BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan
adalah sesuatu yang harus tercukupi bagi makhluk hidup untuk melangsungkan
hidupnya sebagai tujuan untuk bertahan hidup,kebutuhan manusia wajib di penuhi
dan harus ada,namun tak selamanya yang kita inginkan itu adalah kebutuhan namun
hanya berupa nafsu dan keegoisan diri kita dan hanya sebagai kepuasan diri kita
atas apa yang kita dapatkan dan di peroleh. Setiap orang memiliki kebutuhan
hidupnya sendiri dan berbeda-beda dan perbedaan kebutuhan manusia itu di
pengaruhi oleh banyak faktor misalnya adalah faktor ekonomi. Orang dengan
ekonomi menengah kebawah pasti memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang
ekonomi menengah ke atas,salah satunya perbedaan makanan. Orang kaya tidak bisa
hanya makan dengan tempe atau sayur bayam saja namun harus ada telur atau ayam.
Dari segi makanan pun sudah ada perbedaan yang sangat mencolok. Padahal hanya
dengan makanan orang bisa akan bertahan hidup,dengan lauk tempe dan sayur bayam
juga sudah bisa bertahan hidup namun orang kaya apabila hanya makan sayur dan
tempe maka kepuasan akan hidupnya tidak tercukupi sehingga tujuan dari
kebutuhan adalah sama namun dari tingkat kepuasannya sangant berbeda. Itulah
manusia dengan makhluk yang tidak puas terhadap dirinya sendiri. Makalah ini
membahas tentang macam-macam kebutuhan dasar pada manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan
dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang
mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan
dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan
dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial.
Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang
terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan
seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti perkembangan
kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene
diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang
bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat
rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum
terutama pasien imobilisasi.
2. Tujuan
a. Mengetahui pengertian KDM
b. Mengetahui model-model KDM
c. Mengetahui praktik KDM dalam keperawatan
3.
Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan KDM ?
b. Tujuan di penuhinya KDM ?
c. Apa saja model-model KDM ?
d. Bagaimana karakteristik seseorang apabila KDM nya terpenuhi ?
e. Bagaimana penerapan KDM dalam keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian KDM
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan,
air, keamanan dan
cinta yang merupakan hal yang penting
untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow
adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Hierarki
kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas.
Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis
seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan
keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk
persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat
meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri,
merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah
kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut teori
Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang
sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu
atau lebih dimensi manusia.
2.
Macam-macam Model
KDM
1. Abraham Maslow
Pada tingkat yang paling bawah,
terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman
dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh
orang yang bersangkutan. [7]Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs)
yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan)
bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri
karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya itu.[7] Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah
tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman(safety
needs).[7]
Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini
berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur,
keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas
dan sebagainya.[5] Karena adanya kebutuhan inilah maka [[manusia[[
membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya.[5] Sama halnya dengan basic needs, kalausafety
needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka
pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun
perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.[5]
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa
aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness
and love needs).[5]Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab,
bahkan mesra dengan orang lain.[5] Ia ingin mencintai dan dicintai.[5]Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan.[5] Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri,
ingin punya "akar" dalam masyarakat.[5] Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll.[5] Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa
sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa
dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan
menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat
tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem
needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah
kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan
kemandirian. Sedangkan yang
kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran,
dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang
yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang
percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang
terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri(self
actualization)
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan
saling mengisi. Jika berbagai
meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti
apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan,
mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
2. Virginia
Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson,
1955) mengcangkup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964)
mendefinisikan keperawatan sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
aktivitas yang memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. dimana
individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan , kemauan, dan pengetahuan yang di butuhkan . dan hal ini dilakukan
dengan cara membantu mendapatkan kembali kemadiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
henderson , memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan
(Henderson, 1966):
1 Bernapas
secara normal
2 Makan
dan minum cukup
3 Eliminasi
4 Bergerak
dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5 Istirahat
dan tidur
6 Memilih
cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
7 Mempertahankan
temperatur tubuh dalam rentang normal
8 Menjaga
tubuh tetap bersih dan rapi
9 Menghindari
bahaya dari lingkunga
10 Berkomukasi dengan orang lain
11 Beribadah menurut keyakinan
12 Bekerja yang menjajikan prestasi
13 Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk
rekreasi
14 Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan
yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal.
