :
DS : -
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan berat badan yang mencolok
DO : - BB : 44 Kg TB : 164 Cm
Peningakatan T3 dan T4.
4.
Intervensi
Hari/tgl
jam
|
NO.DX
|
NOC
|
NIC
|
Rasional
|
TTD
|
Selasa
18/12/12
Jam
: 21.00
|
|
Setelah
di lakuakan tindakan keperawatan selama 1x24jam Hipertermi akibat inflamasi
pada kelenjar tiroid dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Thermoregulation
0800
-
Suhu bisa kembali normal
(34,6-37,4°C) (skala 4)
-
Iritabilitas bisa teratasi (skala
2)
-
Warna kulit bisa kembali normal (cokelat) (skala 3)
-
Respiratory kembali normal
16-24x/mnt (skala 4)
-
Denyut nadi kembali normal
(60-100x/mnt) (skala 4)
-
Suhu kulit menurun (teraba normal
)(skala 4)
|
-
Termoregulasi
-
- monitor suhu setiap 2 jam
sekali,dengan benar
-
- monitor tekanan darah,denyut
nadi dan pernafasan dengan benar
-
- monitor warna dan suhu kulit
- Gunakan selimut kasur
hanagat-dingin untuk menyesuaikan suhu tubuh
- Ajarkan
indikasi dari hipertermi dan penatalaksanaan darurat dengan benar (di
kompres)
- Kolaborasiakan
dengan dokter untuk memberikan obat antipiretik (paracetamol) dengan dosis :
250mg di minum 1x/8jam
|
Untuk
menegtahui sejauh mana suhu bisa kembali normal
Untuk
mengetahui TTVnya sudah kemabali normal atau belum
Agar
mengetahui apakah suhu dan warna kulit sudah kembali ke normal atau belum
Karena
selimut yang dingin bisa membantu penurunan suhu yang tinggi,dan sebaliknya
Agar
pasien atau keluarga bisa melakuakan tindakan darurat apabila hipertermi
tiba-tiba muncul
Agar
suhu pasien cepat turun dan
|
|
5.Implementasi
Hari/tgl jam
|
No.Dx
|
Implementasi
|
Respon
|
TTD
|
Selasa 18/12/12
Jam 22.00
Jam 23.00
Jam 23.00
Jam 00.30
Jam 02.00
|
|
-
Memonitor suhu setiap 2 jam
sekali dengan benar
-
Memonitor tekanan darah,denyut
nadi dan pernafasan dengan benar
-
Memonitor warna kulit dan suhu
kulit
Menggunakan selimut hangat-dingin
untuk menyesuaikan suhu tubuh
Mengajarkan kepada pasien dan keluarga
untuk indikasi dari hgipertermi dan penatalaksanaan darurat dengan benar (di
kompres)
Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
memberikan obat antipiretik (paracetamol) dengan dosis 250mg di minum 1x/8jam
|
DS : -pasien mengatakan nyeri agak
hilang
DO :-pasien terlihat tidak gelisah dan
suhunya turun menjadi 37°C
DS : - pasien terlihat sudah tidak
gelisah lagi
DO :-TTV : TD: 130/70mmHg,Hr : 95x/mnt
RR : 22x/mnt
DS : -pasien mengatakan lebih nyaman
DO :-kulit terlihat sudah kembali
normal,tidak iritabel,dan jika di palpasi sudah tidak terasa hangat lagi
DS :-pasien mengatakan lebih nyaman
dengan selimut dingin
DO : -kulit pasien teraba dingin
-suhu 36,8°C
-tidak tampak kemerahan pada kulit
pasien
DS:-pasien dan keluarga mengatakan
bisa melakukan nya
DO :-keluarga terlihat bisa melakukan
penatalaksanaan hipertermi darurat dengan benar
DS:-pasien mengatakan sudah meminum
obat paracetamol dan mengatakan rasanya enak
DO:-suhu pasien 36°C
-tidak terjadi iritabel
-warna kulit kembali normal
|
|
5.Evaluasi
S
: - pasien mengatakan nyeri hilang dan merasa lebih nyaman
- Keluarga
mengatakan bisa melakuakan penatalaksaan hipertermi darurat (kompres) dengan
benar
O
: - pasein pasien terlihat tidak gelisah :-TTV : TD: 130/70mmHg,Hr : 95x/mnt RR
22x/mnt
Kulit sudah kembali normal dan teraba
tidak hangat lagi,tidak ada iritabel
A
: Intervensi tercapai
P
: lanjutkan intervensi kolaborasikan dengan dokter untuk memberikan obat
antipiretik (paracetamol) dengan dosis 250mg di minum 1x/8jam