Jumat, 20 April 2012

MAKALAH SISTEM KERJA JANTUNG

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II
ANATOMI KARDIOVASKULAR
Dosen : Dr. Rifky
LOGO STIKES NEW                      






                                                Disusun Oleh ; Kelas E KP II
1.     Amona Ratna Ayu Maya Sari (04.11.2979)
2.     Florentina Meti                          (04.11.2990)
3.     Helena Lipat Ola                       (04.11.2992)
4.     Ince Fadhilla                               (04.11.2998)


KONSENTRASI INSTRUMEN DAN OPERATOR BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012

KATA PEGANTAR

                  Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah Nya maka makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa kepada Nabi Muhammad atas limpahan rahmatNya yang kita nantikan di yaumul akhir nanti. Kepada Dr.Rifky selaku dosen mata kuliah IDK II anatomi atas bimbingannya maka makalah ini telah terselesaikan.
            Makalah ini berisi tentang bab sistem kardiovaskular yang meliputi struktur jantung, kardiak output, konduksi jantung, siklus jantung dan pengaturan tekanan darah. Yang akan di gunakan sebagai pembelajaran keperawatan pada semester II ini.
            Makalah ini penting karena sebagai Tugas mata kuliah anatomi dan sebagai dasar untuk kita belajar ilmu keperawatan.
             Kami  menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik an saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membentu dalam pembuatan makalah ini, dan semoga bermafaat. Terima Kasih


                                                                                                            Yogyakarta, April 2012

                                                                                                                          Penyusun


DAFTAR ISI

Cover  …………………………………………………………………………………….   .i           
Kata Penantar           ……………………………………………………………………..  ii           
Daftar isi        ……………………………………………………………………………..  iii           
            BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang    ……………………………………………………………………..  4           
1.2 Tujuan      ……………………………………………………………………………..  4           
1.3 Rumusan Masalah           ……………………………………………………………..  4
            BAB II DASAR TEORI
2.1   Struktur jantung dan pembuluh darah  …………………………………        6
2.2 Kardiak output      ……………………………………………………………………….8
2.1       Sistem konduksi jantung           ……………………………………………………….8
2.2       Silkus Jantung    …………………………………………………………………….   11
2.4 Penganturan tekanan darah       ……………………………………………………    12

            BAB III PEMBAHASAN
3.1   Struktur jantung dan pembuluh darah  ………………………………………14
3.2  Kardiak output      ……………………………………………………………………….18
3.3  Sistem konduksi jantung ……………………………………………………….21
3.4  Silkus Jantung      …………………………………………………………………….   22
3.5 Penganturan tekanan darah       ……………………………………………………    24
BAB IVPenutup
4.1 Kesimpulan        …………………………………………………………………………26
4.2 saran         …………………………………………………………………………………26
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
     Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. 
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium yang mengumpulkan darah  dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi
utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan
tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi
tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh
tubuh dan memompanya ke  dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.

     Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh.
     Berat jantung orang dewasa laki-laki 300-350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal
     Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. 
Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan basal jantung.
Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah.
     Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap inferior surface jantungdan garis yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke border jantung kanan. 
    

1.2   Tujuan
1.     Mengetahui struktur jantung dan fungsi nya
2.     Mengetahui siklus peredaran darah
3.     Mengetahui sistem konduksi jantung
4.     Mengetahui tentang cardiac output jantung
5.     Mengetahui bagaimana cara mengatur tekanan darah

1.3   Rumusan Masalah
1.     Bagaimana cara mengataui pengatur tekanan darah
2.     Apa yang di maksud dengan cardiac output
3.     Bagaimana siklus peredaran darah dan konduksi jantung
4.     Apa manfaat untuk kita setelah mempelajari sistem cardiovascular 










BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sruktur Jantung dan Pembuluh Darah
A. RUANG JANTUNG

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
1.      Atrium
a.      Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.
b.     Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.
 Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2.     Ventrikel
a.        Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
b.      Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

B. KATUP JANTUNG

1.     Katup Atrioventrikuler
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.
2.        Katup Semilunar
Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan.
Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
3.     Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.

