BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni
terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap
penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi
penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan
perusahaan asuransi kesehatan.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini,
Stroke masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada
umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan
Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi
sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka
penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat
akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun
makalah mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu
kematian tertinggi di Indonesia.
Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh
tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smletzer & Bare, 2005).
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau
stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologik
fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah
serebral. Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan
tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya: hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam
darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus, 2001).
Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal
dari pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah
superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian
distalnya berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan
bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri
penetrans terjadi aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan
tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini,
sehingga dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong
struktur otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel
atau ke ruang intrakranial. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain;
sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran,
dan kejang. Sembilan puluh persen menunjukkan adanya darah dalam cairan
serebrospinal (bila perdarahan besar dan atau letak dekat ventrikel), dari
semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya
diakibatkan karena meluasnya perdarahan sampai ke system ventrikel, herniasi
lobus temporalis, dan penekanan mesensefalon, atau mungkin disebabkan karena
perembasan darah ke pusat-pusat yang vital (Hieckey, 1997; Smletzer & Bare,
2005).
Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di
bagian hemisfer serebri masih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan
gejala-gejala klinis yang nyata.Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak
sebanyak 5 ml saja sudah dapat mengakibatkan kematian.Bila perdarahan serebri
akibat aneurisma yang pecah biasanya pasien masih muda, dan 20 % mempunyai
lebih dari satu aneurisma (Black & Hawk, 2005).
Dari hasil data penelitian di Oxford, Inggris
bahwa penduduk yang mengalami stroke disebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut
: tekanan darah tinggi tetapi tidak diketahui 50-60%, Iskemik Heart Attack 30%,
TIA 24%, penyakit arteri lain 23%, Heart Beat tidak teratur 14%, dan DM 9%.
Stroke hemoragik intraserebral banyak terjadi pada wanita dengan tanda awal
nyeri kepala (sekitar 25 % kasus), sering terjadi setelah pasien beraktivitas
dan berkembang secara progresif setelah 24 jam, prognosa jelek dan dapat
menyebabkan kematian. Hemoragik subarachnoid biasa terjadi pada wanita usia
muda dan pertengahan, biasanya ditanda adanya nyeri kepala, sering timbul
setelah beraktifitas ataupun secara tiba-tiba/mendadak dapat menyebabkan koma
dan kematian (Lewis, Heitkemper, dan Dirksen, 2000).
B.RUMUSAN
MASALAH
1.Anatomi dan Fisiologi sistem Persarafan
2.Pengertian Stroke/CVA
3.Etiologi Stroke/CVA
4.Klasifikasi Stroke/CVA
5.Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala Stroke/CVA
6.Faktor Resiko
7.Patofisiologi Stroke/CVA
8.Pathway Nursing Stroke/CVA
9.Diagnosa Keperawatan Stroke/CVA
10.Pemeriksaan Penunjang
11.Komplikasi Stroke/CVA
12.Penatalaksanaan Stroke/CVA
13.Health Education/Pendidikan Kesehatan Stroke/CVA
C.TUJUAN PENULISAN
1.Agar mahasiswa mengetahui Anatomi dan Fisiologi sistem Persarafan
2.Agar mahasiswa mengetahui Pengertian Stroke/CVA
3.Agar mahasiswa mengetahui Etiologi Stroke/CVA
4.Agar mahasiswa megetahui Klasifikasi Stroke/CVA
5.Agar mahasiswa mengetahui Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala Stroke/CVA
6.Agar mahasiswa mengetahui Faktor Resiko
7.Agar mahasiswa mengetahui Patofisiologi Stroke/CVA
8.Agar mahasiswa mengetahui Pathway Nursing Stroke/CVA
9.Agar mahasiswa mengetahui Diagnosa Keperawatan Stroke/CVA
10.Agar mahasiswa mengetahui Pemeriksaan Penunjang
11.Agar mahasiswa mengetahui Komplikasi Stroke/CVA
12.Agar mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Stroke/CVA
13.Agar mahasiswa mengetahui Health Education/Pendidikan Kesehatan
Stroke/CVA
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN
Sistempersarafan
adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang
rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Sistem saraf dapat
menolong kita dalam menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan
otot.Sistem saraf adalah sistem dengan kabel melalui transmisi cepat impuls
listrik yang secara umum berfungsi sebagai
koordinasi aktivitas-aktivitas tubuh yang cepat seperti gerakan otot.
(Sherwood, 2001)
1. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF
A. SISTEM SARAF
PUSAT
Menurut Sherwood, 2001 sistem
saraf pusat ini terdiri dari:
1.Otak
1. Otak Otak merupakan organ terbesar dengan
massa 1,3 kg. Otak terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1). Otak besar ( Serebrum)
Terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus, yaitu:
a) Hemisfer kanan: mengatur bagian tubuh sebelah kiri
b) Hemisfer kiri: mengatur
bagian tubuh sebelah kanan.
Pada otak besar terbagi menjadi 4 Lobus
yaitu:
a) L 1.lobus frontalis: Merupakan
area motorik primer yaitu bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan volunter.
b) Lop 2.lobus parietalis: Peran utama korteks parietalis adalah pada kegiatan pemprosesan
danintegrasi informasi sensorik. Sensasi umum ini mencakup nyeri,
suhu, raba, dan tekan.