3.
Watson
Filosofi Watson
tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk mendifinisikan hasil
dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari
kehidupan ( Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu
langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta
pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson
meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai
atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi
keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia
membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap
masalah kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia
dan bagaimana merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan
kelebihan klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri.
Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada
klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh faktor-faktor
yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (
Watson, 1987).
4.
King
Manusia merupakan
individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan objek
tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas
dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa
depannya. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan
berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan dasar
manusiadi bagi menjadi tiga yaitu :
1 Kebutuhan akan
informasi kesehatan
2 Kebutuhan akan
pencegahan penyakit
3 Kebutuhan akan perawat
ketika sakit.
5.
Martha E. Rogers
Manusia merupakan
satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia
selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya
masing- masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang
lain. Konsep Martha E. Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia
sebagai unit.
6.
Jhonson
Jhonson
mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku. Dalam
pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun
eksternal. Individu juga memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan
dirinya terhadap pengaruh yang timbul.
7.
Sister Calista Roy
Menurut Roy,
manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan
perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk
mencapai keseimbangn atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan
perubahan yang terjadi. Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal,
stimulasi konstektual dan stimulasi residual. Dalam proses penyesuaian diri,
individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai tujuan berupa
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan demikian,
individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif. Karenanya, Roy
secara ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk
biopsikososio-spiritual yang merupakan satu kesatuan yang utuh, memiliki
mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui
interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.
3.
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1 Penyakit. Adanya
penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhankebutuhan, baik
secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2 Hubungan Keluarga. Hubungan
keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya
saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak adarasa curiga, dan
lain-lain.
3 Konsep Diri. Konsep
diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang
positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri
yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa
positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan
mengembangkan cara hidup yang sehat., sehingga mudah memenuhi kebutuhan
dasarnya.
4 Tahap
Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami
perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang
berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual,
mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan
aktivitas yang berbeda.
4. Karakteristik
seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika
seseorang sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan
akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi
kebutuhan yang lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu
terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis. Dalam konteks homeostasi, suatu
persoalan atau masalah dapat dirumuskan sebagai hal yang menghalangi
terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam
homeostasis fisiologis maupun psikologis seseorang.
5. Penerapan KDM dalam
praktek keperawatan
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam
berbagai hal ; pertama, membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat
mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien. Kedua, dengan memahami
kebutuhan manusia perawat dapat memahami perilaku orang lain dengan lebih baik.
Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja
untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat individu dan
keluarga. Keempat, perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan
manusia untuk mengurangi stress. Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan
kebutuhan manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang
6.
Manusia sebagai Sistem
Manusia sebagai sistem terdiri atas
sistem adaptif, personal, interpersonal, dan sosial.
a. Sebagai
sistem adaptif, merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap
perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritasi atau keutuhan.
b. Sebagai
sistem personal, manusia memiliki peroses persepsi dan bertumbuh kembang.
c. Sebagai
sistem interpersonal, manusia dapat berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi
terhadap orang lain.
d. Sebagai
sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan di lingkungannya, baik dalm keluarga, masyarakat, maupun lingkungan
pekerjaan.
Manusia sebagai makhluk holistik memiliki
makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas
unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Teori holistik menjelaskan
bahwa semua organisme hidup saling berinteraksi. Adanya gangguan pada salah
satu bagian akan mempengaruhi bagian yang lain.
Saat mempelajari salah satu bagian
manusia, perawat harus mempertimbangkan keterkaitan bagian tersebut dengan
bagian yang lain. Selain itu, perawat juga harus mempertimbangkan interaksi
individu dengan lingkungan eksternalnya.
manusia terdiri atas:
1. Unsur
biologis
Manusia merupakan suatu susunan sistem
organ tubuh
Manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat
mempertahankan hidupnya
Manusia tidak terlepas dari hukum alam,
yaitu: lahir, berkembang dan meninggal
2. Unsur
psikologis
Manusia mempunyai struktur kepribadian
Tingkah laku manusia merupakan
manifestasi kejiwaan
Manusia mempunyai daya pikir dan
kecerdasan
Manusia mempunyai kebutuhan psikologis
agar pribadinya dapat berkembang
3. Unsur
sosial
Manusia perlu hidup bersama orang lain
dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
Dalam sistem sosial, pandangn individu,
kelompok dan masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan
Manusia dipengaruhi oleh lingkungan
sosial dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut
Dalam sistem sosial, manusia dituntut
untuk bertingka laku sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku di masyarakat
4. Unsur
spiritual
Manusia mempunyai keyakinan atau mengakui
adanya Tuhan Yang Maha Esa
Manusia memiliki pandangan hidup
Manusia mempunyai semangat hidup yang
sejalan dengan keyakinan yang dianutnya (sumber: buku ajar kebutuhan dasar
manusia,teori & Aplikasi praktik)
7.
Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk
holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur biologis,
psiologis, sosial, dan spiritual.
a. Sebagai
makhluk biologis, manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk
mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir, tumbuh kembang, hingga meninggal.
b. Sebagai
makhluk psioliogisi, manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku
sebagai manifestasi kejiwaan, dan kamampuan berpikir serta kecerdasan.
c. Sebagai
makhluk sosial, manusia perlu hidup bersama orang lain, saling bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kebudayaan,
serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.
d. Sebagai
makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan, pandangan hidup, dan dorongan
hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
8. Manusia Sebagai System Adaptive
Sistem, adalah suatu set dari beberapa bagian yang
berhubungan dengan keseluruhan fungsi untuk beberapa tujuan dan demikian juga
keterkaitan dari beberapa bagiannya. Dengan kata lain bahwa untuk memeliki
keseluruhan bagian-bagian yang saling berhubungan, sistem juga memiliki input,
out put, dan control, serta proses feedback.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistim yang
dapat menyesuaikan diri (adaptive system ). Sebagai sistim yang dapat
menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio, psicho,
Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Inputs (masukan), Control dan
Feedback Processes dan Output (keluaran/hasil). Proses kontrol adalah Mekanisme
Koping yang dimanifestasikan dengan cara-cara penyesuaian diri. Lebih spesifik
manusia didefinisikan sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri dengan
activifitas kognator dan Regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat
cara-cara penyesuaian yaitu : Fungsi Fisiologis, Konsep diri, Fungsi peran, dan
Interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan menurut Roy manusia
dijelaskan sebagai suatu sistim yang hidup, terbuka dapat menyesuaikan diri
dari perubahan suatu unsur, zat, materi yang ada dilingkungan. Sebagai sistim
yang dapat menyesuikan diri manusia dapat digambarkan dalam karakteristik
sistem, manusia dilihat sebagai suatu kesatuan yang saling berhubungan antara
unit unit fungsionil atau beberapa unit fungsionil yang mempunyai tujuan yang sama.
Sebagai suatu sistim manusia dapat juga dijelaskan dalam istilah Input, Control, Proses Feedback, dan Output.
1 Input (Stimulus)
Pada manusia sebagai suatu sistim yang dapat menyesuaikan
diri: yaitu dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan
dalam diri individu itu sendiri (Faz Patrick & Wall; 1989). Input atau
stimulus yang masuk, dimana feedbacknya dapat berlawanan atau responnya yang
berubah ubah dari suatu stimulus. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai
tingkat adaptasi yang berbeda dan sesuai dari besarnya stimulus yang dapat
ditoleransi oleh manusia.
2 Mekanisme Koping.
Adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk melindungi diri (stuart, sundeen; 1995). Manusia sebagai
suatu sistim yang dapat menyesuaikan diri disebut mekanisme koping, yang
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Mekanisme koping bawaan dan dipelajari.
Mekanisme koping bawaan, ditentukan oleh sifat genetic yang
dimiliki, umumnya dipandang sebagai proses yang terjadi secara otomatis tanpa
dipikirkan sebelumnya oleh manusia. Sedangkan mekanisme koping yang dipelajari,
dikembangkan melalui strategi seperti melaui pembelajaran atau pengalaman-pengalaman
yang ditemui selama menjalani kehidupan berkontribusi terhadap respon yang
biasanya dipergunakan terhadap stimulus yang dihadapi.
Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan
itegritas dalam batasan yang sesuai dengan tujuan “human system”.
Respon maladaptif, yaitu segala sesuatu yang tidak
memberikan kontribusi yang sesuai dengan tujuan “human system.
Dua Mekanisme Coping yang telah diidentifikasikan yaitu:
Susbsistim Regulator dan Susbsistim Kognator. Regulator dan
Kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat
effektor atau cara penyesuaian diri yaitu: Fungsi Phisiologis, konsep diri,
fungsi peran, dan Interdependensi. (Baca Poin 1.4: Sistem Regulator dan
Kognator)
3 Output
Faz Patrick & Wall (1989), manusia sebagai suatu sistim
adaptive adalah espon adaptive (dapat menyesuaikan diri) dan respon maldaptive
(tidak dapat menyesuaikan diri). Respon-respon yang adaptive itu mempertahankan
atau meningkatkan intergritas, sedangkan respon maladaptive dapat mengganggu
integritas. Melalui proses feedback, respon-respon itu selanjutnya akan menjadi
Input (masukan) kembali pada manusia sebagai suatu sistim.Perilaku adaptasi
yang muncul bervariasi, perilaku seseorang berhubungan dengan metode adaptasi.
Koping yang tidak konstruktif atau tidak efektif berdampak terhadap respon
sakit (maladaptife). Jika pasien masuk pada zona maladaptive maka pasien
mempunyai masalah keperawatan adaptasi (Nursalam; 2003).
1. Subsistem Regulator dan Kognator
Adalah mekanisme
penyesuaian atau Koping yang berhubungan dengan perubahan lingkungan,
diperlihatkan melalui perubahan Biologis, Psikhologis dan social. Subsistim
Regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistim
saraf, kimia tubuh, dan organ endokrin. Subsistim regulator merupakan mekanisme
kerja utama yang berespon dan beradaptasi terhadap stimulus lingkungan.
Subsistim Kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan
kognitif dan emosi, termasuk didalamnnya persepsi, proses informasi,
pembelajaran, membuat alasan dan emosional.
Dapat dijelaskan
bahwa Semua input stimulus yang masuk diproses oleh subsistim Regulator dan
Cognator. Respon-respon susbsistem tersebut semua diperlihatkan pada empat
perubahan yang ada pada manusia sebagai sistim adaptive yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan Interdependensi (Kozier, Erb, Blais, Wilkinson;1995).
Berikut ini
pengertian empat perubahan dan contohnya:
a. Perubahan
Fungsi Fisiologis
Adanya perubahan
fisik akan menimbulkan adaptasi fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan.
Contoh : Keseimbangan
cairan dan elektrolit, fungsi endokrin (kelenjar adrenal bagian korteks
mensekresikan kortisol atau glukokortikoid, bagian medulla mengeluarkan
epenefrin dan non epinefrin), sirkulasi dan oksigen.
b. Perubahan
konsep diri
Adalah keyakinan perasaan akan diri sendiri yang mencakup
persepsi, perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi
pandangan dan persepsi terhadap dirinya.
Contoh : Gangguan
Citra diri, harga diri rendah.
c. Perubahan
fungsi peran
Ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peran
seseorang.
Contoh : peran yang berbeda,
konflik peran, kegagalan peran.
d. Perubahan
Interdependensi
Ketidakmampuan seseorang untuk mengintergrasikan
masing-masing komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh : kecemasan berpisah.
Cara penyesuaian diri diatas ditentukan dengan menganalisa
dan mengkatagorikan perilaku manusia, dimana perilaku tersebut merupakan hasil
dari aktivitas Kognator dan Regulator yang diobservasi.
Kebutuhan dasar untuk intergritas yang mencakup :
Intergritas Fisik, Psikhologis dan Sosial. Proses persepsi ditemukan baik dalam
subsistim regulator maupun dalam subsistem kognator dan digambarkan sebagai
proses yang menghubungkan dua subsistem tersebut. Input-input untuk regulator
diubah menjadi persepsi. Persepsi adalah proses dari kognator dan respon-respon
yang mengikuti sebuah persepsi adalah Feedback baik untuk kognator maupun Regulator
8.
Sehat-Sakit (Adaptive dan Maladaptif)
Kesehatan dipandang sebagai keadaan
dan proses menjadi manusia secara utuh dan integrasi secara
keseluruhan . Integritas atau keutuhan manusia meyatakan secara
tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak
terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan
kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi
intergrasi adalah sehat sebaliknya kondisi tidak ada
integrasi adalah kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak
adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi baik. Dalam
model adaptasi keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi yang tidak memerlukan energi dari
koping yang tidak efektif dan memungkinkan manusia berespon
terhadap stimulus yang lain. Mengurangi dan tidak menggunakan energi ini
dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan, ini adalah
pembebasan energi yang dihubungkan dengan konsep adaptasi dan
kesehatan. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model
adaptasi keperawatan didalamnya menggambarkan manusia sebagai
sistem yang dapat menyesuaikan diri . Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap
stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk
fungsi holistik untuk mempengaruhi kesehatan secara positif
dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dan lingkungan dan dua bagian proses. Bagian pertama dari
proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal
yang membutuhkan sebuah respon. Perubahan-perubahan itu adalah
stressor-strassor atau stimulus focal dan ditengahi oleh faktor-faktor
kontekstual dan residual. Bagian bagian stressor menghasilkan interaksi
yang biasanya disebut stress, bagian kedua dari stress adalah nekanisme
koping yang merangsang menghasilkan respon adaftif atau inefektif . Produk
adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam
istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang
meliputi: kelangsungan hidup, pertumbuhan dan pengeuasaan yang disebut
Intergritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik yang
meliputi peningkatan dan penurunan respon respon. Setiap kondisi adaptasi baru
dipengaruhi oleh tingkat adaptasi, sehingga keseimbangan dinamik dari manusia
berada pada tingkat yang lebih tinggi.
Lingkup yang besar dari stimulus dapat
disepakati dengan suksesnya manusia sebagai adaptive sistem. Jadi peningkatan
adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yeng lebih tinggi pada keadaan baik atau
sehat. Adaptasi kemudian disebut adalah suatu fungsi dari stimulus yang masuk
dan tingkatan adaptasi lebih spesifik, fungsi yang lebih tinggi antara stimulus
fokal dan sistim adaptasi.
9.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan : Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Ø
perubahan fisik
Ø kuantitatif
Ø
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang,
gigi Ø pola bervariasi
Ø
peningkatan jumlah
sel
Ø ukuran
Perkembangan : Perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan.
Ø
kualitatif
Ø
maturation
Ø
sistematis, progresif dan berkesinambungan
Secara
garis besar menurut Markum (1994) tumbuh kembang dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tumbuh kembang fisis.
Tumbuh
kembang fisis meliputi perubahan dalam ukkuran besar dan fungsi organisme atau
individu. Perubahan in bervariasi dari fungsi tingkat malekuler yang sederhana
seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai kepada proses metabolisme
yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.
b. Tumbuh kembang intelektual.
Tumbuh
kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan
menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik,seperti bermain, berbicara,
berhitung, atau membaca.
c. Tumbuh kembang emosional.
Proses
tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan
batin, kemampuan untuk bercinta kasih.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut
maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami
hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan
daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
2. Saran
Mempelajari
tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik
keperawatan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari
pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga
seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://faradillaattamimi.blogspot.com/2012/11/makalah-kebutuhan-dasar-manusia.html
di akses 18 maret 2013 20:22
http://dityanurse.blogspot.com/2011/04/kebutuhan-dasar-manusia-kdm.html
di akses 18 Maret 2013 20:31