Kamis, 31 Mei 2012

KASUS ANEMIA PADA WANITA MENSTRUASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wanita lebih beresiko terkena Anemia
Siklus biologis membuat wanita lebih rentan terserang anemia dibandingkan pria. Sayangnya banyak wanita yang cenderung mengabaikan penyakit ini.

Anemia atau penyakit kurang darah sering dianggap sebagai penyakit yang tidak membahayakan. Biasanya dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal, kalau dibiarkan berlarutlarut, anemia bukan saja menurunkan kualitas hidup, juga bisa membawa kematian.

Para wanita kini harus lebih waspada. Sebab, penyakit yang ditandai dengan gejala pusing ini lebih sering menyerang wanita.

Haid bulanan, proses melahirkan, dan diet berlebihan, menjadi biang keladi timbulnya anemia pada wanita. Walaupun demikian sangat disayangkan, banyak wanita menganggap enteng penyakit ini. Apalagi dalam tahap ringan.

Dari data Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat angka kematian ibu di negeri ini mencapai 390/100 ribu kelahiran hidup. Adapun data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),20 persen dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.

Untuk menangkalnya, para wanita harus lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. "Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari. Sedangkan untuk perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari, kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh," kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSU dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Junita Indarti SpOG.

Hal lain yang membuat wanita lebih berisiko terkena anemia adalah siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus haid atau menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya. "Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Kalau diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid," sebut Juanita.

Menurut Juanita, siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.      
Angka kematian ibu itu masih sangat besar.Dalam 1 jam,2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan yang macet.

Anemia lanjut Junita, memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. "Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl," sebut Junita.

Senada dengan Junita, Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. "Anemia adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh
dan anemia tidak sama dengan tekanan darah rendah," kata Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM.

Ditambahkan Cosphiadi Irawan, kadar hemoglobin darah antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. "Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban," sebutnya

1.2  Rumusan Masalah
1.     Bagaiamana peran ibu dalam mengatasi Anemia pada saat menstruasi ?
2.     Apakah sudah benar penatalaksanaan Anemia Pada saat Menstruasi?
3.     Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari Anemia itu sendiri terutama pada Wanita Menstruasi?
4.     Bagaimana cara menghitung Hb dalam darah ?

1.3  Tujuan
1.     Sebagai tugas akhir praktikum mikrobiologi
2.     Mengetahui tindakan Kebanyakan Wanita mengatasi Anemia dengan Benar
3.     Mengetahui Pengobatan Anemia
4.     Mengetahui cara menghitung Hb darah








BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kesehatan Secara Umum
            Secara umum, seseorang dapat dikatakan sehat-normal apabila ia menunjukan beberapa ciri prilaku pada beberapa aspekatau bidang penyesuaian diri yang antara lain:
  1. Sikap terhadap diri sendiri    
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki penilaian yang realistik terhadap kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya
    • Menunjukan penerimaan diri
    • Memiliki jati diri yang positif

Contoh:
Walaupun A memiliki wajah yang dapat dikatakan tidak cantik, namun ia tidak pernah menginginkan merupah bentuk wajahnya seperti orang lain dengan oprasi plastik.         
         