3. Lobus temporalis: Merupakam area sensorik reseptif untuk impulspendengaran
sertajuga berperan dalam proses ingatan tertentu (memahami bahasa).
4.Lobus
oksipital: mengandung kortek penglihatan primer yang
menerima informasi penglihatan
dan menyadari sensasi warna.
Area ini juga berperan dalam refleks gerakan mata
apabila sedang memandang atau
mengikuti suatu objek.
Adapun fungsi serebrum yaitu diantaranya:
- Mengingat pengalaman masa lalu
- Pusat persyarafan yang menangani aktivitas mental, akal,
intelegensi, keinginan
dan memori.
- Pusat menangis, buang air besar dan buang air kecil
2.Otak kecil(serebelum)
Serebelum terletak di dalam fosa
kranii posterior dan di tutupi oleh dura meter.semua aktifitas serebelum berada
di bawah kesadaran.
Fungsi utamanya adalah:
- Untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak.
- Sebagai pusat penerima impuls dan reseptor sensasi
umum medulla spinalis dan
nervus vagus ( N. Trigeminus)
kelopak mata, rahang atas dan bawah
serta otot pengunyah.
-
Menerima informasi tentang
gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan
dan mengatur gerakan sisi badan.
3). Batang Otak(Brainstem)
Pada permukaan batang otak terdapat medula
oblongata,pons varolii,mesensefalon,dan diensefalon.
Batang otak terdiri dari:
a. Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah yaitu:
- Talamus: berperan
dalam pusat sensasi primitive yang tidak kritis dan individu secara samar dapat
merasakan nyeri, tekanan, raba, getar dan suhu
yang ekstrim ( misalnya nyeri terasa, tetapi tidak ditentukan tempatnya)
-
Hipotalamus: berfungsi untuk pengaturan
cairan tubuh dan komposisi elektolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah
laku seksual dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan atau kemarahan serta
lapar dan haus.
- Subtalamus: fungsinya belum dapat
dimengerti sepenuhnya,tetapi lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia
dramatis yang disebut hemibalismus. Hemibalismus
ditandai dengan gerakan kaki atau tangan terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Gerakan infoluntar biasanya lebih nyata pada tangan daripada kaki.
- Epitalamus:
berperan dalam beberapa dorongan emosi dasar dan
integrasi informasi olfaktorius.
Fungsi dari diensefalon
adalah:
-
Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah.
-
Respiratori, membantu proses persarafan
-
Mengontrol kegiatan refleks.
-
Membantu kerja jantung.
b.
MeFungsi mesensefalon adalah:
- Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
- Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
c.
Po
Adapun fungsi dari pons
varoli adalah:
- Pusat saraf N. Trigeminus
-Peghubung antara kedua bagian
serebelum dan juga antara medulla oblongata
dengan serebelum.
Fungsi medulla oblongata
yaitu:
- Mengontrol kerja jantung
- Mengecilkan pembuluh darah
- Sebagai pusat pernafasan
- Mengontrol kegiatan refleks.
Suplai darah
arteri ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh –pembuluh darah yang bercabang
cabang , saling berhubungan erat sehingga dapat menjamin suplai darah yang
adekuat untuk sel.
1.Arteri Karotis
Arteri karotis interna dan eksterna
bercabang dari arteri karotis komunis kira-kira setinggi kartilago tiroid.
Arteri karotis interna
yang sedikit berdilatasi tepat setelah percabangannya disebut sinus
karotikus. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang
kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media.
2. Arteri serebri
Arteri serebri anterior memberi
suplai darah pada struktur-struktur seperti nucleus kaudatus dan putamen basal
ganglia, bagaian –bagian basal interna dan korpus kalosum, serta bagian-bagian
lobus frontalis dan parietal serebri, termasuk korteks somestetik dan kortek
motorik. Bila arteri serebri anterior mengalami sumbatan pada cabang utamanya,
maka terjadi hemiplegia kontralateral yang lebih berat di bagian kaki di
bandingkan bagian tangan (ekstremitas bawah terkena dibandingkan ektremitas
atas).
Paralisis bilateral dan gangguan
sensorik timbul bila terjadi sumbatan total pada kedua arteri serebri anterior,
tetapi pada keadaan ini pun ekstremitas bawah terserang lebih parah di bandingkan
ekteremitas atas. Arteri serebri media menyuplai darah untuk bagian lobus
temporalis ,parietalis ,frontalis dan frontalis korteks serebri serta membentuk
penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai kipas.
Korteks auditorius somestetis,
motorik dan pra motorik di suplai oleh arteri ini sepanjang korteks asosiasi
yang berkaitan dengan fungsi intregrasi yang lebih tinggi pada lobus sentralis
tersebut.
Apabila
arteri serebri media tersumbat dekat percabangan kortikal utamanya(pada cabang
arteri) dapat menimbulkan afasia berat bila yang terkena hemisfer serebri
dominan bahasa, selain itu, juga mengakibatkan kehilangan sensasi posisi di
ekstremitas taktil dua titik kontralateral serta hemiplegia kontralateral yang
berat terutama ekstremitas atas dan wajah.