C. PEMBULUH DARAH
Terdapat tiga macam pembuluh darah, yaitu:
1.     Pembuluh nadi atau arteri, yaitu pembuluh yang mengangkut darah
dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta,
arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung
berhubungan dengan jantung. Arteri adalah cabang dari aorta,
sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan
kapiler.
2.      Pembuluh balik atau vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah
dari seluruh organ tubuh menuju ke jantung. Vena dibedakan menjadi
venule, vena, dan vena cava. Venule adalah pembuluh balik yang
berhubungan dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule,
sedangkan vena cava adalah pembuluh balik besar yang langsung
berhubungan dengan jantung.
3.      Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan
arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang
dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi
             pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida jaringan.
2.2  Kardiak Output
Jantung output (Q atau \ Dot Q_ {c} atau CO) adalah volume darah yang dipompa oleh jantung , khususnya oleh kiri atau kanan ventrikel dalam interval waktu satu menit. CO dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya dm 3 / menit (1 dm 3 sama dengan 1000 liter cm 3 atau 1) Q adalah selanjutnya jumlah gabungan output dari ventrikel kanan dan output dari ventrikel kiri selama fase. sistol jantung.Sebuah rata-rata curah jantung istirahat akan menjadi 5,6 L / menit untuk manusia laki-laki dan 4,9 L / menit untuk perempuan. [1]
Q = Volume Stroke × Denyut jantung

2.3  Sistem Konduksi Jantung
            Saraf pada jantung membentuk beberapa simpul saraf jantung. Simpul
saraf tersebut adalah sebagai berikut:
a) simpul Keith-Flack atau Nodus Sino Aurikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada dinding serambi, diantara vena yang
masuk ke serambi kanan.
b) simpul Tawara atau Nodus Atrioventrikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada sekat antara serambi dan bilik.
c) berkas His.
Berkas His berupa serabut saraf yang merupakan kelanjutan dari
simpul tawara. Serabut saraf dari berkas His ini terdapat pada sekat
antara bilik dan bercabang-cabang ke otot jantung dinding
ventrikel.
Jantung merupakan organ tubuh yang tersusun dari serabut otot yang membentuk empat ruangan, seperti terlihat dalam Gambar 1. Ruangan yang atas disebut atrium (kanan dan kiri) dan yang bawah disebut ventrikel (kanan dan kiri). Diantara atrium dan ventrikel terdapat katup (valve) yaitu trikuspid dan Mitral. Katup tersebut dapat dilewati darah hanya dalam satu arah saja yaitu dari atrium ke ventrikel. Atrium kanan berhubungan denganvena cava (superior dan inferior) dan berfungsi menampung darah dari seluruh tubuh. Atrium kiri berhubungan dengan pulmonary vein dan berfungsi menampung darah dari paru-paru. Ventrikel kanan berhubungan dengan pulmonary artery melalui pulmonary valve, berfungsi menampung darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri terhubung ke aorta melalui aortic valve, berfungsi menampung darah dari atrium kiri dan memompakannya ke seluruh tubuh.
Jantung berfungsi memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Cara jantung memompa darah adalah dengan melakukan kontraksi secara bergantian antara atrium dan ventrikel, dengan irama yang teratur dan terus menerus sepanjang hidup. Bekerjanya jantung didukung oleh dua sistem yang ada dalam jantung yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi.
Sistem konduksi diperlihatkan dalam Gambar 2 dan berfungsi mengatur kerja jantung melalui sistem kontraksi. Cara pengaturan kerja jantung dapat diuraikan sebagai berikut. Simpul SA membangkitkan impuls dengan rate normal sekitar 70 bpm (beat per menit). Impuls ini melalui bachmann’s bundle disebarkan ke seluruh dinding atrium, sehingga membuat sel-sel dalam dinding atrium mengalami depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti oleh kontraksi atrium.
Gambar-2.-Sistem-konduksi-jantung
Gambar 2. Sistem konduksi jantung
Dari atrium, impuls diteruskan ke Simpul AV melalui internodal fiber. Di dalam Simpul AV, impuls mengalami penundaan sekitar 100 ms yang fungsinya memberikan waktu kepada atrium untuk menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Dari Simpul AV, impuls diteruskan ke Bundle of His, ke Left dan Right Bundle branches, dan menyebar ke seluruh dinding ventrikel melalui Purkinje fibers. Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel membuat ventrikel mengalami depolarisasi yang kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikel. Setelah itu proses berulang kembali dimulai dari Simpul SA.
Dari proses kerja jantung tersebut terlihat bahwa Simpul SA membangkitkan impuls-impuls dengan ritme yang teratur. Simpul SA dapat membangkitkan impuls karena sel-selnya mempunyai otomatisitas. Otomatisitas ini terjadi karena sel-sel tersebut mempunyai potensial istirahat yang nilainya kurang negatif, yaitu antara -60 mV sampai -70 mV. Potensial membran yang kurang negatif ini membuat penutupan yang tidak penuh pada kanal sodium terpicu-tegangan. Akibat penutupan yang tidak penuh ini ion sodium masih dapat masuk ke dalam membran sel melalui kanal ini, yang membuat potensial istirahat membran (yaitu fase 4 depolarisasi) tidak konstan. Potensial ini menjadi semakin kurang negatif (potensial membran naik menuju nol), seperti terlihat dalam Gambar 3.
Gambar-3.-Potensial-membran-sel-pacemaker.-MDP-maximum-negative
Gambar 3. Potensial membran sel pacemaker. MDP (maximum negative diastolik potential) – potensial diastolik negatif maksimum, TP (threshold potential) – potensial ambang
Semakin kurang negatifnya potensial membran membuat konduktivitas membran terhadap ion sodium menjadi semakin tinggi sehingga aliran ion sodium ke dalam sel menjadi semakin cepat hingga dicapai potensial ambang (trheshold), yaitu sekitar -40 mV. Bila sel-sel dalam Simpul SA telah mencapai potensial ambang maka kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan terbuka dan terjadilah proses depolarisasi yang disebut dengan depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan inilah yang membangkitkan impuls potensial aksi yang selanjutnya dihantarkan ke atrium maupun ke ventrikel.
Disamping Simpul SA, masih ada beberapa bagian lain dalam sistem konduksi yang sel-selnya juga mempunyai kemampuan melakukan depolarisasi spontan. Bagian-bagian itu adalah Simpul AV, Bundle of His, Bundle branches, dan Purkinje fibers. Perbedaannya dengan sel di Simpul SA adalah rate impuls yang dibangkitkan lebih rendah dibandingkan rate yang dibangkitkan Simpul SA. Rate yang dibangkitkan Simpul SA berkisar antara 60 sampai 100 bpm, sedang yang dibangkitkan di tempat lain dalam sistem konduksi adalah antara 50 dan 60 bpm di Simpul AV, Bundle of His, Bundle branches, dan antara 30 dan 40 bpm di Purkinje fibers.