  1. Persepsi terhadap realitas     
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki pandangan yang realitas terhadap diri maupun dunia di luar dirinya
Ciri-ciri seseorang dikatakan bermental sehat adalah :       
Ø  Rasa harga diri yang mantap     
Ø   Mempunyai dan mampu memuaskan diri secara wajar          
Ø  Merasa bahwa anak-anak lain menyukainya    
Ø   Merasa aman terutama menghadapi kejadian yang akan datang
Ø   Periang dan optimis
Ø   Mempunyai perasaan berkelompok, merasa bagian dari kelompok
Ø  Bersahabat dengan baik 
Ø   Menyenangi orang tua dan kehidupan di rumah          
Ø  Menyatakan dirinya secara terbuka an penuh   
Ø   Merasa mudah memasuki kelompok   
Ø  Menyenangi hidup, memiliki falsafah hidup yang baik 
Ø   Emosionalitas yang seimbang   
Ø   Tampak tenang, segar, tidak menunjuk keletihan         
Ø  Merasa puas dengan status ekonominya 
Ø   Percaya pada diri sendiri
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.               Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2.               Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3.               Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4.               Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
5.               Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
UU No. 23, 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
H.L.Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsure, yaitu keadaan somatic, kesehatan psikis, dan kesehatan social. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak.
2.2  Konsep Sehat Sakit
        SEHAT: keadaan yang dinamis dalam rentang sehat – sakit.
        Sejahtera fisik, mental, sosial tidak hanya terbebas dai penyakit atau kelemahan (WHO)
Keadaan sejahtera badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU no 23 tahun 1992
        RENTANG SEHAT SAKIT (NEUMAN, 1990)
        SEHAT: derajat kesehatan yang ada pada suatu waktu dalam rentang kesehatan optimal dengan penyediaan energi maksimal à yang menggambarkan pengurangan energi secara total
        SAKIT: proses dimana fungsi individu hilang/ terganggu pada salah satu dimensi dibanding sebelumnya
AGEN-HOST-ENVIRONMENT MODEL (Leavell, 1965)
        Agen: segala sesuatu yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang yang menyebabkan penyakit
        Host: individu yang terpapar pada agen yang bisa sakit
        Environment: lingkungan yang mempengaruhi agen dan host
        Kesehatan tergantung pada hubungan agen, host dan lingkungan yang dinamis
        Hal-hal yang mempengaruhi keyakinan dan praktek sehat
        Variabel internal
        Tingkat perkembangan
        Tingkat pendidikan
        Persepsi fungsi personal
        Faktor emosi dan spiritual
        Variabel eksternal
        Keluarga
        Sosial ekonomi
        budaya
Tahapan Sakit
  1. SYMPTOM EXPERIENCE
        Something is wrong
        Pengobatan tradisional/sendiri
        Denial
        Terlambat berobat
        menerima
  1. ASSUMPTION OF THE SICK ROLE
        Melepaskan peran normal
        Validasi
  1. MEDICAL CARE CONTACT
        Mencari pengobatan
        Negosiasi pengobatan
  1. DEPENDENT PATIEN ROLE
        Menerima treatment
        menolak
  1. RECOVERY AND REHABILITATION       
        Melepaskan peran sakit
        Kembali ke peran normal
         
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG
Usia Jenis kelamin Pekerjaan Sosioekonomi Agama Kebudayaan Keseimbangan psikologis Kepribadian Pendidikan Koping yang dimiliki (cara penyelesaian masalah

2.3 Anemia
Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Penyebab umum dari anemia:
§  Perdarahan hebat
§  Akut (mendadak)
§  Kecelakaan
§  Pembedahan
§  Persalinan
§  Pecah pembuluh darah
§  Kronik (menahun)
§  Perdarahan hidung
§  Wasir (hemoroid)
§  Kanker atau polip di saluran pencernaan
§  Tumor ginjal atau kandung kemih
§  Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
§  Berkurangnya pembentukan sel darah merah
§  Kekurangan zat besi
§  Kekurangan vitamin B12
§  Kekurangan asam folat
§  Kekurangan vitamin C
§  Penyakit kronik
§  Meningkatnya penghancuran sel darah merah
§  Pembesaran limpa
§  Kerusakan mekanik pada sel darah merah
§  Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
§  Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
§  Sferositosis herediter
§  Elliptositosis herediter
§  Kekurangan G6PD
§  Penyakit sel sabit
§  Penyakit hemoglobin C
§  Penyakit hemoglobin S-C
§  Penyakit hemoglobin E
§  Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
§  Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
§  Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain.
§  Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
§  Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan.
§  Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
§  Apakah hemoglobin itu?
§  Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
§  Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
§  Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.
§  Apa akibatnya bila terjadi anemia?
§  Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
§  Perdarahan
§  Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
§  Genetik
§  Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.
§  Kekurangan vitamin B12
§  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_TGlTUro7YdjlCHIqVToRA8CmtcX96YXPBfBBjm8AULiIYnADt4KZ0_TKR-R6rhQSd-XPj1T2Whyphenhyphen56FEopLM7-AaHSB-VC5V_xG6rvi1xtCjyJqcGURt7-LturJ-hkg2BMwW9g0KfW5I/s1600/endometriosis-1.jpgAnemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
§  Kekurangan asam folat
§  Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.
§  Pecahnya dinding sel darah merah
§  Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
§  Gangguan sumsum tulang
§  Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, anemia dapat digolongkan menjadi:   
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi ) 
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)   
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)       
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )

2.4 Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam             tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam halreproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampaimenopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi padavagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.