2. Medulla spinalis (Sumsum tulang belakang)
Medula spinalis terletak didalam
kanalis vetebralis. Medula spinalis berfungsi sebagai pusat refleks dan juga
sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak yang dilindungi oleh kolumna
vetebra. Strukturnya terdiri dari substantia alba ( serabut bermielin) dan
substansia grisea ( tidak bermielin). Sunstansia alba berfungsi sebagai jaras
konduksi impuls aferen dan eferen. Substansia grisea merupakan tempat integrasi
refleks-refleks spinal. Didalam medulla spinalis terdapat 31 pasang saraf
spinalis, terdiri dari:
- Servikal: 8 pasang
- Torakal: 12 pasang
- Lumbal: 5 pasang
- Sakral: 5 pasang
- Koksigial: 1 pasang
Fungsi medula spinalis yaitu:
a) Pusat gerakan otot-otot
tubuh terbesar di kornu motorik dan kornu
ventralis.
b) Mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta reflek
lutut.
c) Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke
serebelum.
d) Mengadakan
komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.
Srtuktur Medulla spinalis
Medulla
spinalis dikelilingi oleh Meningen yang terdiri dari durameter, aracknoiddan
piameter.
Meningen
(selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang,
melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi
(cairan serebospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari
tiga lapisan yaitu:
1. Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal
dari
jaringan ikat tebal dan
kuat.
2. Aracknoid (lapisan tengah) banyak mengandung pembuluh darah.
3. Piamater (lapisan dalam) merupakan selaput tipis yang
terdapat pada permukaan
jaringan otak.
Cairan Cerebro Spinal
Cairan serebro spinal adalah
cairan bening yang tidak berwarna. Cairan cerebro spinal ini diproduksi didalam
ventrikel otak (ventrikel lateral kiri
dan kanan), saraf ke-III dan ke-IV di plexus khoroid. Ventrikel lateral
berhubungan dengan ventrikel IV melalui foramen Monro. Ventrikel III dan IV
melalui saluran Sylvius. Pada orang
dewasa rata-rata diproduksi cairan serebrospinal sebanyak 400-600 ml/ hari.Pada
bagian otak terdapat kira-kira 60-180 ml. normalnya tekanan cairan
serebrospinal 60-180 mmH20 atau 0-15 mmHg.
Sirkulasi dari
CSS adalah sebagai berikut:
Setelah dibentuk oleh plexus
koroid, cairan bersirkulasi pada sistem ventikuler, dari venttikel lateral
melalui foramen monro (foramen intraventikuler) keventrikel ke tiga, akuaduktus
dan ventrikel keempat. Sebagian cairan menuju rongga subaracknoid spinal, namun
kebanyakan mencapai rongga subaracknoid diatas konveksitas hemisfer serebral. Cairan selanjutnya diabsorpsi ke sistem vena melalui vili aracknoid. Adapun
komposisi atau isi dan produksi dari cairan serebrospinal yaitu:
- Komposisi
Cairan serebrospinal menyerupai plasma darah dan cairan interstisial (air, elektrolit, oksigan, karbondioksida, glukose, beberapa lekosit (terutama limfosit) dan sedikit protein. - Produksi
Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus koroid yaitu jaring-jaring kapiler berbentuk bunga kol yang menonjol dari piameter ke dalam dua ventrikel otak.
B. SISTEM
SARAF TEPI
Pembagian secara anatomis menurut fungsional
dan letak terdiri dari :
1 Sistem Somatik terdiri atas 2 yaitu:
a)
Sistem somatik
(Aferen): Membawa impuls dengan kesadaran dari lingkungan
kesaraf pusat.
b) Sistem Somatik (Eferen): Membawa perintah dari otak ke otot dan kelenjar.
Susunan saraf somatik adalah
susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot
sadar atau serat lintang.
2.Sistem Otonom terdiri atas 2 yaitu:
a) a) Sens a) Sensorik otnom simpatis
b) Sensorik Otonom parasimpatis
Susunan
saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi
pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pankreas, jalan
pencernaan, dan kelenjar.
1) Sistem Somatik
a.Divisi Sensorik (Aferen)
Menurut
Sherwood, 2001 fungsi dari divisi sensori yaitu:
- Menerima stimulus dari reseptor sensori
- Membangkitkan
muatan listrik (potensial aksi)
- Menstimulus
neuron sensori, meneruskan impuls ke SSP dipusat-pusat yang
sesuai dalam otak
Divisi sensori
ini dibagi menjadi 2 yaitu:
Indra mayor (penglihatan, penciuman,
pendengaran)
Sensasi somatik (nyeri, suhu,
sentuhan, regangan, posisi tubuh)
b.Divisi Motorik
Fungsi dari divisi motorik
adalah:
- Membawa perintah dari otak ke otot dan kelenjar
- Saraf motorik disebut juga saraf eferen
- Contoh : gerakan yang disengaja, seperti berjalan, berlari, duduk,
memukul.
menutup mata, membuka mata,
berbicara
2) Sistem Otonom
Sistem otonom
berfungsi untuk mempertahankan kestabilan tubuh, tanpa
kontrol kesadaran yang meliputi
pengaturan fungsi vital tubuh.