2.4 Siklus Jantung
Siklus jantung
Dalam kerja memompa darah, jantung berdenyut secara terus-menerus
sejak embrio berumur 25 hari sampai seseorang meninggal dunia. Sekali
denyut, mulai dari pemompaan darah hingga memompa berikutnya
disebut siklus jantung. Secara sederhana siklus pemompaan darah oleh
jantung berlangsung sebagai berikut:
1) otot jantung berelaksasi, semua klep jantung dalam keadaan menutup.
Darah masuk kedalam atrium dari pembuluh balik.
2) klep berdaun tiga dan klep berdaun dua membuka. Darah mengalir
dari serambi ke bilik. Aliran darah ini diperkuat oleh mengecilnya
ruang serambi. Hal ini disebabkan oleh berkontraksinya dinding
serambi.
3) dinding bilik berkontraksi. Bersamaan dengan itu, klep berdaun dua
dan berdaun tiga menutup. Tetapi klep semilunaris membuka sehingga
tekanan darah dalam bilik meningkat.
4) darah mengalir dengan kuat dari bilik menuju aorta. Bersamaan
dengan ini dinding serambi mengembang sehingga darah masuk
keserambi dari vena.
Seluruh proses tersebut berlangsung kurang dari satu detik. Bila kita
mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop, suara detaknya terdengar
ganda. Yang pertama adalah bersamaan dengan menutupnya klep antara
serambi dan bilik, sedangkan yang kedua adalah bersamaan dengan
menutupnya klep semilunaris.
2.5 Pengaturan Tekanan Darah
Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehinga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.
Tingkat tekanan darah merupakan suatu sifat kompleks yang ditentukan oleh interaksi berbagai faktor genetik, lingkungan dan demografik yang mempengaruhi dua variabel hemodinamik: curah jantung dan resistensi perifer total. Total curah jantung dipengaruhi oleh volume darah, sementara volume darah sangat bergantung pada homeostasis natrium. Resistensi perifer total terutama ditentukan di tingkat arteriol dan bergantung pada efek pengaruh saraf dan hormon. Tonus vaskular normal mencerminkan keseimbangan antara pengaruh vasokonstriksi humoral (termasuk angiotensin II dan katekolamin) dan vasodilator (termasuk kinin, prostaglandin dan oksida nitrat). Pembuluh resistensi juga memperlihatkan autoregulasi; peningkatan aliran darah memicu vasokonstriksi agar tidak terjadi hiperperfusi jaringan. Faktor lokal lain seperti pH dan hipoksia, serta interaksi saraf (sistem adrenergik α- dan β-), mungkin penting.
Ginjal berperan penting dalam pengendalian tekanan darah, sebagai berikut :
  1. Melalui sistem renin-angiotensin, ginjal mempengaruhi resistensi perifer dan homeostasis natrium. Renin yang dikeluarkan oleh sel jukstaglomerulus ginjal mengubah angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II olehangiotensin-converting enzyme (ACE). Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi perifer (efek langsung pada sel otot polos vaskular) dan volume darah (stimulasi sekresi aldosteron, peningkatan reabsorpsi natrium dalam tubulus distal).
  2. Ginjal juga menghasilkan berbagai zat vasodepresor atau antihipertensi (termasuk prostaglandin dan nitrat oksida) yang mungkin melawan efek vasopresor angiotensin.
  3. Bila volume darah berkurang; laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate = GFR) turun sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi natrium oleh tubulus proksimal sehingga natrium ditahan dan volume darah meningkat.
  4. Faktor natriuretik yang tidak bergantung pada laju filtrasi glomerulus, termasuk peptida natriuretik atrium, disekresikan oleh atrium jantung sebagai respons terhadap ekspansi volume, menghambat reabsorpsi natrium di tubulus distal dan menyebabkan vasodilatasi.
  5. Bila fungsi ekskresi ginjal terganggu, mekanisme kompensasi yang membantu memulihkan keseimbangan elektrolit dan cairan adalah peningkatan tekanan arteri.











BAB III
PEMBAHASAN
A.    Anatomi jantung
• Jantung adalah organ berongga
• Memiliki 4 ruang (ventrikek kiri,
ventrikel kanan, atrium kiri, atrium kanan).
• Terletak diantara kedua paru-paru
• 2/3 bagian terletak di sebelah kiri garis midsternal.
• Dilindungi oleh mediastinum.
• Ukurannya lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
• Bentuknya seperti kerucut tumpul.
• Ujung atas yang lebar(dasar) mengarah ke bahu kanan.
• Ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
• Atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kiri, ventrikel kanan.
• Sulkus koronarius adalah alur yang membatasi atrium dan ventrikel
• Sulkus ini dilalui oleh pangkal a.koronaria kiri, a.koronaria kanan, kanan, dan sinus koronarius
• Aurikula kanan
• Aurikula kiri
• Perlekatan perikardium
• Atrium kanan menerima v.kava superior, v.kava inferior, dan sinus koronarius.
• Sinus koronarius menerima hampir semua vena yang berasal dari otot jantung.
• Septum interatriorum
• Fossa / foramen ovale berada di septum interatriorum
• Mm.pektinati berupa balok otot di dinding aurikula.
• Darah didorong ke ventrikel kanan melalui ostium atrioventrikulare kanan
• katup trikuspidalis berada di ostium atrioventrikulare kanan

• Katup trikuspidalis
• Katup pulmonalis berada di pangkal trunkus pulmonalis
• Katup bikuspidalis berada di ostium atrioventrikulare kiri
• Katup aorta berada di pangkal aorta

B.    Histologi sistem kardiovaskuler

Histologi jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat tight/occluding junction dan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.Miokardium, terdiri dari otot polos.

Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF ( Atrial Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi.Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls.

Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardial dan perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epitel selapis pipih). Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf serta ganglia. Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.

C.    Histologi Pembuluh Darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. kapiler
b. arteri
c. vena

a. Kapiler
• Merupakan selapis sel endotel
• Terdapat 2 jenis:
- kapiler fenestra
- kapiler kontinu
• Fungsi: pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel.

b. Arteri
1. Arteriol
• Tunika intima
- selapis endotel.
- jaringan sub-endotel tipis, kadang tidak ada.
- sabut elastis belum berupa membrana elastika.
• Tunika media
- 2-5 lapis otot polos.
2. Arteri kecil
• Tunika intima
- selapis endotel.
- jaringan sub-endotel tidak jelas.
- membrana elastika interna jelas.
• Tunika media
- 6-40 lapis otot polos.
• Tunika adventitia
- membrana elastika eksterna belum tampak.
- terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung sabut-sabut elastis yang teranyam kendor.
3. Arteri sedang
• Tunika intima
- selapis endotel.
- membrana elastika interna jelas.
• Tunika media
- lapisan otot polos sangat tebal à arteri muscular.
• Tunika adventitia
- jaringan ikat kendor.
- membrana elastika eksterna +.
4. Arteri besar
• Tunika intima
- Endotel: Terdiri atas epitel selapis pipih.
- Subendotel: Terdiri atas jaringan fibro elastis.
- Anyaman sabut elastis (+): Bila lapisannya tebal.
- Merupakan bentukan berkelok-kelok seperti cacing yang terdiri atas kumpulan.
- sabut-sabut elastis.
• Tunika media
- otot polos 40-60 lapis berselang-seling dengan fenestrated membran.
• Tunika adventitia
- vasa & nervi vasorum +.

c. Vena
Dinding tipis à tekanan 1/10 arteri.
Jaringan elastis konstan karena aliran darah vena konstan.
Katup +.
Mudah direnggangkan sehingga dapat berfungsi sebagai reservoir.
Dinding vena tampak kendor.
Tunika media tidak berkembang.
Tunika adventitia lebih tebal & dominan.
1. venule
Tunika intima
- Selapis endotel.
Tunika media
- Tipis, 1-3 lapis otot polos.
Tunika adventitia
- Relatif tebal.
Diagnosa vena tergantung arteri pasangan.
2. Vena kecil & vena sedang
Tergantung arteri pasangan.
3. Vena besar
Tunika intim
- Selapis endotel.
- Jaringan subendotel agak tebal, kadang sabut otot polos membujur.
Tunika media
- Tipis, kadang .
Tunika adventitia
- Paling tebal, otot polos membujur.
- Membrana elastika eksterna .
D. Kerja jantung
Bila serambi jantung mengembang, jantung akan mengisap darah masukke serambi dari pembuluh balik. Serambi kanan menarik darah dari vena
cava superior dan vena cava inferior, sedangkan serambi kiri menarik
darah vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru.
Bersamaan masuknya darah keserambi kanan, simpul keith-flack
terangsang. Rangsangan diteruskan ke simpul Tawara. Bersamaan dengan
ini, otot dinding serambi berkontraksi sehingga ruangan serambi
mengucup. Begitu impuls dari keith-flack sampai disimpul Tawara, maka
katup antara serambi dan bilik terbuka, darah mengalir ke bilik. Sementara
itu, impuls saraf diteruskan ke berkas his. Setelah darah masuk ke dalam
ventrikel, klep antara atrium dan bilik menutup. Sesampainya rangsangan
di miokardium bilik, maka berkontraksilah dinding bilik. Akibatnya,
ruangan bilik menguncup. Tekanan ruangan dalam bilik maximum disebut

tekanan sistole. Pada waktu sistole, darah terpompa ke aorta. Setelah darah
terpompa keaorta, dinding bilik berelaksasi. Ruangan jantung membesar
maximum sehingga tekanannya menjadi minimum. Tekanan terendah
dalam ruangan jantung akibat otot jantung berelaksasi disebut diastole.
3.2  Kardiak Output
Karena jantung adalah 'permintaan pompa, yang memompa darah apa pun yang datang kembali ke dalamnya dari sistem vena, adalah efektif jumlah darah kembali ke jantung yang menentukan berapa banyak darah jantung memompa keluar (Q). Hal ini, pada gilirannya, dikendalikan terutama oleh kebutuhan oksigen oleh sel-sel tubuh dan kapasitansi dari sistem arterio-vena. Jika tubuh memiliki kebutuhan oksigen tinggi metabolisme maka arus metabolik yang dikendalikan melalui jaringan meningkat, menyebabkan aliran darah yang lebih besar kembali ke jantung. Ini juga dimodifikasi oleh fungsi pembuluh tubuh saat mereka aktif rileks dan berkontraksi sehingga peningkatan dan penurunan resistensi terhadap aliran.
Ketika Q meningkatkan dalam individu yang sehat tetapi tidak terlatih, sebagian besar peningkatan dapat dikaitkan dengan peningkatan denyut jantung (HR). Perubahan postur tubuh, meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik, dan penurunan aktivitas sistem saraf parasimpatis juga dapat meningkatkan curah jantung. HR dapat bervariasi dengan faktor sekitar 3, antara 60 dan 180 denyut per menit, sedangkan stroke volume (SV) dapat bervariasi antara 70 dan 120 ml, faktor hanya 1,7. [2] [3] [4]
Sebuah parameter yang terkait dengan SV adalah penyemburan Fraksi (EF). EF adalah fraksi darah yang dikeluarkan oleh ventrikel kiri (LV) selama fase kontraksi atau pengusiran dari siklus jantung atau sistol. Sebelum awal sistol, LV penuh dengan darah untuk kapasitas dikenal sebagai Volume diastolik Akhir (EDV) selama fase mengisi atau diastole. Selama sistol, kontrak LV dan menyemburkan darah hingga mencapai kapasitas minimum yang dikenal sebagai Volume Akhir Sistolik (ESV), tidak kosong sepenuhnya. Jelas EF tergantung pada EDV ventrikel yang mungkin berbeda dengan penyakit yang berhubungan dengan ventrikel dilatasi ventrikel. Bahkan dengan dilatasi LV dan gangguan kontraksi Q mungkin tetap konstan karena peningkatan EDV.
Volume stroke (SV) = EDV - ESV
Fraksi ejeksi (EF) = (SV / EDV) × 100%
Keluaran jantung (Q) = SV × SDM
Jantung Index (CI) = Q / Area Permukaan Tubuh (BSA) = SV × HR / BSA
HR adalah Heart Rate, yang dinyatakan sebagai BPM (Beat Per Minute)
BSA adalah Tubuh Luas Permukaan dalam meter persegi.
Penyakit pada sistem kardiovaskular sering dikaitkan dengan perubahan Q, khususnya penyakit pandemi hipertensi dan gagal jantung. Penyakit jantung dapat dikaitkan dengan Q peningkatan seperti yang terjadi selama infeksi dan sepsis, atau dikurangi Q, seperti pada kardiomiopati dan gagal jantung. Kemampuan untuk secara akurat mengukur Q adalah penting dalam kedokteran klinis karena menyediakan untuk diagnosis peningkatan kelainan, dan dapat digunakan untuk memandu manajemen yang tepat. Q pengukuran, jika itu akurat dan non-invasif, akan diadopsi sebagai bagian dari setiap pemeriksaan klinis dari pengamatan umum untuk ruang perawatan intensif, dan akan menjadi yang biasa seperti pengukuran tekanan darah sederhana sekarang. Praktek seperti itu, jika diadopsi, dapat merevolusi pengobatan penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi dan gagal jantung. Ini adalah alasan mengapa Q pengukuran sekarang menjadi penelitian penting dan fokus klinis dalam pengobatan kardiovaskular.
sunting ]Mengukur curah jantung
Sirkulasi adalah fungsi kritis dan variabel fisiologi manusia dan penyakit. Pengukuran yang akurat dan non-invasif dari Q adalah metode terbaik dari penilaian kardiovaskular. Hal ini memungkinkan pemantauan terus menerus sirkulasi pusat dan memberikan wawasan ditingkatkan menjadi normal, patofisiologi fisiologi dan pengobatan untuk penyakit. Metode invasif yang diterima dengan baik, tetapi ada bukti bahwa metode ini tidak akurat dan efektif dalam membimbing terapi, sehingga ada meningkatnya fokus pada pengembangan non-invasif metode. [5] [6] [7]
Ada sejumlah metode klinis untuk pengukuran Q mulai dari kateterisasi intracardiac langsung ke non-invasif pengukuran denyut nadi arteri. Setiap metode memiliki kekuatan unik dan kelemahan dan perbandingan relatif dibatasi oleh tidak adanya pengukuran secara luas diterima "standar emas" Q juga dapat dipengaruhi secara signifikan oleh fase respirasi;. Intra-toraks perubahan tekanan diastolik mempengaruhi mengisi dan karena itu Q. Hal ini sangat penting selama ventilasi mekanik di mana Q dapat bervariasi hingga 50% di seluruh siklus pernapasan tunggal Q karena itu harus diukur pada titik-titik merata spasi lebih dari satu siklus atau setara dengan beberapa siklus..
Jantung Output dan Respirasi
Q dipengaruhi oleh fase pernapasan dengan intra-toraks mempengaruhi perubahan tekanan pengisian jantung diastolik dan karena T. Bernapas dalam mengurangi tekanan intra-toraks, mengisi jantung dan meningkatkan Q, sementara napas keluar meningkatkan tekanan intra-toraks, mengurangi jantung mengisi dan T. Respon pernafasan disebut variasi stroke volume dan dapat digunakan sebagai indikator kesehatan jantung dan penyakit. Perubahan pernapasan yang penting, khususnya selama ventilasi mekanis, dan Q karenanya harus diukur pada fase didefinisikan dari siklus pernapasan, biasanya akhir ekspirasi.

3.3  Sistem Konduksi Jantung
Jantung terletak di cavum thoracica, tepatnya di mediastinum media, posterior terhadap korpus sterni dan cartilago costa II-VI. Didalamnya, jantung dilapisi oleh pericardium yang merupakan kantung fibroserosa. Fungsinya adalah untuk membatasi pergerakan jantung dan menyediakan pelumas sehingga bagian-bagian jantung yang berbeda dapat berkontraksi. Morfologi jantung pada manusia dewasa mepunyai ukuran panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, diameter antero-posterior 6 cm. Pada pria, jantung memiliki massa 340-380 gr dan pada wanita 230-280 gr. Jantung memiliki bagian atas yang lebar (basis jantung) yang mengarah ke bahu kanan dan bagian bawah mengerucut (apex jantung) yang mengarah ke panggul kiri. Dinding jantung terdiri dari lapisan tebal yang terdiri dari luar ke dalam yaitu epikardium, miokardium, dan endokardium. Jantung dibagi oleh septa vertical menjadi empat ruang: atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra, dan ventrikel sinistra. (Lab. Anatomi Unissula, 2009)
Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk (1) mencetuskan impuls-impuls listrik ritmis yang menyebabkan kontraksi ritmis otot jantung, dan (2) menghantarkan impuls. Didalam atrium ada nodus sinus. Nodus Sinus (nodus sinoatrial atau sinus SA) merupakan bagian otot jantung yang khusus, kecil, tipis dan berbentuk elips, lebar ± 3mm, panjang 15mm, dan tebal 1mm. Nodus ini terletak di dalam dinding postero-lateral superior dari atrium kanan tepat dibawah dan sedikit lateral dari lubang vena cava superior. Serabut-serabut nodus ini hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil dan hanya berdiameter 3-5 mikrometer. Namun serabut nodus sinus secara langsung berhubungan serabut otot atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai di nodus SA akan segera menyebar ke dinding otot atrium. Nodus atrioventrikular (Nodus AV) terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat dibelakang katup trikuspid. (Guyton, 2008)
Eksitasi jantung normal berasal dari nodus sinus yang berfungsi sebagai pace maker tempat impuls ritmis yang normal dicetuskan; jalur internodus yang menghantarkan impuls dari nodus sinus menuju ke nodus AV; Nodus AV, tempat impuls dari atrium mengalami perlambatan sebelum masuk ke ventrikel; berkas AV, yang menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel, kedua cabangnya (tawara) atau (cabang-cabang berkas serabut Purkinje kiri dan kanan). eksitasi yang mencapai serabut purkinje akan diteruskan ke miokardium ventrikel. Di dalam miokardium, eksitasi menyebar dari endokardium ke epikardium dan dari apeks ke basal. (Guyton, 2008; Silbernagle, 2007)
Dalam eksitasi nodus SA terdapat penundaan waktu ke nodus AV dan sistem berkas AV sekitar 0,16 detik, sebelum akhirnya sinyal eksitasi menyebabkan kontraksi otot ventrikel. Hal ini (penundaan) terjadi karena hilangnya sejumlah gap junction diantara se-sel yang saling berderet dalam jalur konduksi sehingga terdapat resistensi terhadap konduksi ion-ion yang tereksitasi dari satu serabur ke serabut lainnya. Sistem konduksi ini diatur sedemikian rupa untuk memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan darah kedalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai. (Guyton, 2008)
3.4 Siklus Jantung
Siklus Jantung
    Jantung berdenyut secara otomatis, kita dapat memahami fisologi jantung dengan pemahaman siklus tunggal jantung, yaitu, semua peristiwa yang berkaitan dengan denyut jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena atrium dan ventrikel secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke bertekanan rendah. Karena otot dinding ruang jantung berkontraksi, tekanan cairan di dalamnya bertambah. Dalam satu sklus normal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaksasi. Kemudian, ketika kedua ventrikel kontrksi, dua atria relaksasi. Istilah sistole (kontraksi) mengacu pada fase kontraksi, fase relaksasi adalah diastole (dilatasi). Satu siklus jantung terdiri dari satu sistole dan diastole dari kedua atria ditambah satu sistole dan diastole kedua ventrikel. Siklus jantung orang dewasa yang sedang istirahat dapat dibagi menjadi tiga fase utama :
    a)Perioda relaksasi.
    Pada akhir satu denyut jantng ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat ruang jantung ada dalam keadaan diastole (dilatasi). Ini adalah awal dari perioda relaksasi. Repolarisasi serabut-serabut otot ventrikel mulai relaksasi. Karena ventrikel relaksasi, tekanan di dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arteri pulmonalis dan aorta ke ventrikel. Aliran darah ini mendorong balik katub semilunar, sehingga katub ini menutup. Akibat penutupannya katup semilunar menimbulkan benturan yan disebut dicrotic wave pada pangkal lengkung aorta. Dengan menutupnya katub semilunar, ada sedikit jarak waktu ketika volume darah ventrikel tidak berubah karena kedua katub semilunar dan atrio ventrikular menutup. Perioda ini disebut relaksasi isovolumetri. Karena ventrikel terus relaksasi, ruang di bagian dalam meluas, karena tekanan dengan cepat turun. Ketika tekanan ventrikel jatuh di bawah tekanan atria, katub atrioventrikular membuka, dan ventrikel mulai menutup kembali.

    b)Pengisian ventrikel.
    Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikular membuka. Sepertiga pengisian waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian cepat ventrikel. Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Sistole atria terjadi pada sepertiga terakhir dari perioda pengisian ventrikel. Pada akhir diastole ventrikel, adakira-kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volume darah ini disebut volume akhir diastolik (end diastolic volume = EDV). Karena sistole atria hanya menyumbang 20 – 30%keseluruhan volume darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuan mutlak aliran darah pada laju normal jantung. Selama periode pengisian, katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar menutup.

    c)Kontraksi vebtrikel (sistole).
    Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk melalui nodus AV ke dalam vebtrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian kontraksi ventrikel mulai, dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat. Selama kira-kira 0,05 detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kkontraksi isvolumetri. Selama waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetrapi belum memendek karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, termasuk darah. Kontraksi otot ini adalah isometri (sama panjang). Karena tidak ada jalur aliran bagi darah, volume ventrikel dipertahankan sama (iso volumetri). Karena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam ruang jantung naik tajam. Tekanan ventrikel ini melebihi tekanan aorta (± 80 mmHg) dan tekanan ventrikel kanan naik di atas tekanan pada arteri pulmonalis (±15 – 20 mmHg), kedua katub semilunar membuka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini disebut pengeluaran ventrikel dan berlangsung selama ± 0,25 detik, sampai ventrikel melai relaksasi. Kemudian katup semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai. Volume darah yang tetap tinggal dalam ventrikel setelah sistol disebut dengan volume akhir sistolik (end sistolic volume = ESV), ± 60 ml.


3.5 Pengaturan Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang, bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Tekanan darah dan denyut nadi seringkali dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk menentukan takaran latihan, khususnya latihan yang sifatnya melatih sistem kardiorespirasi atau latihan aerobik. Mekanisme pengaturan tekanan darah dalam tubuh manusia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu mekanisme pengaturan tekanan darah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pengaturan tekanan darah jangka pendek melibatkan refleks neuronal susunan saraf pusat dan regulasi curah jantung, mekanisme ini bertujuan untuk mempertahankan mean arterial blood pressure yang optimal dalam waktu singkat. Pengaturan tekanan darah jangka menengah dan jangka panjang mengatur homeostasis sirkulasi melalui sistem humoral endokrin dan parakrin vasoaktif yang melibatkan ginjal sebagai organ pengatur utama distribusi cairan ekstraseluler. Kata Kunci: Kebugaran, tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
§  Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
§  Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
§  Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
§  Aktivitas memompa jantung berkurang
§  Arteri mengalami pelebaran
§  Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.




















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Peredaran darah pada manusia termasuk dalam peredaran darah tertutup karena
darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran
darah ganda, yang terdiri dari peredaran darah kecil (bilik kanan–>arteri
pulmonalis–>pulmo–>vena pulmonalis–>serambi kiri) dan peredaran darah besar
(bilik kiri–>aorta–>arteri–>kapiler–>vena atas dan bawah–>serambi kanan).

4.2 Saran
Setelah terselesaikanya makalah ini kami sebagai penyusun memberikan saran jagalah kesehatan jantung kita karena jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh, yakni sebagai pemompa darah untuk kelangsuan hidup, dengan cara :
1.     Hindari rokok
2.     Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang
3.     Mengatur pola tidur
4.     Lakukan olahraga yang rutin
5.     Jalankan pola hidup bersih dan sehat
6.     Selalu memeriksakan kesehatan jantung secara berkala











DAFTAR PUSTAKA

phttp://oktavie.wordpress.com/2010/05/16/mekanisme-siklus-jantung/erawattegal.wordpress.com/2009/09/12/struktur-fungsi-sistem-kardiovaskuler/