 

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/MenstrualCycle2.png/280px-MenstrualCycle2.pngFase menstruasi

 

Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan       berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada harike-1 sampai 7.

Fase praovulasi

Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.

Fase ovulasi

Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan.[1]

Menentukan masa subur

Beberapa metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara:
1.    Perubahan Periode Menstruasi
2.    Perubahan Lendir Servik
3.    Perubahan Suhu Basal Tubuh

Fase pascaovulasi

Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap              menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fasemenstruasi kembali.







BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit Anemia dan menstruasi Menurut spesialis kebidanan dan kandungan dr Rudy Irwansyah, banyak kelainan yang dialami oleh wanita ternyata berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Kekurangan zat besi, yang berpengaruh sekali terhadap kesehatan, adalah salah satunya.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
"Artinya, akan menjadi persoalan jika wanita ini harus mengeluarkan darah sebanyak itu dalam kondisi kekurangan zat besi."
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap 
Penyakit Anemia, menstruasi

Bagaimana mengobati anemia?
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Pemeriksaan Anemia untuk mengetahui kadar Hb
Pemeriksaan laboratorium hematologi      
a. Tes penyaring       
1. Kadar hemoglobin           
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.                      
1)Hb Sahli    
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:  
1.Gelas berwarna sebagai warna standar    
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.   
3.Pengaduk dari gelas          
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.     
5.Pipet Pasteur         
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering      
7.Jarum steril           
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :         
1.Jarum steril           
2.Kertas buku tallquist        
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb   
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :  
Hb sahli        
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N           
2.Aquades
2)Alkohol 70%        
1.2.2 Tallquist          
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)     
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)          
3. Hapusan darah tepi                      
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah 
2. Hitung deferensial           
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang       
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus           
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin 
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12          
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb         
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia 
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi        
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya  
a. Biopsy kelenjar dan PA   
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :           
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan       
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang      
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.          







BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasien dalam kasus mengalami anemia defisiensi besi, karena kurangnya asupan besi dari nutrisi. Hal ini selanjutnya dapat dipastikan dengan mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium. Wanita yang sedang mestruasi apabila mengalai gejala yang telah di sebutkan diatas harus waspada.
   
4.2  Saran
·         Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi.
·         Pasien ini harus dikonsulkan kebagian gizi untuk mendapat petunjuk diet yang benar agar lekas sembuh
            Seharusnya apabila wanita mengalami Mestruasi maka harus makan makanan yang sehat dan bergizi agar tidak terjadi Anemia.











DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi di akses tanggal 29 Mei 2012 Jam 11.45
http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=110 di akses tanggal 30 Mei 2012 Jam 09.12
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 05.00
http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/ di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 4.22
Bakta, I Made. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Baldy, Catherine M. Gangguan Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Soenarto. Anemia Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.