Sistem otonom terdiri atas 2
bagian yang mempunyai efek yang berlawanan, yaitu
sebagai berikut:
a) Sistem saraf si a)Sistem saraf simpatis
Merupakan
sistem siaga untuk membantu proses kedaruratan
Denganmempersiapakan
tubuh agar siap menghadapi stress. Sistem saraf
Simpatisbekerja
dibawah keadaan stres baik yang disebabkan oleh fisis
Maupunemosional yang dapat menyebabkan
peningkatan yang cepat pada
impuls
simpatis.
Beberapa fungsi
sistem saraf simpatis yaitu diantaranya: meningkatkan
kecepatan denyut jantung dan pernapasan,
menurunkan aktivitas saluran cerna.
b) Sistem saraf
parasimpatis
Membantu
konservasi dan homeostasis fungsi-fungsi tubuh, seperti:
menurunkan
kecepatan denyut jantung dan pernapasan, meningkatkan
pergerakansaluran
cerna sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan pembuangan.
Aktivitas ini
dalam keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut
para simpatis
yang menonjol.
Sistem saraf tepi
Menurut Sherwood, 2001 susunan saraf tepi berdasarkan letaknya terdiri atas 2
yaitu:
1. Saraf kranial Saraf kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui
foramina (lubang pada tulang). Saraf kranial terdiri dari 12 pasang saraf
yang keluar
dari batang otak, yang diberi nama
berurutan menurut angka romawi (I- XII)
Urutan
Syaraf
|
Nama
Syaraf
|
Sifat
Syaraf
|
Memberikan
Syaraf untuk dan Fungsi
|
I
|
Nervus
Olfaktorius
|
Sensorik
|
Hidung,
sebagai alat penciuman
|
II
|
Nervus
Optikus
|
Sensorik
|
Bola mata
untuk penglihatan
|
III
|
Nervus
Okulomotorius
|
Motorik
|
Penggerak bola mata dan penggerak
bola mata
|
IV
|
Nervus
Troklearis
|
Motorik
|
Mata, memutar mata dan
penggerak bola mata
|
V
|
Nervus
Trigeminus
N. Olfalmikus
N. Maksilaris
N. Mandibularis
|
Motorik
dan sensorik
Sensorik
Motorik
dan Sensorik
|
Kulit kepala dan kelopak mata atas
Rahang atas, palatum dan hidung
Rahang bawah dan lidah
|
VI
|
Nervus
Abdusen
|
Motorik
|
Mata,
penggoyang sisi mata
|
VII
|
Nervus
Fasialis
|
Motorik
dan Sensorik
|
Otot lidah, menggerakkan lidah
dan selaput lender rongga mulut
|
VIII
|
Nervus
Auditorius
|
Sensorik
|
Telinga,
rangsangan pendengaran
|
IX
|
Nervus
Glosofaringeus
|
Motorik
dan Sensorik
|
Faring,
tonsil dan lidah, rangsangan cita rasa
|
X
|
Nervus
Vagus
|
Motorik
dan Sensorik
|
Faring
laring, paru-paru dan esophagus
|
XI
|
Nervus Asesoris
|
Motorik
|
Leher,
otot leher
|
XII
|
Nervus
Hipoglosus
|
Motorik
|
Lidah,
cita rasa dan otot lidah
|
Saraf Spinal
Saraf spinal keluar melalui
kanalis vertebralis melalui foramen intervertebralis, membawa impuls motorik
(berada diradik dorsalis atau posterior) dan sensorik. Saraf spinal terdiri
dari 31 pasangan.
- PENGERTIAN STROKE
WHO mendefinisikan bahwa Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan
saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang
lain dari itu.
Menurut sumber Wikipedia, Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam
jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia,
yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian
jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
jaringan itu.
Pengertian Stroke menurut Iskandar Junaidi adalah merupakan penyakit
gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/deficit neurologik akibat
gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana Stroke
didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena
sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh sesaat atau gejala berat
sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.
Sumber lain menyebutkan bahwa Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh
darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral)
yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya
aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau
pecahnya pembuluh darah.
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Hendro Susilo,
2000).
Stroke merupakan penyakit peredarah darah otak yang diakibatkan oleh
tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smletzer & Bare, 2005).
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau
stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologik
fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah
serebral.
Stroke
bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala
dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan
lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus,
2001)
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi
fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang
terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena
pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994).
C.ETIOLOGI STROKE
Stroke biasanya di akibatkan dari salah satu
dari 4 kejadian:
1.Trombosis serebral (bekuan darah dalam pembuluh
darah otak atau leher).
Arteriosklerosis
serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama
trombosis
serebral. Tanda-tanda trombosis sangat bervariasi, sakit kepala adalah awitan
yang tidak
umum.
Beberapa pasien dapat merasakan pusing, perubahan
kognitif, atau kejang dan
beberapa
mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral atau
embolisme
serebral.
Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau
hari.
2.Embolisme
serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain)
Abnormalitas
patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis infektif, penyakit jantung
rematik atau
infark miokard, serta infeksi pulmonal adalah tempat tempat asal emboli.
Mungkin saja
bahwa pemasangan katub jantung prostetik dapat mencetuskan stroke, karena
terdapat
peningkatan insiden emboli setelah prosedur ini.
3.Iskemia
serebral (penurunan aliran darah ke area otak)
Iskemia
serebral terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke
otak, manifestsi paling umum adalah SIS.
