Kamis, 27 September 2012

MAKALAH DAN ASKEP PERSONAL HYGINE


MAKALAH PERAWATAN RAMBUT DAN MULUT PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIEN DI LENGKAPI DENGAN ASKEP
Dosen : Dwiyanti S.Kep,Ns





                                          Di susun Oleh ;
           1. Amona Ratna Ayu Ms        04.11.2979 
                    2. Ika Wulandari                     04.11.2997
                   3. Isna Khoirinisa                     04.11.3001
                   4. Nini Silviani Putri                 04.11.3009
KONSENTRASI INSTRUMEN DAN OPERATOR BEDAH
PRGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assallamuallaikum Wr.Wb
            Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpaan ramat hidayan serta taufiknya maka makalah yang berjudul PERAWATAN RAMBUT DAN MULUT PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIEN DI LENGKAPI DENGAN ASKEP ini bisa teselesaikan dengan lancar. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Rasullalah kita yang membawa zaman kebodohan ke jalan yang terang benderang ini dan yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
                        Terima kasih pula kami ucapkan kepada Ibu Dwiyanti S.Kep,Ns yang tidak pernah lelah menerima pertanyaan-pertanyaan dari kami dan atas bimbingannya maka makalah ini bisa terselesaikan dan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
                        Makalah ini berisi tentang bagaimana perawat bisa melakukan personal hygein kepada pasien terutama yang di bahas di sii adalah perawatan pada mulut dan rambut. Yang nantinya di harakan kami semuanya bisa mengerti dan bisa mengaplikasikanya kepada pasein kita nanti.
                        Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan dan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Terima Kasih
Wassalalmuallaikum Wr.Wb
                                                                                                       Yogyakarta,September 2012

                                                                                                                        Penyusun


DAFTAR ISI
cover               ………………………………………………………                        i
Kata Pengantar           ………………………………………………                        ii
Daftar Isi         ………………………………………………………                        iii
            BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang     ………………………………………………                        1
1.2 Tujuan       ……………………………………………………….                       1
1.3 Rumusan Masalah                        ……………………………………….                       2
            BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Personal Hygien ……………………………………..                       3
B. Tujuan Personal Hygien                ………………………………                        4
C. Macam-macam personal Hygien dan manfaatnya            ………………                        4           
D. Faktor yang mempengaruhi          ………………………………                        8
            BAB III PEMBAHASAN
3.1ASKEP       ……………………………………………………….                       9
            BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan          …………………………………………………                    34
4.2 Saran         …………………………………………………………                    34
Daftar Pusataka          ………………………………………………..                      35
           

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).
Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi (Steven et al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002). Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri.


1.2  Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian dari personal hygine
2.     Untuk mengetaui apa saja yang harus di lakukan dalam personal  hygine
3.     Mengetahui perawatan rambut dan mulut pada pasien
4.     Mengetahui ASKEP pada pasein dengan gangguan personal hygine terutama bagi perawata rambut dan mulut

1.3  Rumusan Masalah
1.     Bagaimana cara merawat pasien yang mengalami gangguan personal hygine ?
2.     Bagaimana askep pada pasien dengan gangguan personal hygine terutama pada mulut dan rambut ?
3.     Apa hal-hal yang harus di perhatikan dalam melakukan pengkajian pada pasien yang mengalami gangguan personal hygine perawatan rambut dan mulut?





















BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Pengertian
 Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.



B. TUJUAN PERSONAL HYGIENE
Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
C. MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah:
1.      Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2.      Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhanpersonal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3.      Hygiene mulut
 pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatanhygiene mulut dengan benar.
4.      Perawatan mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5.      Perawatan rambut
            penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6.      Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

7.      Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene.

D.    FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI
1.     Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.       Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.
3.       Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4.       Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5.       Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6.       Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7.       Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul
1.               Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2.       Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.


















BAB III
PEMBAHASAN
Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan dirumah sakit.


PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Personal Hygiene)

                        Tanggal Masuk            : 25 Sepptember 2012
                        Jam Masuk                  : 09.00
                        Ruang/Kelas                : Lt. IV/3
                        No.Kamar                   : 137
                        No.Register                 : 0809




A.    Data Biografi
1.      Nama Pasien               : Ny.E
2.      Tempat/tanggal lahir   : Jakarta,10 desember 1977
3.      Umur                            : 35
4.      Jenis Kelamin              : Perempuan
5.      BB/TB                        : 55 Kg/158 cm
6.      Status Perkawinan      : Kawin
7.      Agama                       : Islam
8.      Suku Bangsa               : Indonesia
9.      Pendidikan                  : S1- Sekretaris
10.  Pekerjaan                     : Sekretaris
11.  Alamat Rumah            : Jl.Bunga Raya No.21 Kebayoran
12.  Alamat Kantor             : Jl.Melati No.34 Pasar Rebo
13.  Sumber Biaya             : Suami
14.  Nama Suami                : Munajar
15.  Pendidikan Suami       : S1- Hukum
16.  Pekerjaan                   : Pengacara

B.     Riwayat Kesehatan
a.       Tanggal mulai sakit                 : 25 September 2012
b.      Riwayat penyakit sekarang        : Klien datang ke rumah sakit dengan kondisi
terdapat luka pada daerah tungkai kaki kiri. Suami klien mengatakan luka disebabkan karena terkena rantai sepeda motor ketika perjalanan berobat ke dokter 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan saat kejadian tersebut klien sama sekali tidak merasakan sakit pada kakinya. karena luka dirasa tidaksembuh-sembuh dan semakin melebar, kemudian klien dibawa ke RSUP Fatmawati Jakarta
c.       Diagnosa medis                       : DM dengan ganngrene pada dorsal pedis
dengan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril
d.      Keluhan                                   : Klien mengeluh lemas,pusing dan merasa sakit
pada daerah dorsal pedis yang ada luka serta tidak dapat menggerakannya dan klien terlihat meringis
e.       Cara masuk RS
1.      Brankar     : Klien masuk Rs dengan bantuan brankar
2.      Kursi         : -
3.      Lain-lain    : -

f.       Alat bantu yang digunakan
1.      Tongkat     : -
2.      Kacamata  : -
3.      Gigi palsu  : -
4.      Lain-lain    : Oksigen 2 liter/manit,  dower chateter dan infuse terpasang
sejak 3 desember sampai 13 desember 2011.

C.    Pola Kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan saat ini)
1.      Pola Aktivitas
a)      Di rumah   : Melakukan aktivitas seperti biasa
b)      Di RS        : Dibantu seluruhnya oleh keluarga dan
  Perawat
2.      Pengkajian fisik yang berhubungan dengan aktivitas :         
a)      Kekuatan   otot      : -
b)      Paralis                    -
c)      Terapi bedrest       : bedredengan posisi semi fowler
d)     Lain‑lain                DM dengan gangrene pada dorsal pedis, balutan luka
                                diganti  sekali sehari menggunakan prinsip steril

B.     Pola Nutrisi
  Rumah                                    RS
1.      Frekuensi                  : 3x l hari                                 3x lhari
2.      Jenis                        : nasi, lauk, dan sayur             nasi, ‑1auk, sayur, ‑buah, dan susu
3.      Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan nutrisi:
a)      Turgor kulit                                   : elastis
b)      Kelembaban mukosa mulut           : lembab
c)      Konjungtiva                                  : anemis
d)     Lain‑lain                                        : -

C.    Pola Eliminasi
1.      BAB                  
    Rumah               Rs
a)      Frekuensi   : I x sehari      I x sehari
b)      Cara           : Mandiri        dibantu
   Di WC          Di tempat tidur
   Menggunakan: (  ) Tissue
   (√) Air
   (  ) Lain-lain
2.      BAK
    Rumah                 Rs
a)      Frekuensi   : 6‑7x/hari       1600 cc/hari
b)      Cara           : Mandiri        dibantu           
   Di WC          Di tempat tidur
   Menggunakan: (  ) Tissue
   (√) Air
   (  ) Lain-lain

D.    Pola kebersihan
                                                                    Rumah                           RS
1.      Kebiasaan mandi                                 : 2x sehari                    I x sehari
2.      Mencuci rambut                                  : lx 3hari                      l x 3hari
3.      Membersihkan gigi dan mulut            : I x sehari                   1 x sehari
4.      Mengganti pakaian                              : I x sehari                   1 x sehari
5.      Membersihkan kaki dan kuku             : 1 x 2 minggu             1 x seminggu 
6.      Kebersihan kulit                                  : Tidak teratur             tidak teratur
7.      Cara membersihkan                             : Sabun                        dilap dengan air


E.     Keadaan Psikososial
1.      Konsep diri
a)      Gambaran diri       : klien mengatakan malu karena pada kakinya ada luka
  dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
b)      Peran                     : klien mengatakan perannya sebagai wanita karier.
2.      Suasana hati                : terlihat cemasgelisah dan sering melamun
3.      Karakter                      supel, ramah, dan lemah lembut
4.      Perkembangan mental : sesuai dengan manusia
5.      Daya konsentrasi         : klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
6.      Sosialisasi                    : bersosialisasi dengan keluarga dan pasien lain.

F.     Riwayat Kesehatan Linkungan
1.      Kebersihan
a)      Rumah                   : klien mengatakan rumahnya setiap hari jarang disapu
b)      lingkungan                        : klien mengatakan lingkungan sekitar kotor dan berisik
2.      Polusi                          : klien mengatakan rumahnya dekat pabrik
3.      Kemungkinan bahaya : dekat dengan jalan raya


G.    Pemeriksaan Fisik
1.      Rambut
a)      Tekstur                  : kasar, kusam, dan berketombe
b)      Warna                    : hitam
c)      Kebersihan            : rambut terlihat kotor
d)     Distribusi               : merata
e)      Kulit kepala           : kulit kepala kotor
f)       Gatal                     : klien mengatakan kepala terasa gatal,
g)      Kebersihan            : klien mengatakan sudah 5 hari belum cuci rambut,

2.      Gigi dan mulut
a)      Kelengkapan gigi  : sudah tidak lengkap dengan jurnlah 30 buah
b)      Masalah gigi          : gigi berlubang, kuning, dan kotor
c)      Kebersihan            : gigi terlihat kuning, klien mengatakan sudah 2 hari
belum gosok gigi.
d)     Bau mulut             : ada, klien merasa malu bicara dengan orang lain karena
mulutnya bau.
3.      Kuku tangan dan kaki
a)      Bentuk kuku         : normal
b)      Sudut antar kuku  : 180 derajat
c)      Warna kuku           : putih pucat
d)     Kebersihan            : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakan
belum memotong kuku selama 3 minggu

4.      Genitalia
a)      Kelainan                : tidak ada
b)      Gatal                     : tidak ada
c)      Kemerahan            tidak ada
d)     Lesi                       : tidak ada
e)      Kebersihan            bersih

5.      Kulit
a)      Erithema                : -
b)      Tekstur                  : kasar dan kering
c)      Turgor                   : elastis
d)     Jaundice                : -
e)      Petechie                 : -
f)       Sianosis                 : ada
g)      Gatal                     : ada
h)      Kebersihan            Kulit terlihat kotor dan lengket, klien mengatakan
sudah 2 hari belum mandi dan merasa tidak nyaman karena merasa badannya lengket dan bau. terdapat luka pada daerah dorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalam 3 cm tidak ada pus, terdapat nekrosis jaringan, bau gangren, balutan luka bersih, kondisi luka setengah kering, tidak kotor, sekitar daerah luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman, dan balutan luka harus diganti setiap 1x sehari dengan prinsip steril

H.    Kepercayaan Budaya
1.      Kebiasaan        : klien mengatakan jarang shalat 5 waktu
2.      Pantangan       : klien mengatakan tidak boleh mandi saat sakit
3.      Pengetahuan    : klien mengatakan tidak memehami tentang kebersihan diri
4.      lain‑lain           : -

I.       Lain-lain
Suami mengatakan klien
1.      sering menggaruk pada bagian kaki
2.      tidak dapat berjalan seperti biasa

Yogyakarta 25 September 2012
Yang mengkaji

(Ns. Amona Ratna S.Kep)


DATA FOKUS

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3











Data Subjektif
Data Objektif
Klien mengatakan :
1.      Kulit kepalanya terasa gatal.
2.      Belum keramas selama 5 hari.
3.      Belum gosok gigi selam 2 hari.
4.      Merasa tidak nyaman karena badannya lengket dan bau.
5.      belum memotong kuku selama 3 minggu.
6.      Klien mengatakan tidak boleh mandi dan keramas selama sakit.
7.      Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
8.      Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki
Suami mengatakan:
1.               Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya.
2.               Luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
1.      Tercium bau mulut
2.      Rambut klien terlihat kasar, kusam,berketombe, dan acak-acakan
3.      Gigi klien terlihat kuning
4.      Kuku terlihat kotor dan panjang
5.      Badan klien tercium bau yang tidak sedap
6.      kulit klien lengket dan kusam
7.      klien terlihat meringis
8.               Terdapat luka didaerah dorsal pedisdengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
9.               Konjungtiva anemis
10.            terpasang dowe chateter dan infuse
11.  TTV
TD : 120/90 mmHg
N   : 8x/menit
Rr  : 28x/menit
S    : 36,5 C

  





ANALISA DATA

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
No
Data
Masalah
Etiologi
Paraf
1








































































2
DS:
Klien mengatakan :
1.      Kulit kepalanya terasa gatal
2.      Sudah 3 hari belum keramas
3.      selama sakit tidak boleh keramas
4.      belum menggosok gigi selama 3 hari
5.      malu bicara dengan orang lain karena bau mulut
6.      malas gosok gigi karena terpasang infus
7.      belum mandi selama 3 hari
8.      merasa  malu bertemu dengan orang lain karena bau badan


9.      belum memotong kuku selama masuk RS
10.  sudah terbiasa dengan kuku panjang
DO :
1.      Rambut klien terlihat acak-acakan
2.      Rambut klien Lengket dan berminyak
3.      Rambut klien kasar, kusam dan berketombe
4.      gigi terlihat kuning dan kotor
5.      tercium bau mulut
6.      kulit lengket dan kusam
7.      terlihat daki pada kulit
8.      kuku klien panjang
9.      terdapat kotoran pada ujung kuku
10.  terpasang dowe chateter
11.  terpasang infus dan terdapat balutan luka pada dorsal pedis

DS:
Klien mengatakan
1.      Merasa nyeri pada bagian dorsal pedis.
2.      Tidak dapat menggerakan kaki telapak kaki

Suami mengatakan:
1.      Luka terjadi karena terkena rantai sepeda motor ketika pergi berobat dan klien tidak merasakan sakit pada kakinya,
2.      luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin parah dan melebar
DO:
1.      Terdapat luka didaerahdorsal pedis dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, bau gangren, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2.      klien terlihat meringis
3.      Konjungtiva anemis
1.      TTV
TD : 120/90 mmHg
N   : 8x/menit
Rr  : 28x/menit
S    : 36,5 C
Gangguan personal hygiene: rambut, mulut, kulit, dan kuku






































































Gangguan integritas kulit
Kelemahan fisik








































































Terputusnya  kontinuitas jaringan

























DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
Nama jelas
ditemukan
teratasi
1


2

Gangguan personal hygiene : rambut,mulut,kulit ,kuku b.d keterbatasan fisik
Gangguan integritas kulit bd terputusnya kontuinitas jaringan kulit

25 Sep 12


25 Sep 12
26 Sep 12


26 Sep 12




RENCANA KEPERAWATAN

Nama: Ny. E / 35 thn
Ruang Kamar: Lt. IV/ 3

TGL
DX
NO
Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
Paraf










































1











































2
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam. Personal hygiene rambut, mulut, kulit, dan kuku klien kembali terpenuhi.

KH:
1.   Rambut klien bersih
2.   Rambut klien wangi dan tidak lengket
3.   Gigi klien bersih
4.   Mulut klien wangi dan segar
5.   Kulit klien bersih.
6.   Klien mersakan segar pada tubuhnya.
7.   Kulit tidak lengket
8.   Kulit klien lembab
9.   Kuku klien pendek
10. Kuku klien bersih






















Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam integritas kulit kembali utuh.  

KH:
1.   Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan adanya granulasi.
2.   Tidak adanya pus pada luka
3.   Klen dapat menggerakkan kembali kakinya

1.      kaji pola kebutuhan personal hygiene klien.

2.      Cuci rambut klien menggunakan shampo selama 1x 2 hari
3.      Sisir rambut klien
4.      Bantu klien menggosok gigi
5.      Ajarkan klien cara menggosok gigi yang benar
6.      Bantu klien mengganti pakaian.
7.      Bantu klien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan klien 2x sehari.
8.      Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada klien.
9.      Beri lotion pada kulit klien.
10.  Potong kuku klien 1x/minggu
11.  Sikat kuku klien bila perlu




1.      Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.








2.      Ganti balutan luka secara asepti 1x sehari






3.      Kaji tanda vital.




4.      Lakukan perawatan luka secara


5.      Kolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole





6.      Dorongan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit




7.      Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
1.      Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.
2.      Rambut klien bersih



3.      Rambut klien rapi
4.      Gigi klien bersih
5.      Mengurangi resiko luka pada gusi

6.      Memberi rasa nyaman pada klien
7.      Menghindari resiko infeksi dan memberikan kenyamanan bagi klien

8.      Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative.
9.      Melembabkan kulit klien.

10.  Kuku klien pendek

11.  Membersihkan kotoran pada ujung kuku


1.      Pengkajian yang tepat terhadap luka dan prosespenyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakanselanjutnya.

2.      Menurunkan resiko infeksi sehingga membantu penyenbuhan dan mencegah terjadinya kontaminasi

3.      Untuk mengetahui perubahan pada fungsi lain
4.      Merawat luka  dapat menjaga kontaminasi luka

5.      Antibiotik dapat menbunuh kuman dan bakteri



6.      Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang, mencegah kontaktur, atropi otot dan mempertahankan mobilitas sendi tulang.

7.      Mempercepat perbaikan jaringan






CATATAN KEPERAWATAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
Tanggal
Pukul
No
DX
Catatan
Paraf
26 Sep 12
06.00


09.30





11.00


09.45


07.30



08.30




17.00



15.00



11.00



14.00




12.00


17.00



18.00



14.10



14.30


14.15







14.25






16.45



08.00



07.30

1


1





1


1


1



1




1



1



1



1




1


1



1




2



2


2







2






2



2




2

1.      Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene klien
R: mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi

2.      Membantu membersihkan rambut dengan cara mencuci rambut klien
R: rambut klien lebih bersih, tidak lengket,kulit rambut bersih  dan klien merasa lebih nyaman


3.      Membantu klien mengganti pakaian
R: klien merasa lebih nyaman

4.      Membantu menyisir rambut
R: rambut klien lebih rapi

5.      Memandikan
R: klien merasa lebih nyaman dan bersih,kulit bersih


6.      Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien
R: gigi klien terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih
     nyaman

7.      Membantu klien dalam kebersihan  mulut dengan cara dan menggosok gigi klien
R: klien merasa lebih bersih dan nyaman

8.      Menjelaskan pentingnya melakukan kebersihan diri
R: klien terlihat menyisir rambut sendiri


9.      Membantu klien memotong kuku
R: kuku klien pendek dan bersih


10.  Menganjurkan klien dalam ikut serta dalam perawatan diri sesuai kemampuan
R: klien terlihat dapat menggosok gigi sendiri


11.  Memberi lotion pada kulit klien
R:agar kulit klien tidak kusam

12.  Membantu dan mengajarkan klien dalam membersihkan mulut
R: klien mau melakukannya

13.  Membantu klien membersihkan badanya
R: klien mau melakukannya dan klien mengatakan merasa
     lebih nyaman


14.  Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R: Membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya

15.  Mengganti balutan luka secara steril
   R:  adanya granulasi, pus pada jaringan berkurang
16.  Mengukur TTV
TD: 120/90mmHg
N: 80 x / menit
RR: 20 x menit
S: 36,5 ˚c
17.  Melakukan perawatan luka
   R: luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman

18.  Mengkolaborasi pemberian antibiotik: metronidazole sesuai indikasi.
   R: adanya granulosa pada luka
19.  Membantu klien melakukan gerak ROM pasif pada daerah yg sakit dan ROM aktif pada daerah yang tidak sakit
R: klien mengatakan otot-otonya tidak kaku
20.  Berikan klien makanan TKTP sesuai diit 2000 kal/hari
R: adanya perbaikan jaringan pada luka


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn
Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3
Tanggal
Pukul
NO
DX
Evaluasi/Catatan SOAP
Paraf
Nama jelas




























16.00




























18.00
1

























2
S: 1.  Klien mengatakan rambutnya lebih rapi
2.      Klien mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya
3.      Klien mengatakan sudah tidak malu bicara
          dengan orang lain
4.      Klien mengatakan mulutnya terasa mulutnya lebih segar
5.      Klien mengatakan badannya terasa lebih segar
6.      klien merasa lebih nyaman dengan kuku pendek
O: 1.  Klien terlihat senang dan nyaman   
2.      Rambut bersih dan rapi
3.      Gigi klien bersih
4.      Mulut klien wangi
5.      Kulit klien bersih
6.      Rasa lengket dan bau badan klien berkurang
7.      Badan klien terlihat lebih bersih
8.      Kuku klien pendek
9.      Kuku klien bersih

A: Tujuan teratasi masalah teratasi

P:  pertahankan intervensi:
1.               Anjurkan klien untuk selalu mandi 2x/hari,
2.               menggosok gigi 3x/hari, keramas 1x2 hari,
3.               potong kuku 1x/minggu


S:1.   Klien terlihat meringis
2.      Klien mengatakan sudah dapat menggerakan kakinya.
3.      Klien mengatakan masih merasakan nyeri

O: 1.  Terdapat luka didaerah dorsal pedis
dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm, gangrene, kondisi luka setengah kering, disekitar luka kulit terlihat pucat coklat kehitaman
2.   Bau ganggrene tidak tercium lagi
3.   Adanya jaringan dan granulasi
4.   Pus (nanah) pada jaringan berkurang
5.   Adanya granulasi

A : Tujuan teratasi sebagaian, masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1.               Tingkatkan asupan TKTP sesuai dengan diit
2.               Ganti balutan secara aseptik
3.               Lakukan perawatan luka secara aseptik


BAB IV
PENUTUP
4.2  Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

4.3  Saran
Bagi perawat
           Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus harus memperhatikan apakah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi dan juga memperhatikan personal hygiene klien.

Bagi mahasiswa
Mahasiswa yang sedang praktek,  gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk serius ingin mengetahui sisi baik, buruk dari segi social dan juga dari segi pendidikan keperawatan hingga lebih berpengalaman dalam bidang keperawatan.





DAFTAR PUSTAKA

Anna Nur Hikmawati.2011 Modul Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan.SSG.Yogya