LAMPIRAN
ane"blood"miaHaid, melahirkan, dan diet berlebihan membuat wanita lebih rentan terkena anemia atau penyakit kurang darah. Saat ini diperkirakan 400 juta wanita di seluruh dunia mengidap penyakit tersebut.
Anemia atau penyakit kurang darah memang lebih banyak menyerang wanita. Apalagi dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal kalau dibiarkan berlarut-larut, anemia bisa menurunkan kualitas hidup hingga berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 20% dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.
Anemia terjadi karena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi. Dan sayangnya, belum semua masyarakat Indonesia mengetahui tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang, pola makan yang hanya mementingkan selera tanpa memperhatikan nutrisi yang benar. Di Indonesia, anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kekurangan zat besi) mencapai 20 persen hingga 30 persen populasi (50-70 juta jiwa). Parahnya lagi 40,1 persen anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah 11 gram per desiliter.
Perempuan menjadi rentan terhadap anemia karena beberapa gangguan seperti menstruasi yang tidak normal, kehamilan, persalinan, penggunaan alat kontrasepsi, hingga terjadinya penyakit keganasan pada alat kandungan, misalnya kanker leher rahim, kanker endometrium, hingga kanker indung telur.
“Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari, sedangkan pada perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari. Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh,” kata Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM), dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita sangat rentan mendapatkan anemia juga karena siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari (dihitung dari hari pertama haid hingga bulan berikutnya). “Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid,” sebut Juanita.
Junta menyebutkan, siklus menstruasi yang tidak normal pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia, yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional. Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran, dan persalinan yang macet.
Junta menyebutkan anemia memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita, apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. “Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl,” kata Junita.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Hematologi Onkologi Medik RSCM dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM. Dia mengatakan penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. “Anemia yakni seseorang yang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan anemia tidak sama dengan tekanan darah rendah,” kata dr Cosphiadi.
Dia menyebutkan, kadar hemoglobin darah antara pria dan wanita tidak sama. Pria normal memiliki kadar 13 persen per gram, sedangkan wanita normal dan lansia memiliki 12 persen per gram. Untuk wanita hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. “Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 persen per gram, tiga bulan kedua menjadi 11 persen per gram, dan tiga bulan ketiga menjadi 10 persen gram. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban,” sebutnya.
Saat hamil, dia menuturkan, jika terkena anemia, maka kondisinya akan lebih berat. Ini karena perdarahan antepartum atau pendarahan dalam kehamilan disebabkan lokasi plasenta abnormal. “Anemia pada wanita juga bisa disebabkan wasir. Untuk mencegah anemia, cara yang paling penting adalah dengan mengonsumsi makanan yang cocok dengan kebutuhan protein dan zat besi tubuh,” ujarnya.

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wanita lebih beresiko terkena Anemia
Siklus biologis membuat wanita lebih rentan terserang anemia dibandingkan pria. Sayangnya banyak wanita yang cenderung mengabaikan penyakit ini.

Anemia atau penyakit kurang darah sering dianggap sebagai penyakit yang tidak membahayakan. Biasanya dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal, kalau dibiarkan berlarutlarut, anemia bukan saja menurunkan kualitas hidup, juga bisa membawa kematian.

Para wanita kini harus lebih waspada. Sebab, penyakit yang ditandai dengan gejala pusing ini lebih sering menyerang wanita.

Haid bulanan, proses melahirkan, dan diet berlebihan, menjadi biang keladi timbulnya anemia pada wanita. Walaupun demikian sangat disayangkan, banyak wanita menganggap enteng penyakit ini. Apalagi dalam tahap ringan.

Dari data Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat angka kematian ibu di negeri ini mencapai 390/100 ribu kelahiran hidup. Adapun data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),20 persen dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.

Untuk menangkalnya, para wanita harus lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. "Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari. Sedangkan untuk perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari, kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh," kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSU dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Junita Indarti SpOG.

Hal lain yang membuat wanita lebih berisiko terkena anemia adalah siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus haid atau menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya. "Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Kalau diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid," sebut Juanita.

Menurut Juanita, siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.      
Angka kematian ibu itu masih sangat besar.Dalam 1 jam,2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan yang macet.

Anemia lanjut Junita, memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. "Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl," sebut Junita.

Senada dengan Junita, Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. "Anemia adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh
dan anemia tidak sama dengan tekanan darah rendah," kata Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM.

Ditambahkan Cosphiadi Irawan, kadar hemoglobin darah antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. "Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban," sebutnya

1.2  Rumusan Masalah
1.     Bagaiamana peran ibu dalam mengatasi Anemia pada saat menstruasi ?
2.     Apakah sudah benar penatalaksanaan Anemia Pada saat Menstruasi?
3.     Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari Anemia itu sendiri terutama pada Wanita Menstruasi?
4.     Bagaimana cara menghitung Hb dalam darah ?

1.3  Tujuan
1.     Sebagai tugas akhir praktikum mikrobiologi
2.     Mengetahui tindakan Kebanyakan Wanita mengatasi Anemia dengan Benar
3.     Mengetahui Pengobatan Anemia
4.     Mengetahui cara menghitung Hb darah








BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kesehatan Secara Umum
            Secara umum, seseorang dapat dikatakan sehat-normal apabila ia menunjukan beberapa ciri prilaku pada beberapa aspekatau bidang penyesuaian diri yang antara lain:
  1. Sikap terhadap diri sendiri    
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki penilaian yang realistik terhadap kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya
    • Menunjukan penerimaan diri
    • Memiliki jati diri yang positif

Contoh:
Walaupun A memiliki wajah yang dapat dikatakan tidak cantik, namun ia tidak pernah menginginkan merupah bentuk wajahnya seperti orang lain dengan oprasi plastik.         
         
  1. Persepsi terhadap realitas     
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki pandangan yang realitas terhadap diri maupun dunia di luar dirinya
Ciri-ciri seseorang dikatakan bermental sehat adalah :       
Ø  Rasa harga diri yang mantap     
Ø   Mempunyai dan mampu memuaskan diri secara wajar          
Ø  Merasa bahwa anak-anak lain menyukainya    
Ø   Merasa aman terutama menghadapi kejadian yang akan datang
Ø   Periang dan optimis
Ø   Mempunyai perasaan berkelompok, merasa bagian dari kelompok
Ø  Bersahabat dengan baik 
Ø   Menyenangi orang tua dan kehidupan di rumah          
Ø  Menyatakan dirinya secara terbuka an penuh   
Ø   Merasa mudah memasuki kelompok   
Ø  Menyenangi hidup, memiliki falsafah hidup yang baik 
Ø   Emosionalitas yang seimbang   
Ø   Tampak tenang, segar, tidak menunjuk keletihan         
Ø  Merasa puas dengan status ekonominya 
Ø   Percaya pada diri sendiri
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.               Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2.               Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3.               Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4.               Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
5.               Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
UU No. 23, 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
H.L.Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsure, yaitu keadaan somatic, kesehatan psikis, dan kesehatan social. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak.
2.2  Konsep Sehat Sakit
        SEHAT: keadaan yang dinamis dalam rentang sehat – sakit.
        Sejahtera fisik, mental, sosial tidak hanya terbebas dai penyakit atau kelemahan (WHO)
Keadaan sejahtera badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU no 23 tahun 1992
        RENTANG SEHAT SAKIT (NEUMAN, 1990)
        SEHAT: derajat kesehatan yang ada pada suatu waktu dalam rentang kesehatan optimal dengan penyediaan energi maksimal à yang menggambarkan pengurangan energi secara total
        SAKIT: proses dimana fungsi individu hilang/ terganggu pada salah satu dimensi dibanding sebelumnya
AGEN-HOST-ENVIRONMENT MODEL (Leavell, 1965)
        Agen: segala sesuatu yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang yang menyebabkan penyakit
        Host: individu yang terpapar pada agen yang bisa sakit
        Environment: lingkungan yang mempengaruhi agen dan host
        Kesehatan tergantung pada hubungan agen, host dan lingkungan yang dinamis
        Hal-hal yang mempengaruhi keyakinan dan praktek sehat
        Variabel internal
        Tingkat perkembangan
        Tingkat pendidikan
        Persepsi fungsi personal
        Faktor emosi dan spiritual
        Variabel eksternal
        Keluarga
        Sosial ekonomi
        budaya
Tahapan Sakit
  1. SYMPTOM EXPERIENCE
        Something is wrong
        Pengobatan tradisional/sendiri
        Denial
        Terlambat berobat
        menerima
  1. ASSUMPTION OF THE SICK ROLE
        Melepaskan peran normal
        Validasi
  1. MEDICAL CARE CONTACT
        Mencari pengobatan
        Negosiasi pengobatan
  1. DEPENDENT PATIEN ROLE
        Menerima treatment
        menolak
  1. RECOVERY AND REHABILITATION       
        Melepaskan peran sakit
        Kembali ke peran normal
         
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG
Usia Jenis kelamin Pekerjaan Sosioekonomi Agama Kebudayaan Keseimbangan psikologis Kepribadian Pendidikan Koping yang dimiliki (cara penyelesaian masalah

2.3 Anemia
Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Penyebab umum dari anemia:
§  Perdarahan hebat
§  Akut (mendadak)
§  Kecelakaan
§  Pembedahan
§  Persalinan
§  Pecah pembuluh darah
§  Kronik (menahun)
§  Perdarahan hidung
§  Wasir (hemoroid)
§  Kanker atau polip di saluran pencernaan
§  Tumor ginjal atau kandung kemih
§  Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
§  Berkurangnya pembentukan sel darah merah
§  Kekurangan zat besi
§  Kekurangan vitamin B12
§  Kekurangan asam folat
§  Kekurangan vitamin C
§  Penyakit kronik
§  Meningkatnya penghancuran sel darah merah
§  Pembesaran limpa
§  Kerusakan mekanik pada sel darah merah
§  Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
§  Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
§  Sferositosis herediter
§  Elliptositosis herediter
§  Kekurangan G6PD
§  Penyakit sel sabit
§  Penyakit hemoglobin C
§  Penyakit hemoglobin S-C
§  Penyakit hemoglobin E
§  Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
§  Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
§  Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain.
§  Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
§  Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan.
§  Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
§  Apakah hemoglobin itu?
§  Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
§  Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
§  Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.
§  Apa akibatnya bila terjadi anemia?
§  Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
§  Perdarahan
§  Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
§  Genetik
§  Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.
§  Kekurangan vitamin B12
§  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_TGlTUro7YdjlCHIqVToRA8CmtcX96YXPBfBBjm8AULiIYnADt4KZ0_TKR-R6rhQSd-XPj1T2Whyphenhyphen56FEopLM7-AaHSB-VC5V_xG6rvi1xtCjyJqcGURt7-LturJ-hkg2BMwW9g0KfW5I/s1600/endometriosis-1.jpgAnemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
§  Kekurangan asam folat
§  Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.
§  Pecahnya dinding sel darah merah
§  Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
§  Gangguan sumsum tulang
§  Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, anemia dapat digolongkan menjadi:   
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi ) 
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)   
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)       
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )

2.4 Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam             tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam halreproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampaimenopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi padavagina atau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.

 

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/MenstrualCycle2.png/280px-MenstrualCycle2.pngFase menstruasi

 

Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan       berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada harike-1 sampai 7.

Fase praovulasi

Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.

Fase ovulasi

Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan.[1]

Menentukan masa subur

Beberapa metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara:
1.    Perubahan Periode Menstruasi
2.    Perubahan Lendir Servik
3.    Perubahan Suhu Basal Tubuh

Fase pascaovulasi

Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap              menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fasemenstruasi kembali.







BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit Anemia dan menstruasi Menurut spesialis kebidanan dan kandungan dr Rudy Irwansyah, banyak kelainan yang dialami oleh wanita ternyata berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Kekurangan zat besi, yang berpengaruh sekali terhadap kesehatan, adalah salah satunya.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
"Artinya, akan menjadi persoalan jika wanita ini harus mengeluarkan darah sebanyak itu dalam kondisi kekurangan zat besi."
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap 
Penyakit Anemia, menstruasi

Bagaimana mengobati anemia?
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Pemeriksaan Anemia untuk mengetahui kadar Hb
Pemeriksaan laboratorium hematologi      
a. Tes penyaring       
1. Kadar hemoglobin           
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.                      
1)Hb Sahli    
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:  
1.Gelas berwarna sebagai warna standar    
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.   
3.Pengaduk dari gelas          
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.     
5.Pipet Pasteur         
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering      
7.Jarum steril           
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :         
1.Jarum steril           
2.Kertas buku tallquist        
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb   
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :  
Hb sahli        
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N           
2.Aquades
2)Alkohol 70%        
1.2.2 Tallquist          
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)     
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)          
3. Hapusan darah tepi                      
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah 
2. Hitung deferensial           
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang       
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus           
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin 
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12          
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb         
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia 
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi        
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya  
a. Biopsy kelenjar dan PA   
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :           
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan       
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang      
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.          







BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasien dalam kasus mengalami anemia defisiensi besi, karena kurangnya asupan besi dari nutrisi. Hal ini selanjutnya dapat dipastikan dengan mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium. Wanita yang sedang mestruasi apabila mengalai gejala yang telah di sebutkan diatas harus waspada.
   
4.2  Saran
·         Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi.
·         Pasien ini harus dikonsulkan kebagian gizi untuk mendapat petunjuk diet yang benar agar lekas sembuh
            Seharusnya apabila wanita mengalami Mestruasi maka harus makan makanan yang sehat dan bergizi agar tidak terjadi Anemia.











DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi di akses tanggal 29 Mei 2012 Jam 11.45
http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=110 di akses tanggal 30 Mei 2012 Jam 09.12
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 05.00
http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/ di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 4.22
Bakta, I Made. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Baldy, Catherine M. Gangguan Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Soenarto. Anemia Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.












LAMPIRAN
ane"blood"miaHaid, melahirkan, dan diet berlebihan membuat wanita lebih rentan terkena anemia atau penyakit kurang darah. Saat ini diperkirakan 400 juta wanita di seluruh dunia mengidap penyakit tersebut.
Anemia atau penyakit kurang darah memang lebih banyak menyerang wanita. Apalagi dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal kalau dibiarkan berlarut-larut, anemia bisa menurunkan kualitas hidup hingga berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 20% dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.
Anemia terjadi karena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi. Dan sayangnya, belum semua masyarakat Indonesia mengetahui tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang, pola makan yang hanya mementingkan selera tanpa memperhatikan nutrisi yang benar. Di Indonesia, anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kekurangan zat besi) mencapai 20 persen hingga 30 persen populasi (50-70 juta jiwa). Parahnya lagi 40,1 persen anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah 11 gram per desiliter.
Perempuan menjadi rentan terhadap anemia karena beberapa gangguan seperti menstruasi yang tidak normal, kehamilan, persalinan, penggunaan alat kontrasepsi, hingga terjadinya penyakit keganasan pada alat kandungan, misalnya kanker leher rahim, kanker endometrium, hingga kanker indung telur.
“Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari, sedangkan pada perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari. Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh,” kata Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM), dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita sangat rentan mendapatkan anemia juga karena siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari (dihitung dari hari pertama haid hingga bulan berikutnya). “Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid,” sebut Juanita.
Junta menyebutkan, siklus menstruasi yang tidak normal pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia, yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional. Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran, dan persalinan yang macet.
Junta menyebutkan anemia memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita, apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. “Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl,” kata Junita.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Hematologi Onkologi Medik RSCM dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM. Dia mengatakan penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. “Anemia yakni seseorang yang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan anemia tidak sama dengan tekanan darah rendah,” kata dr Cosphiadi.
Dia menyebutkan, kadar hemoglobin darah antara pria dan wanita tidak sama. Pria normal memiliki kadar 13 persen per gram, sedangkan wanita normal dan lansia memiliki 12 persen per gram. Untuk wanita hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. “Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 persen per gram, tiga bulan kedua menjadi 11 persen per gram, dan tiga bulan ketiga menjadi 10 persen gram. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban,” sebutnya.
Saat hamil, dia menuturkan, jika terkena anemia, maka kondisinya akan lebih berat. Ini karena perdarahan antepartum atau pendarahan dalam kehamilan disebabkan lokasi plasenta abnormal. “Anemia pada wanita juga bisa disebabkan wasir. Untuk mencegah anemia, cara yang paling penting adalah dengan mengonsumsi makanan yang cocok dengan kebutuhan protein dan zat besi tubuh,” ujarnya.