4.Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral
dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak)
Hemoragi
terbagi:
a.Hemoragi
ekstradural
Hemoragi ekstradural adalah kedaruratan bedah neuro
yang memerlukan perawatan
segera. In i biasanya mengikuti fraktur tengkorak
dengan robekan arteri tengah atau arteri meninges lain. Pasien harus diatasi
dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup.
b. Hemoragi
subdural
Pada dasarnya sama dengan hemoragi
ekstradural, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek.
Karenanya periode pembentukan hematomalebih lama dan menyebabkan tekanan pada
otak
c. Hemoragi
subarakhnoid
Hemoragi subarakhnoid dapat terjadi
karena trauma atau hipertensi, tetapai penyebab paling sering adalah kebocoran
aneurisme
d.Hemoragi
intraserebral
Hemoragi atau perdarahan di
substansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya
menyebabkan ruptur pembuluh darah.
D. KLASIFIKASI STROKE
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya,
yaitu :
a. Stroke Haemorhagi
stroke artinya stroke karena perdarahan , terjadi akibat pembuluh darah
yang pecah. Pecahnya pembuluh darah dipotak menyebabkan aliran darah ke otak
berkurang, dan sel-sel otak dapat mengalami kerusakanbahkan kematian karena
kekurangan oksigen dan nutrisi. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang
pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang ada disekitarnya. Stroke jenis ini
lebih jarang dibandingkan stroke iskemik yaitu sekitar 20%, tetapi stroke
hemoragi mempunyai efek yang lebih serius (sari, dkk. 2008).
Stroke hemoragi sering terjadi pada orang yang mengalami hipertensi karena
hipertensi bisa menyebabkan kelemahan dinding pembuluh darah sehingga rapuh dan
mudah pecah. Selain itu, malformasi arteriovena yang merupakan bawaan sejak
lahir berupa dinding pembuluh darah tipis dan kusut akibat gangguan pada saat
proses pembentukan (sari, dkk. 2008)
b. Stroke Non Haemorhagic / stroke iskemik
Jenis stroke ini merupakan stroke yang sering ditemui, sekitar 80% dari
semua kasus stroke. Stroke iskemik terjadi bila jaringan dan sel-sel otak
mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan adanya penyempitan
atau penyumbatan pembuluh darah.
Pembuluh darah dapat mengalami penyempitan karena ateroslerosis, yakni
pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitas berkurang. Proses aterosklerosis
terjadi akibat tertimbunnya lemak dalam dinding pembuluh darah arteri. Timbunan
lemak tersebut dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan luka yang akan
merangsang trombosit untuk mengeluarkan enzim pembeku darah.
Terjadilah penggumpalan darah setempat yang akan mengurangi diameter arteri
sehingga arteri makin menyempit atau bahkan tersumbat sempurna. Penyempitan ini
menyebabkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak berkurang.
Gumpalan darah tersebut bisa saja terlepas dan terbawa aliran darah kemudian
menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan sumbatan disana.
Selain aterosklerosis, gangguan pada jantung juga dapat menyebabkan stroke
iskemik.
2.
Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a.TIA ( Trans Iskemik Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai
beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna
dalam waktu kurang dari 24 jam.
b.Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau
beberapa hari.
c.Stroke komplit:
Dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai
dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.
E. MANIFESTASI
KLINIS/TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan lokasinya di tubuh,
gejala-gejala Stroke terbagi menjadi berikut:
- Bagian
sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik
- Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial:
menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau
keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan
detak jantung terganggu, lidah lemah.
- Cerebral
cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut
hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack
(TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal Stroke. Pada sumber
lain tanda dan gejala Stroke yaitu:
- Adanya
serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan
atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya rasa atau adanya
sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti
terkena cabai, rasa terbakar
- Mulut, lidah mencong bila
diluruskan
- Gangguan menelan : sulit
menelan, minum suka keselek
- Bicara tidak jelas (rero),
sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan
bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat
dimengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak
lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap
- Sulit memikirkan atau
mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak memahami
pembicaraan orang lain
- Tidak mampu
membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan
- Tidak
dapat berhitung, kepandaian menurun
- Tidak
mampu mengenali bagian dari tubuh
- Hilangnya kendalian terhadap
kandung kemih, kencing yang tidak disadari
- Berjalan menjadi sulit,
langkahnya kecil-kecil
- Menjadi pelupa ( dimensia)
- Vertigo ( pusing, puyeng ),
atau perasan berputar yang menetap
saat tidak beraktifitas
- Awal terjadinya
penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada
saat beristirahat atau bangun tidur
- Hilangnya penglihatan, berupa
penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan
pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat
- Kelopak mata sulit
dibuka atau dalam keadaan terjatuh
- Pendengaran
hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga
atau pendengaran berkurang
- Menjadi
lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
- Kebanyakan tidur atau selalu
ingin tidur
- Kehilangan keseimbangan,
gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh
- Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan
diri
F.FAKTOR RESIKO
1. Faktor yang tidak dapat dikontrol
* Jenis kelamin
Pria lebih sering ditemukan
menderita stroke dibanding wanita.
* Usia
Resiko mengalami stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Resiko semakin
meningkat setelah usia 55 tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah
usia 65 tahun ke atas. Dari 2065 pasien stroke akut yang dirawat di 28 rumah
sakit di indonesia, 35,8% berusia di atas 65 tahun dan 12,9% kurang dari 45
tahun.
* Keturunan
Adanya riwayat keluarga yang
terkena stroke meningkatkan resiko terjadinya stroke
* Ras
Stroke lebih banyak menyerang dan menyebabkan kematian pada ras kulit hitam
karena diduga angka kejadian hipertensi yang tinggi dan diet tinggi garam.
2. Faktor yang dapat dikontrol
(Reversible)
* Hipertensi
Merupakan faktor resiko tunggal yang paling penting untuk stroke iskemik
maupun stroke perdarahan. Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah mendapat
tekanan yang sangat besar. Jika proses tekanan berlangsung lama, dapat
menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi rapuh dan
mudah pecah. Hipertensi juga dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyempitan
diameter pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan otak.
* Penyakit jantung
Kerusakan
kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke
otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada
kelainan jantung dan pembuluh darah.
* Kolesterol
tinggi atau hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis
berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke itu sendiri.
* Diabetes
Melitus
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena
2 alasan, yeitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat
aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga
berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
* Stress Emosional
Seseorang yang sering mengalami stres emosional juga dapat mempengaruhi
kondisi fisiknya. Stres dapat merangsang tubuh mengeluarkan hormon-hormon yang
mempengaruhi jantung dan pembuluh darah sehingga berpotensi meningkatkan resiko
serangan stroke.
* Merokok
Perokok lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan perokok. Nikotin
dalan rokok membuat jantung bekerja keras karena frekuensi jantung dan tekanan
darah meningkat. Nikotin juga mengurangi
kelenturan arteri serta dapat menimbulkan aterosklerosis.
* Aktivitas
yang tidak sehat
Kurang olahraga, makanan berkolesterol.
G.PATOFISIOLOGI
Setiap kondisi yang
menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan keadaan
hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak.Iskemik
yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan
deficit sementara dan bukan deficit permanen.Sedangkan deficit yang terjadi
dalam waktu lama dapat menyababkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada
otak.
Setiap deficit fokal permanen akan bergantung pada daerah
otak mana yang terkena. Daeerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh
darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik
adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna. Deficit fokal
permanen dapat tidak di ketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik otak
total yang dapat teratasi.
Jika aliran
darah ke tiap bagian otak terhambat karena thrombus atau emboli.Maka mulai
terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.Kekurangan oksigen dalam
satu menit dapat menunjukan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan
kesadaran.Sedangkan kekurangan okseigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan
nekrosis mikroskopik neuron-neuron.Area yang mengalami nekrosis di sebut
infark.
Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan
pada metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan
glikogen sehingga kebututuhan metabolism tergantung dari glukosa dan
oksigenyang tedapat pada arteri-arteri yang menuju otak.
Perdarahan intarakranial termasuk perdarahan ke dalam
ruang subarachnoid atau ke dalam jaringsan otsk sendiri.Hipertensi
mengakibatkan timbulnya penebalan dan degenerative pembuluh datrah yang dapat
menyebabkan rpturnya arteri serebral sehingga perdarahan menyebar dengan cepat
dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah otak.
Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan thrombus
oleh fibrin trombosit dan tekanan jaringan.Setelah 3 minggu, darah mulai
direabsorbsi. Rupture ulangan merupakan resiko serius yang terjadi sekitar 7-10
hari setelah perdarahan pertama.
Ruptur ulangan mengakibaatkan terhentinya aliran darah ke
bagian tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal tersebut
dapat menimbulkan gegar otak dan kehilangan kesadaran, dan peningkatan tekanan
cairan serebrospinal(CSS), dan menyababkan gesekan otak . perdarahan mengisi
ventrikel atau hematoma yang merusak jaringan otak.
Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema
dapat meningkatkan tekanan intracranial yang membahayakan jiwa dengan
cepat.Peningkatan tekana intracranial yang tidak di obati dapat mengakibatkan
herniasi unkus atau serebellum.Di samping itu, terjadi bradikardia, hipertensi
sistemik, dan gangguan pernafasan.
Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi
hemodialisa, darah dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen dan otak.Darah
dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang berakibat menurunnya
perfusi serebral.Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke-4
sampai ke-10 setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri
otak.Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan fokal neurologis, iskemik otak, dan infark.
H.PATHWAY NURSING
Stroke Hemoragi Stroke Non Hemoragi
Peningkatan TIK Vasospasme arteri serebral/ Trombus/Emboli di serebral
Saraf
Serebral
Aneurisma Iskemik/Infark Suplai darah ke jaringan serebral
Tidak adequat
Perdarahan Arakhnoid/ Defisit Neurologis Perfusi Jaringan serebral
Ventrikel tidak efektif
Hematoma Serebral Hemisfer Kanan Hemisfer kiri
Peningkatan
TIK/Hemiparase/Hemiplegi Hemiparase/Hemiplegi Hernisiasi Serebral Kiri Kanan
Penurunan Kesadaran
Penekanan saluran pernapasan
Pola napas tidak efektif Defisit Perawatan Diri Gangguan Mobilitas Fisik
Area Gocca
Kerusakan fungsi Resiko Kerusakan
N.VII dan N.XII Integriras Kulit
Kerusakan Komunikasi
Kurang Penglihatan
Verbal
Resiko Aspirasi Resiko Trauma Resiko Jatuh
I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien stroke adalah:
1.Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya peningkatan
volume intrakranial,penekanan
jaringan otak dan edema serebral
2.Perubahan Perfusi jaringan Otak yang berhubungan dengan perdarahan
intraserebral,
oklusi otak,vasospasme dan edema otak
3.Ketidakefektifan Bersihan jalan napas yang berhubungan dengan akumulasi
sekret,kemampuan batuk menurun,penurunan mobilitas fisik sekunder
4.Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiplegia,kelemahan
neuromuskuler
pada ekstremitas
5.Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring
lama
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
·
Pemeriksaan
laboratorium
ØLumbal fungsi
: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang
kecil biasanya warna likuor masih normal
ØPemeriksaan
darah rutin
ØPemeriksaan
kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg di dalam serumdan
kemudian berangsur-angsurturun kembali
ØPemeriksaan
darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri
·
CT scan
kepala
Untuk mengetahui lokasi dan luasnya
perdarahan atau infark
· MRI
Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan
bergesernya struktur otak
· Angiografi
Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluh darah yang
terganggu
· USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana
(masalah sistem karotis)
· EEG
Untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga
menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.
K.KOMPLIKASI STROKE
Komplikasi stroke meliputi:
1. hipoksia
serebral
2. penurunan
aliran darah serebral
3. luasnya area
cidera.
(smeltzer C.Suzanne, 2002)
Setelah mengalami stroke,pasien akan mengalami
komplikasi.
komplikasi ini dapat di kelompokkan berdasarkan:
1.Berhubungan dengan immobilisasi;infeksi pernapasan
(Radang paru-
paru/Pneumonia),nyeri pada daerah tertekan,konstipasi dan
thromboplebitis.
2.Berhubungan dengan paralisis:nyeri pada daerah punggung,dislokasi
sendi,deformitas
dan terjatuh.
3.Berhubungan dengan kerusakan otak:epilepsi dan sakit kepala.
4.Hydrochepalus.
L. PENATALAKSANAAN
STROKE/CVA
1.PENATALAKSAAN
FARMAKOLOGI
menurut menurut Smeltzer dan Bare (2002)
meliputi:
a.Diuretik
untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah
infark serebral. Contoh obatnya yaitu: manitol, gliserol dan furosemid
b. Antikoagulan
untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem
kardiovaskuler. Contoh obatnya seperti: aspirin, heparin dan aspilet.
c. Antitrombosit
karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan
embolisasi. Contoh obatnya adalah: aspirin dan heparin
2.PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
a. Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita
mendapatkan terapi yang dapat membantu proses
pemulihan secara fisik. Adapun
terapi yang diberikan yaitu:
1.Terapi herbal
a.Tanaman
obat untuk megendalikan hipertensi: seledri, bawang putih, mentimun.
b.Tanaman obat untuk menurunkan kadar
gula darah buncis, pare,
daun salam,
mengkudu.
c.Tanaman
obat untuk menurunkan kadar kolesterol: temulawak, murbei, kedelai, teh,
jatibelanda.
d. Tanaman obat
untuk mencegah penggumpalan darah: jintan hitam.
e.Tanaman
obat untuk menguatkan pembuluh darah: pegagan
2. fisioterapi
diberikan untuk mengatasi masalah gerakan dan sensoris
penderita seperti
masalah kekuatan
otot, duduk, berdiri, berjalan,koordinasi dan keseimbangan serta
mobilitas di tempat tidur.
3.Terapi okupasional (Occupational
Therapist atau OT)
Diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam
melakukan aktivitas
sehari-hariseperti mandi, memakai baju, makan
dan buang air.
4.terapi wicara dan bahasa
diberikan untuk melatih kemampuan penderita dalam
menelan makanan dan minuman
dengan aman serta dapat berkomunikasi dengan orang
lain.
5. Apiterapi
Apiterapi adalah pengobatan menggunakan lebah dan
produk turunannya
b. Rehabilitasi Mental
Sebagian besar penderita stroke
mengalami masalah emosional yang dapat mempengaruhi mental mereka, misalnya
reaksi sedih, mudah tersinggung, tidak bahagia, murung dan depresi. Masalah
emosional yang mereka alami akan mengakibatkan penderita kehilangan motivasi
untuk menjalani proses rehabilitasi. Salah satu terapi yang bisa digunakan
adalah terapi warna dan terapi musik.
c. Rehabilitasi Sosial
Pada rehabilitasi ini, petugas
sosial berperan untuk membantu penderita stroke menghadapi masalah sosial
seperti, mengatasi perubahan gaya hidup,hubungan perorangan, pekerjaan, dan
aktivitas senggang. Selain itu, petugas sosial akan memberikan informasi
mengenai layanan komunitas lokal dan badan-badan bantuan sosial.
3. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Perawat memiliki
peran yang sangat penting dalam penatalaksanaan pasien stroke secara umum.
Diagnosa keperawatan dan intervensinya merupakan arahan yang sesuai dalam
manajemen perawatan pasien stroke (Hikey,
2003).
1 Observasi
tanda-tanda vital
Observasi tanda vital dilakukan
dalam 24 jam sejak pasien masuk rumah sakit dengan memonitor kerja organ-organ
vital, seperti jantung, paru dan fungsi syaraf, mengingat kondisi pasien belum
stabil dan perubahan akan tampak pada tanda vital. Pasien di awasi pernafasannya,
irama jantung, refleks batuk,suhu tubuh, dan gerak menelanpada pasien yang
sadar.
2. Pemenuhan kebutuhan oksigen
Pada pasien stroke akut, pasokan
oksigen harus dipastikan adekuat untuk mencegah otak kekurangan oksigen dan
perburukan gangguan syaraf.
3.Nutrisi
Nutrisi yang memadai sangat penting
selama perawatan stroke. Kekurangan nutrisi dapat menghambat penyembuhan.
Sebelum pemberian nutrisi, pasien harus dipastikan apakah mengalami gangguan
menelan atau tidak. Hal ini penting karena jika tersedak sehingga makanan atau
minuman tersebut masuk saluran pernafasan maka akan memperburuk kondisi pasien.
Makanan yang diberikan adalah yang bisa menjaga agar feses tetap lunak. Jika
pasien tidak sadar atau tidak bisa menelan maka nutrisi diberikan melalui selang
NGT.
4. Perbaikan fungsi syaraf
Fungsi syaraf yang terganggu perlu
diberikan rangsangan sedini mungkin agar perbaikan fungsi tercapai dengan
cepat. Rangsangan yang diberikan dapat berupa rangsangan sensorik maupun
motorik.
M. HEALTH EDUCATION
Upaya pendidikan kesehatan
yang dapat dilakukan adalah:
1.Pencegahan primordial
Tujuan pencegahan primordial adalah
mencegah timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang belum mempunyai
faktor risiko. Pencegahan primordial dapat dilakukan dengan cara melakukan
promosi kesehatan, seperti berkampanye tentang bahaya rokok terhadap stroke
dengan membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat.
Selain itu, promosi kesehatan
lain yang dapat dilakukan adalah programpendidikan kesehatan masyarakat, dengan
memberikan informasi tentang penyakitstroke melalui ceramah, media cetak, media
elektronik dan billboard.
2. Pencegahan Primer.
Tujuan pencegahan primer
adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang mempunyai
faktor risiko dengan cara melaksanakan gaya hidupsehat bebas stroke, antara
lain:
a.Menghindari: rokok, stress,
alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin,
kokain dan sejenisnya.
b.Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.
c.Mengendalikan: Hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi
atrium,infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit vascularaterosklerotik
lainnya.
d. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak
sayuran,buah-buahan, ikan terutama ikan salem dan tuna, minimalkan junk
food danberalih pada makanan
tradisional yang rendah lemak dan gula, serealia dan susu rendah lemak serta dianjurkan
berolah raga secara teratur.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh
tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang. Stroke bukan merupakan penyakit
tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit
diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah,
diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer. Stroke hemoragik adalah
disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer
substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis,
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. Gambaran
klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian
belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan kejang.
Sedangkan pada stroke non-hemoragik pembuluh darah dapat mengalami
penyempitan karena ateroslerosis, yakni pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitas
berkurang. Penyempitan ini menyebabkan aliran darah yang membawa nutrisi dan
oksigen ke otak berkurang. Gumpalan darah tersebut bisa saja terlepas dan
terbawa aliran darah kemudian menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan
menyebabkan sumbatan disana. Selain aterosklerosis, gangguan pada jantung juga
dapat menyebabkan stroke iskemik.
Stroke sangat dapat dicegah, hampir 85% dari semua Stroke dapat dicegah , karena ancaman Stroke hingga merenggut nyawa dan
derita akibat Stroke. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi
semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau
mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur,
penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan
pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.
B. SARAN
Mencegah lebih baik daripada
mengobati. Istilah ini sudah sangat lumrah di kalangan kita. Oleh karena itu,
untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai
sekarang adalah pola hidup dan pola
makan yang sehat dan teratur. Jika kita membiasakan hidup sehat, maka kita
tidak akan mudah terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Swearingen. 2001. Keperawatan Medikal
Bedah (ed. 2). Jakarta : EGC.
Isselbacher, Wilson, dkk. 2000. Prinsip-prinsip
Ilmu Penyakit Dalam (ed. 13).Jakarta : EGC.
Muttaqin Arif, (2008). AsuhanKeperawatan dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Mardjono M & Sidharta P, (2004).
Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat.
Soeharto Iman, (2004). Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Weiner H.L & Levitt L.P, (2001).
Buku Saku Neurologi. Jakarta: EGC.
Lumbantobing, (2007). Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta:
FKUI.
Sari Wening dkk, (2008). Care Your Self Stroke. Jakarta: Penebar
Plus.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:
EGC.
Farinq. 2008. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik. Diperoleh pada tanggal 23
februari 2012 darihttp.. Stroke\farinqhusyank_
asuhan keperawatan stroke hemoragik.htm.
Qittun. 2008. Asuhan pada Klien dengan Stroke. Diperoleh pada tanggal 23
februari 2012 dari http://www. Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke.htm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar