Selasa, 19 Maret 2013

Makalah Stroke (CVA)


BAB I
PENDAHULUAN

                       
  A.LATAR BELAKANG MASALAH

Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun makalah mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di Indonesia.
Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smletzer & Bare, 2005).
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya: hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus, 2001).
Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang intrakranial. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang. Sembilan puluh persen menunjukkan adanya darah dalam cairan serebrospinal (bila perdarahan besar dan atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena meluasnya perdarahan sampai ke system ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekanan mesensefalon, atau mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusat yang vital (Hieckey, 1997; Smletzer & Bare, 2005).
Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri masih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata.Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudah dapat mengakibatkan kematian.Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah biasanya pasien masih muda, dan 20 % mempunyai lebih dari satu aneurisma (Black & Hawk, 2005).
Dari hasil data penelitian di Oxford, Inggris bahwa penduduk yang mengalami stroke disebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut : tekanan darah tinggi tetapi tidak diketahui 50-60%, Iskemik Heart Attack 30%, TIA 24%, penyakit arteri lain 23%, Heart Beat tidak teratur 14%, dan DM 9%. Stroke hemoragik intraserebral banyak terjadi pada wanita dengan tanda awal nyeri kepala (sekitar 25 % kasus), sering terjadi setelah pasien beraktivitas dan berkembang secara progresif setelah 24 jam, prognosa jelek dan dapat menyebabkan kematian. Hemoragik subarachnoid biasa terjadi pada wanita usia muda dan pertengahan, biasanya ditanda adanya nyeri kepala, sering timbul setelah beraktifitas ataupun secara tiba-tiba/mendadak dapat menyebabkan koma dan kematian (Lewis, Heitkemper, dan Dirksen, 2000).


B.RUMUSAN MASALAH

1.Anatomi dan Fisiologi sistem Persarafan
2.Pengertian Stroke/CVA
3.Etiologi Stroke/CVA
4.Klasifikasi Stroke/CVA
5.Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala Stroke/CVA
6.Faktor Resiko
7.Patofisiologi Stroke/CVA
8.Pathway Nursing Stroke/CVA
9.Diagnosa Keperawatan Stroke/CVA
10.Pemeriksaan Penunjang
11.Komplikasi Stroke/CVA
12.Penatalaksanaan Stroke/CVA
13.Health Education/Pendidikan Kesehatan Stroke/CVA


C.TUJUAN PENULISAN

1.Agar mahasiswa mengetahui Anatomi dan Fisiologi sistem Persarafan
2.Agar mahasiswa mengetahui Pengertian Stroke/CVA
3.Agar mahasiswa mengetahui Etiologi Stroke/CVA
4.Agar mahasiswa megetahui Klasifikasi Stroke/CVA
5.Agar mahasiswa mengetahui Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala Stroke/CVA
6.Agar mahasiswa mengetahui Faktor Resiko
7.Agar mahasiswa mengetahui Patofisiologi Stroke/CVA
8.Agar mahasiswa mengetahui Pathway Nursing Stroke/CVA
9.Agar mahasiswa mengetahui Diagnosa Keperawatan Stroke/CVA
10.Agar mahasiswa mengetahui Pemeriksaan Penunjang
11.Agar mahasiswa mengetahui Komplikasi Stroke/CVA
12.Agar mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Stroke/CVA
13.Agar mahasiswa mengetahui Health Education/Pendidikan Kesehatan Stroke/CVA






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN

Sistempersarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Sistem saraf dapat menolong kita dalam menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot.Sistem saraf adalah sistem dengan kabel melalui transmisi cepat impuls listrik yang secara umum berfungsi sebagai koordinasi aktivitas-aktivitas tubuh yang cepat seperti gerakan otot. (Sherwood, 2001)

1.    PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF
  A.  SISTEM SARAF PUSAT
Menurut Sherwood, 2001 sistem saraf pusat ini terdiri dari:
1.Otak
1.      Otak Otak merupakan organ terbesar dengan massa 1,3 kg. Otak terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1). Otak besar ( Serebrum)
Terdiri dari 2 hemisfer  dan 4 lobus, yaitu:
             a)     Hemisfer kanan: mengatur bagian tubuh sebelah kiri
     b)     Hemisfer kiri: mengatur bagian tubuh sebelah kanan.
Pada otak besar terbagi menjadi 4 Lobus yaitu:
a)   L 1.lobus frontalis:  Merupakan area motorik primer yaitu bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan volunter.
b)   Lop                         2.lobus parietalis:  Peran utama korteks parietalis adalah pada kegiatan pemprosesan
danintegrasi informasi sensorik. Sensasi umum ini mencakup nyeri,
suhu, raba, dan tekan.
3. Lobus temporalis:  Merupakam area sensorik reseptif untuk impulspendengaran
sertajuga berperan dalam proses ingatan tertentu (memahami bahasa).
 4.Lobus oksipital: mengandung kortek penglihatan primer yang
menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
Area ini juga berperan dalam refleks gerakan mata
apabila sedang memandang atau mengikuti suatu objek.
Adapun fungsi serebrum yaitu diantaranya:
-    Mengingat pengalaman masa lalu
-   Pusat persyarafan yang menangani aktivitas mental, akal, intelegensi, keinginan
 dan memori.
-    Pusat menangis, buang air besar dan buang air kecil

2.Otak kecil(serebelum)
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan di tutupi oleh dura meter.semua aktifitas serebelum berada di bawah kesadaran.
Fungsi utamanya adalah:
-    Untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak.
-    Sebagai pusat penerima impuls dan reseptor sensasi umum medulla spinalis dan
 nervus vagus ( N. Trigeminus) kelopak mata, rahang atas dan bawah
serta otot pengunyah.
       -  Menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan
 dan mengatur gerakan sisi badan.

3). Batang Otak(Brainstem)
Pada permukaan batang otak terdapat medula oblongata,pons varolii,mesensefalon,dan diensefalon.
Batang otak terdiri dari:
a.   Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah yaitu:
-  Talamus: berperan dalam pusat sensasi primitive yang tidak kritis dan individu secara samar dapat merasakan nyeri, tekanan, raba, getar dan suhu  yang ekstrim ( misalnya nyeri terasa, tetapi tidak ditentukan tempatnya)
-   Hipotalamus: berfungsi untuk pengaturan cairan tubuh dan komposisi elektolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan atau kemarahan serta lapar dan haus.
-   Subtalamus: fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya,tetapi lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus. Hemibalismus ditandai dengan gerakan kaki atau tangan terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Gerakan infoluntar biasanya lebih nyata pada tangan daripada kaki.
-  Epitalamus: berperan dalam beberapa dorongan emosi dasar dan
integrasi informasi olfaktorius.

Fungsi dari diensefalon adalah:
-  Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah.
-   Respiratori, membantu proses persarafan
-   Mengontrol kegiatan refleks.
-   Membantu kerja jantung.

b.   MeFungsi mesensefalon adalah:
-  Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
-  Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
c.    Po
Adapun fungsi dari pons varoli  adalah:
-  Pusat saraf N. Trigeminus
-Peghubung antara   kedua bagian serebelum dan juga antara medulla oblongata
dengan serebelum.

Fungsi medulla oblongata yaitu:
- Mengontrol kerja jantung
- Mengecilkan pembuluh darah
- Sebagai pusat pernafasan
-  Mengontrol kegiatan refleks.      

Suplai darah arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh –pembuluh darah yang bercabang cabang , saling berhubungan erat sehingga dapat menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel.

    1.Arteri Karotis
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis kira-kira setinggi kartilago tiroid.
Arteri karotis interna  yang sedikit berdilatasi tepat setelah percabangannya disebut sinus karotikus. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media.
2.      Arteri serebri
Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nucleus kaudatus dan putamen basal ganglia, bagaian –bagian basal interna dan korpus kalosum, serta bagian-bagian lobus frontalis dan parietal serebri, termasuk korteks somestetik dan kortek motorik. Bila arteri serebri anterior mengalami sumbatan pada cabang utamanya, maka terjadi hemiplegia kontralateral yang lebih berat di bagian kaki di bandingkan bagian tangan (ekstremitas bawah terkena dibandingkan ektremitas atas).
Paralisis bilateral dan gangguan sensorik timbul bila terjadi sumbatan total pada kedua arteri serebri anterior, tetapi pada keadaan ini pun ekstremitas bawah terserang lebih parah di bandingkan ekteremitas atas. Arteri serebri media menyuplai darah untuk bagian lobus temporalis ,parietalis ,frontalis dan frontalis korteks serebri serta membentuk penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai kipas.
Korteks auditorius somestetis, motorik dan pra motorik di suplai oleh arteri ini sepanjang korteks asosiasi yang berkaitan dengan fungsi intregrasi yang lebih tinggi pada lobus sentralis tersebut.
Apabila arteri serebri media tersumbat dekat percabangan kortikal utamanya(pada cabang arteri) dapat menimbulkan afasia berat bila yang terkena hemisfer serebri dominan bahasa, selain itu, juga mengakibatkan kehilangan sensasi posisi di ekstremitas taktil dua titik kontralateral serta hemiplegia kontralateral yang berat terutama ekstremitas atas dan wajah.

2. Medulla spinalis (Sumsum tulang belakang)

Medula spinalis terletak didalam kanalis vetebralis. Medula spinalis berfungsi sebagai pusat refleks dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak yang dilindungi oleh kolumna vetebra. Strukturnya terdiri dari substantia alba ( serabut bermielin) dan substansia grisea ( tidak bermielin). Sunstansia alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen. Substansia grisea merupakan tempat integrasi refleks-refleks spinal. Didalam medulla spinalis terdapat 31 pasang saraf spinalis, terdiri dari:
- Servikal: 8 pasang
- Torakal: 12 pasang
- Lumbal: 5 pasang
- Sakral: 5 pasang
- Koksigial: 1 pasang

Fungsi medula spinalis yaitu:

a)  Pusat gerakan otot-otot tubuh terbesar di kornu motorik dan kornu
ventralis.
b)  Mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta reflek lutut.
c)  Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum.
d)  Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.

Srtuktur Medulla spinalis
Medulla spinalis dikelilingi oleh Meningen yang terdiri dari durameter, aracknoiddan piameter.
Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1.      Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari 
jaringan ikat tebal dan kuat. 
2.   Aracknoid (lapisan tengah) banyak mengandung pembuluh darah.
3.   Piamater (lapisan dalam) merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan
jaringan otak.

Cairan Cerebro Spinal
Cairan serebro spinal adalah cairan bening yang tidak berwarna. Cairan cerebro spinal ini diproduksi didalam ventrikel otak (ventrikel lateral  kiri dan kanan), saraf ke-III dan ke-IV di plexus khoroid. Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel IV melalui foramen Monro. Ventrikel III dan IV melalui saluran Sylvius. Pada orang dewasa rata-rata diproduksi cairan serebrospinal sebanyak 400-600 ml/ hari.Pada bagian otak terdapat kira-kira 60-180 ml. normalnya tekanan cairan serebrospinal 60-180 mmH20 atau 0-15 mmHg.
Sirkulasi dari CSS adalah sebagai berikut:
Setelah dibentuk oleh plexus koroid, cairan bersirkulasi pada sistem ventikuler, dari venttikel lateral melalui foramen monro (foramen intraventikuler) keventrikel ke tiga, akuaduktus dan ventrikel keempat. Sebagian cairan menuju rongga subaracknoid spinal, namun kebanyakan mencapai rongga subaracknoid diatas konveksitas hemisfer serebral. Cairan selanjutnya diabsorpsi ke sistem vena melalui vili aracknoid. Adapun komposisi atau isi dan produksi dari cairan serebrospinal yaitu:
    1. Komposisi
      Cairan serebrospinal menyerupai plasma darah dan cairan interstisial (air, elektrolit, oksigan, karbondioksida, glukose, beberapa lekosit (terutama limfosit) dan sedikit protein.
    2.  Produksi
      Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus koroid yaitu jaring-jaring kapiler berbentuk bunga kol yang menonjol dari piameter ke dalam dua ventrikel otak.


B. SISTEM SARAF TEPI

 Pembagian secara anatomis menurut fungsional dan letak terdiri dari :
1 Sistem Somatik terdiri atas 2 yaitu:
a)      Sistem somatik (Aferen): Membawa impuls dengan kesadaran dari lingkungan
kesaraf pusat.
b) Sistem Somatik (Eferen): Membawa perintah dari otak ke otot dan kelenjar.
Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.

        2.Sistem Otonom terdiri atas 2 yaitu:
a)      a)      Sens           a)  Sensorik otnom simpatis
b) Sensorik Otonom parasimpatis

Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pankreas, jalan pencernaan, dan kelenjar.

1) Sistem Somatik
a.Divisi Sensorik (Aferen)
Menurut Sherwood, 2001 fungsi dari divisi sensori yaitu:
            - Menerima stimulus dari reseptor sensori
- Membangkitkan muatan listrik (potensial aksi)
- Menstimulus neuron sensori, meneruskan impuls ke SSP dipusat-pusat yang
 sesuai dalam otak

Divisi sensori ini dibagi menjadi 2 yaitu:
  Indra mayor (penglihatan, penciuman, pendengaran)
  Sensasi somatik (nyeri, suhu, sentuhan, regangan, posisi tubuh)

b.Divisi Motorik
Fungsi dari divisi motorik adalah:
- Membawa perintah dari otak ke otot dan kelenjar
- Saraf motorik disebut juga saraf eferen
- Contoh : gerakan yang disengaja, seperti berjalan, berlari, duduk, memukul.
menutup mata, membuka mata, berbicara

2) Sistem Otonom
Sistem otonom berfungsi untuk mempertahankan kestabilan tubuh, tanpa
kontrol kesadaran yang meliputi pengaturan fungsi vital tubuh.
Sistem otonom terdiri atas 2 bagian yang mempunyai efek yang berlawanan, yaitu
sebagai berikut:
a)       Sistem saraf si a)Sistem saraf simpatis
Merupakan sistem siaga untuk membantu proses kedaruratan
Denganmempersiapakan tubuh agar siap menghadapi stress. Sistem saraf
Simpatisbekerja dibawah keadaan stres baik yang disebabkan oleh fisis
 Maupunemosional yang dapat menyebabkan peningkatan yang cepat pada
impuls simpatis.
Beberapa fungsi sistem saraf simpatis yaitu diantaranya: meningkatkan
 kecepatan denyut jantung dan pernapasan, menurunkan aktivitas saluran cerna.
b) Sistem saraf parasimpatis
Membantu konservasi dan homeostasis fungsi-fungsi tubuh, seperti:
menurunkan kecepatan denyut jantung dan pernapasan, meningkatkan
pergerakansaluran cerna sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan pembuangan.
Aktivitas ini dalam keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut
para simpatis yang menonjol.
Sistem saraf tepi
Menurut Sherwood, 2001 susunan saraf tepi berdasarkan letaknya terdiri atas 2 yaitu:
1.      Saraf kranial                                           Saraf kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui
                                                                        foramina (lubang pada tulang). Saraf kranial terdiri dari 12 pasang saraf yang keluar
 dari batang otak, yang diberi nama berurutan menurut angka romawi (I- XII)


Urutan Syaraf
Nama Syaraf
Sifat Syaraf
Memberikan Syaraf untuk dan Fungsi
I
Nervus Olfaktorius
Sensorik
Hidung, sebagai alat penciuman
II
Nervus Optikus
Sensorik
Bola mata untuk penglihatan
III
Nervus Okulomotorius
Motorik
Penggerak bola mata dan penggerak bola mata
IV
Nervus Troklearis
Motorik
Mata, memutar mata dan penggerak bola mata
V
Nervus Trigeminus
         N. Olfalmikus
         N. Maksilaris
         N. Mandibularis
Motorik dan sensorik
Sensorik
Motorik dan Sensorik
         Kulit kepala dan kelopak mata atas
         Rahang atas, palatum dan hidung
         Rahang bawah dan lidah
VI
Nervus Abdusen
Motorik
Mata, penggoyang sisi mata
VII
Nervus Fasialis
Motorik dan Sensorik
Otot lidah, menggerakkan lidah dan selaput lender rongga mulut
VIII
Nervus Auditorius
Sensorik
Telinga, rangsangan pendengaran
IX
Nervus Glosofaringeus
Motorik dan Sensorik
Faring, tonsil dan lidah, rangsangan cita rasa
X
Nervus Vagus
Motorik dan Sensorik
Faring laring, paru-paru dan esophagus
XI
Nervus Asesoris
Motorik
Leher, otot leher
XII
Nervus Hipoglosus
Motorik
Lidah, cita rasa dan otot lidah

     Saraf Spinal
Saraf spinal keluar melalui kanalis vertebralis melalui foramen intervertebralis, membawa impuls motorik (berada diradik dorsalis atau posterior) dan sensorik. Saraf spinal terdiri dari 31 pasangan.

  1.  PENGERTIAN STROKE

WHO mendefinisikan bahwa Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
Menurut sumber Wikipedia, Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Pengertian Stroke menurut Iskandar Junaidi adalah merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/deficit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana Stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.
Sumber lain menyebutkan bahwa Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Hendro Susilo, 2000).
Stroke merupakan penyakit peredarah darah otak yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smletzer & Bare, 2005).
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral.
 Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus, 2001)
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994).

C.ETIOLOGI STROKE

Stroke biasanya di akibatkan dari salah satu dari 4 kejadian:
1.Trombosis serebral (bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher).
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama
trombosis serebral. Tanda-tanda trombosis sangat bervariasi, sakit kepala adalah awitan
yang tidak umum.
Beberapa pasien dapat merasakan pusing, perubahan kognitif, atau kejang dan
beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral atau
embolisme serebral.
Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
2.Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain)
Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis infektif, penyakit jantung
rematik atau infark miokard, serta infeksi pulmonal adalah tempat tempat asal emboli.
Mungkin saja bahwa pemasangan katub jantung prostetik dapat mencetuskan stroke, karena
terdapat peningkatan insiden emboli setelah prosedur ini.
3.Iskemia serebral (penurunan aliran darah ke area otak)
Iskemia serebral terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak, manifestsi paling umum adalah SIS.
4.Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak)

Hemoragi terbagi:
a.Hemoragi ekstradural
Hemoragi ekstradural adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan
segera. In i biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meninges lain. Pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup.
b. Hemoragi subdural
Pada dasarnya sama dengan hemoragi ekstradural, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya periode pembentukan hematomalebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak
c. Hemoragi subarakhnoid
Hemoragi subarakhnoid dapat terjadi karena trauma atau hipertensi, tetapai penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme
d.Hemoragi intraserebral   
Hemoragi atau perdarahan di substansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah.

D. KLASIFIKASI STROKE

1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke Haemorhagi
stroke artinya stroke karena perdarahan , terjadi akibat pembuluh darah yang pecah. Pecahnya pembuluh darah dipotak menyebabkan aliran darah ke otak berkurang, dan sel-sel otak dapat mengalami kerusakanbahkan kematian karena kekurangan oksigen dan nutrisi. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang ada disekitarnya. Stroke jenis ini lebih jarang dibandingkan stroke iskemik yaitu sekitar 20%, tetapi stroke hemoragi mempunyai efek yang lebih serius (sari, dkk. 2008).
Stroke hemoragi sering terjadi pada orang yang mengalami hipertensi karena hipertensi bisa menyebabkan kelemahan dinding pembuluh darah sehingga rapuh dan mudah pecah. Selain itu, malformasi arteriovena yang merupakan bawaan sejak lahir berupa dinding pembuluh darah tipis dan kusut akibat gangguan pada saat proses pembentukan (sari, dkk. 2008)   
b. Stroke Non Haemorhagic / stroke iskemik
Jenis stroke ini merupakan stroke yang sering ditemui, sekitar 80% dari semua kasus stroke. Stroke iskemik terjadi bila jaringan dan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah.
Pembuluh darah dapat mengalami penyempitan karena ateroslerosis, yakni pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitas berkurang. Proses aterosklerosis terjadi akibat tertimbunnya lemak dalam dinding pembuluh darah arteri. Timbunan lemak tersebut dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan luka yang akan merangsang trombosit untuk mengeluarkan enzim pembeku darah.
Terjadilah penggumpalan darah setempat yang akan mengurangi diameter arteri sehingga arteri makin menyempit atau bahkan tersumbat sempurna. Penyempitan ini menyebabkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak berkurang. Gumpalan darah tersebut bisa saja terlepas dan terbawa aliran darah kemudian menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan sumbatan disana. Selain aterosklerosis, gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan stroke iskemik.




2.      Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
      a.TIA ( Trans Iskemik Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b.Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
   c.Stroke komplit:
Dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.


E. MANIFESTASI KLINIS/TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala Stroke terbagi menjadi berikut:
  1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
  2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
  3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal Stroke. Pada sumber lain tanda dan gejala Stroke yaitu:
  • Adanya  serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
  • Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar
  • Mulut, lidah mencong bila diluruskan
  • Gangguan menelan : sulit  menelan, minum suka keselek
  • Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami  (afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang  terucap
  • Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
  • Tidak  memahami  pembicaraan  orang lain
  • Tidak  mampu  membaca  dan menulis, dan tidak memahami tulisan
  • Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun
  • Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
  • Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari
  • Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
  • Menjadi pelupa ( dimensia)
  • Vertigo ( pusing, puyeng ), atau perasan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas
  • Awal  terjadinya  penyakit  (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada  saat  beristirahat atau bangun  tidur
  • Hilangnya penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat
  • Kelopak  mata sulit  dibuka  atau  dalam keadaan terjatuh
  • Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau  pendengaran  berkurang
  • Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
  • Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur
  • Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh
  • Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri


F.FAKTOR RESIKO

1. Faktor yang tidak dapat dikontrol
* Jenis kelamin
Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding wanita.
* Usia
Resiko mengalami stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Resiko semakin meningkat setelah usia 55 tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah usia 65 tahun ke atas. Dari 2065 pasien stroke akut yang dirawat di 28 rumah sakit di indonesia, 35,8% berusia di atas 65 tahun dan 12,9% kurang dari 45 tahun.
* Keturunan
Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke meningkatkan resiko terjadinya stroke
*          Ras
Stroke lebih banyak menyerang dan menyebabkan kematian pada ras kulit hitam karena diduga angka kejadian hipertensi yang tinggi dan diet tinggi garam.

2. Faktor yang dapat dikontrol (Reversible)
* Hipertensi
Merupakan faktor resiko tunggal yang paling penting untuk stroke iskemik maupun stroke perdarahan. Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah mendapat tekanan yang sangat besar. Jika proses tekanan berlangsung lama, dapat menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Hipertensi juga dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyempitan diameter pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan otak.

* Penyakit jantung
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
* Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke itu sendiri.
* Diabetes Melitus
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
* Stress Emosional
Seseorang yang sering mengalami stres emosional juga dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Stres dapat merangsang tubuh mengeluarkan hormon-hormon yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sehingga berpotensi meningkatkan resiko serangan stroke.

* Merokok
Perokok lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan perokok. Nikotin dalan rokok membuat jantung bekerja keras karena frekuensi jantung dan tekanan darah meningkat. Nikotin  juga mengurangi kelenturan arteri serta dapat menimbulkan aterosklerosis.
* Aktivitas yang tidak sehat
Kurang olahraga, makanan berkolesterol.

G.PATOFISIOLOGI
           
Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak.Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan deficit sementara dan bukan deficit permanen.Sedangkan deficit yang terjadi dalam waktu lama dapat menyababkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak.
            Setiap deficit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang terkena. Daeerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna. Deficit fokal permanen dapat tidak di ketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena thrombus atau emboli.Maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran.Sedangkan kekurangan okseigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron.Area yang mengalami nekrosis di sebut infark.
            Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebututuhan metabolism tergantung dari glukosa dan oksigenyang tedapat pada arteri-arteri yang menuju otak.
            Perdarahan intarakranial termasuk perdarahan ke dalam ruang subarachnoid atau ke dalam jaringsan otsk sendiri.Hipertensi mengakibatkan timbulnya penebalan dan degenerative pembuluh datrah yang dapat menyebabkan rpturnya arteri serebral sehingga perdarahan menyebar dengan cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah otak.
            Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan thrombus oleh fibrin trombosit dan tekanan jaringan.Setelah 3 minggu, darah mulai direabsorbsi. Rupture ulangan merupakan resiko serius yang terjadi sekitar 7-10 hari setelah perdarahan pertama.
            Ruptur ulangan mengakibaatkan terhentinya aliran darah ke bagian tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal tersebut dapat menimbulkan gegar otak dan kehilangan kesadaran, dan peningkatan tekanan cairan serebrospinal(CSS), dan menyababkan gesekan otak . perdarahan mengisi ventrikel atau hematoma yang merusak jaringan otak.
            Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema dapat meningkatkan tekanan intracranial yang membahayakan jiwa dengan cepat.Peningkatan tekana intracranial yang tidak di obati dapat mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum.Di samping itu, terjadi bradikardia, hipertensi sistemik, dan gangguan pernafasan.
            Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen dan otak.Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang berakibat menurunnya perfusi serebral.Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke-4 sampai ke-10 setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri otak.Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan fokal neurologis, iskemik otak, dan infark.

H.PATHWAY NURSING

Stroke Hemoragi         Stroke Non Hemoragi

Peningkatan TIK              Vasospasme arteri serebral/           Trombus/Emboli di serebral
                                                     Saraf Serebral

Aneurisma Iskemik/Infark      Suplai darah ke jaringan serebral
 Tidak adequat

Perdarahan Arakhnoid/          Defisit Neurologis       Perfusi Jaringan serebral
     Ventrikel      tidak efektif

Hematoma Serebral           Hemisfer Kanan Hemisfer kiri

Peningkatan TIK/Hemiparase/Hemiplegi   Hemiparase/Hemiplegi                            Hernisiasi Serebral                         Kiri Kanan
Penurunan Kesadaran

Penekanan saluran pernapasan

Pola napas tidak efektif                  Defisit Perawatan Diri         Gangguan Mobilitas Fisik

Area Gocca

Kerusakan fungsi                                     Resiko Kerusakan
N.VII dan N.XII        Integriras Kulit

Kerusakan Komunikasi                                                          Kurang Penglihatan
Verbal


   Resiko Aspirasi        Resiko Trauma           Resiko Jatuh                                          


I.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien stroke adalah:
1.Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya peningkatan
 volume intrakranial,penekanan jaringan otak dan edema serebral
2.Perubahan Perfusi jaringan Otak yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral,
oklusi otak,vasospasme dan edema otak
3.Ketidakefektifan Bersihan jalan napas yang berhubungan dengan akumulasi
sekret,kemampuan batuk menurun,penurunan mobilitas fisik sekunder
4.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiplegia,kelemahan neuromuskuler
pada ekstremitas
5.Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK

            ·      Pemeriksaan laboratorium
  ØLumbal fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
  ØPemeriksaan darah rutin
  ØPemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali
  ØPemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri
            ·      CT scan kepala
Untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
             ·      MRI
Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak
             ·      Angiografi
Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang
terganggu
                 ·   USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)
                  ·   EEG
Untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.

K.KOMPLIKASI STROKE

Komplikasi stroke meliputi:
1.    hipoksia serebral
2.     penurunan aliran darah serebral
3.    luasnya area cidera.
(smeltzer C.Suzanne, 2002)
Setelah mengalami stroke,pasien akan mengalami komplikasi.
komplikasi ini dapat di kelompokkan berdasarkan:
   1.Berhubungan dengan immobilisasi;infeksi pernapasan
      (Radang paru-   paru/Pneumonia),nyeri pada daerah tertekan,konstipasi dan
       thromboplebitis.
   2.Berhubungan dengan paralisis:nyeri pada daerah punggung,dislokasi sendi,deformitas   
       dan terjatuh.
   3.Berhubungan dengan kerusakan otak:epilepsi dan sakit kepala.
   4.Hydrochepalus.

L. PENATALAKSANAAN STROKE/CVA

1.PENATALAKSAAN FARMAKOLOGI
 menurut menurut Smeltzer dan Bare (2002) meliputi:
a.Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral. Contoh obatnya yaitu: manitol, gliserol dan furosemid
b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler. Contoh obatnya seperti: aspirin, heparin dan aspilet.
c.  Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi. Contoh obatnya adalah: aspirin dan heparin

2.PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
a. Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat membantu proses
pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang diberikan yaitu:
           1.Terapi herbal
a.Tanaman obat untuk megendalikan hipertensi: seledri, bawang putih, mentimun.
              b.Tanaman obat untuk menurunkan kadar gula darah buncis, pare,
daun salam, mengkudu.
c.Tanaman obat untuk menurunkan kadar kolesterol: temulawak, murbei, kedelai, teh,
            jatibelanda.
d. Tanaman obat untuk mencegah penggumpalan darah: jintan hitam.
e.Tanaman obat untuk menguatkan pembuluh darah: pegagan
2. fisioterapi
diberikan untuk mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita seperti
     masalah kekuatan otot, duduk, berdiri, berjalan,koordinasi dan keseimbangan serta
mobilitas di tempat tidur.
3.Terapi okupasional (Occupational Therapist atau OT)
Diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam melakukan aktivitas
 sehari-hariseperti mandi, memakai baju, makan dan buang air.
4.terapi wicara dan bahasa
diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam menelan makanan dan minuman
dengan aman serta dapat berkomunikasi dengan orang lain.
5.  Apiterapi
Apiterapi adalah pengobatan menggunakan lebah dan produk turunannya

b. Rehabilitasi Mental

Sebagian besar penderita stroke mengalami masalah emosional yang dapat mempengaruhi mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah tersinggung, tidak bahagia, murung dan depresi. Masalah emosional yang mereka alami akan mengakibatkan penderita kehilangan motivasi untuk menjalani proses rehabilitasi. Salah satu terapi yang bisa digunakan adalah terapi warna dan terapi musik.

c. Rehabilitasi Sosial

Pada rehabilitasi ini, petugas sosial berperan untuk membantu penderita stroke menghadapi masalah sosial seperti, mengatasi perubahan gaya hidup,hubungan perorangan, pekerjaan, dan aktivitas senggang. Selain itu, petugas sosial akan memberikan informasi mengenai layanan komunitas lokal dan badan-badan bantuan sosial.





3. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam penatalaksanaan pasien stroke secara umum. Diagnosa keperawatan dan intervensinya merupakan arahan yang sesuai dalam manajemen perawatan pasien stroke (Hikey, 2003).
     1  Observasi tanda-tanda vital
Observasi tanda vital dilakukan dalam 24 jam sejak pasien masuk rumah sakit dengan memonitor kerja organ-organ vital, seperti jantung, paru dan fungsi syaraf, mengingat kondisi pasien belum stabil dan perubahan akan tampak pada tanda vital. Pasien di awasi pernafasannya, irama jantung, refleks batuk,suhu tubuh, dan gerak menelanpada pasien yang sadar.
2.  Pemenuhan kebutuhan oksigen
Pada pasien stroke akut, pasokan oksigen harus dipastikan adekuat untuk mencegah otak kekurangan oksigen dan perburukan gangguan syaraf.
3.Nutrisi
Nutrisi yang memadai sangat penting selama perawatan stroke. Kekurangan nutrisi dapat menghambat penyembuhan. Sebelum pemberian nutrisi, pasien harus dipastikan apakah mengalami gangguan menelan atau tidak. Hal ini penting karena jika tersedak sehingga makanan atau minuman tersebut masuk saluran pernafasan maka akan memperburuk kondisi pasien. Makanan yang diberikan adalah yang bisa menjaga agar feses tetap lunak. Jika pasien tidak sadar atau tidak bisa menelan maka nutrisi diberikan melalui selang NGT.
4. Perbaikan fungsi syaraf
Fungsi syaraf yang terganggu perlu diberikan rangsangan sedini mungkin agar perbaikan fungsi tercapai dengan cepat. Rangsangan yang diberikan dapat berupa rangsangan sensorik maupun motorik.


M.     HEALTH EDUCATION

Upaya pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan adalah:
      1.Pencegahan primordial
Tujuan pencegahan primordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan primordial dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi kesehatan, seperti berkampanye tentang bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat.
Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah programpendidikan kesehatan masyarakat, dengan memberikan informasi tentang penyakitstroke melalui ceramah, media cetak, media elektronik dan billboard.
2. Pencegahan Primer.
Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko dengan cara melaksanakan gaya hidupsehat bebas stroke, antara lain:
a.Menghindari: rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b.Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.                                 
c.Mengendalikan: Hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium,infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit vascularaterosklerotik lainnya.
d. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran,buah-buahan, ikan terutama ikan salem dan tuna, minimalkan junk food  danberalih pada makanan tradisional yang rendah lemak dan gula, serealia dan  susu rendah lemak serta dianjurkan berolah raga secara teratur.



BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga suplai darah ke otak berkurang. Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang.
Sedangkan pada stroke non-hemoragik pembuluh darah dapat mengalami penyempitan karena ateroslerosis, yakni pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitas berkurang. Penyempitan ini menyebabkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak berkurang. Gumpalan darah tersebut bisa saja terlepas dan terbawa aliran darah kemudian menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan sumbatan disana. Selain aterosklerosis, gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan stroke iskemik.
Stroke sangat dapat dicegah, hampir 85% dari semua Stroke dapat dicegah , karena ancaman Stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat Stroke. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.
           
B. SARAN
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah ini sudah sangat lumrah di kalangan kita. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai
sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan teratur. Jika kita membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Swearingen. 2001. Keperawatan Medikal Bedah (ed. 2). Jakarta : EGC.
Isselbacher, Wilson, dkk. 2000. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam (ed. 13).Jakarta : EGC.
Muttaqin Arif, (2008). AsuhanKeperawatan dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Mardjono M & Sidharta P, (2004). Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.
Soeharto Iman, (2004). Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Weiner H.L & Levitt L.P, (2001). Buku Saku Neurologi. Jakarta: EGC.
Lumbantobing, (2007). Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: FKUI.
Sari Wening dkk, (2008). Care Your Self Stroke. Jakarta: Penebar Plus.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Farinq. 2008. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik. Diperoleh pada tanggal 23 februari 2012 darihttp.. Stroke\farinqhusyank_ asuhan keperawatan stroke hemoragik.htm.
Qittun. 2008. Asuhan pada Klien dengan Stroke. Diperoleh pada tanggal 23 februari   2012 dari http://www. Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke.htm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar