BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita lebih beresiko terkena Anemia
Siklus biologis membuat wanita lebih rentan
terserang anemia dibandingkan pria. Sayangnya banyak wanita yang cenderung
mengabaikan penyakit ini.
Anemia atau penyakit kurang darah sering dianggap sebagai penyakit yang tidak membahayakan. Biasanya dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal, kalau dibiarkan berlarutlarut, anemia bukan saja menurunkan kualitas hidup, juga bisa membawa kematian.
Para wanita kini harus lebih waspada. Sebab, penyakit yang ditandai dengan gejala pusing ini lebih sering menyerang wanita.
Haid bulanan, proses melahirkan, dan diet berlebihan, menjadi biang keladi timbulnya anemia pada wanita. Walaupun demikian sangat disayangkan, banyak wanita menganggap enteng penyakit ini. Apalagi dalam tahap ringan.
Dari data Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat angka kematian ibu di negeri ini mencapai 390/100 ribu kelahiran hidup. Adapun data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),20 persen dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.
Untuk menangkalnya, para wanita harus lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. "Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari. Sedangkan untuk perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari, kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh," kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSU dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita lebih berisiko terkena anemia adalah siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus haid atau menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya. "Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Kalau diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid," sebut Juanita.
Menurut Juanita, siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.
Angka kematian ibu itu masih sangat besar.Dalam 1 jam,2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan yang macet.
Anemia lanjut Junita, memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. "Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl," sebut Junita.
Senada dengan Junita, Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. "Anemia adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh
dan anemia tidak sama dengan tekanan darah
rendah," kata Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM.
Ditambahkan Cosphiadi Irawan, kadar hemoglobin darah antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. "Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban," sebutnya
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaiamana
peran ibu dalam mengatasi Anemia pada saat menstruasi ?
2.
Apakah
sudah benar penatalaksanaan Anemia Pada saat Menstruasi?
3.
Bagaimana
pencegahan dan pengobatan dari Anemia itu sendiri terutama pada Wanita
Menstruasi?
4.
Bagaimana
cara menghitung Hb dalam darah ?
1.3 Tujuan
1.
Sebagai
tugas akhir praktikum mikrobiologi
2.
Mengetahui
tindakan Kebanyakan Wanita mengatasi Anemia dengan Benar
3.
Mengetahui
Pengobatan Anemia
4.
Mengetahui
cara menghitung Hb darah
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Kesehatan Secara Umum
Secara umum, seseorang dapat dikatakan
sehat-normal apabila ia menunjukan beberapa ciri prilaku pada beberapa aspekatau
bidang penyesuaian diri yang antara lain:
- Sikap terhadap diri sendiri
Prillaku yang ditunjukan biasanya: - Memiliki penilaian yang
realistik terhadap kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya
- Menunjukan penerimaan diri
- Memiliki jati diri yang
positif
Contoh:
Walaupun A memiliki wajah yang dapat dikatakan tidak cantik, namun ia tidak pernah menginginkan merupah bentuk wajahnya seperti orang lain dengan oprasi plastik.
- Persepsi terhadap realitas
Prillaku yang ditunjukan biasanya: - Memiliki pandangan yang
realitas terhadap diri maupun dunia di luar dirinya
Ciri-ciri seseorang
dikatakan bermental sehat adalah :
Ø
Rasa harga diri yang
mantap
Ø
Mempunyai dan mampu memuaskan diri secara
wajar
Ø Merasa bahwa
anak-anak lain menyukainya
Ø Merasa aman terutama
menghadapi kejadian yang akan datang
Ø Periang dan optimis
Ø Mempunyai perasaan
berkelompok, merasa bagian dari kelompok
Ø Bersahabat dengan baik
Ø Menyenangi orang tua dan
kehidupan di rumah
Ø Menyatakan dirinya secara terbuka an penuh
Ø Merasa mudah memasuki
kelompok
Ø Menyenangi hidup, memiliki falsafah hidup yang baik
Ø Emosionalitas yang seimbang
Ø Tampak tenang, segar, tidak
menunjuk keletihan
Ø Merasa puas dengan status ekonominya
Ø Percaya pada diri sendiri
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya
dan orang lain.Definisi yang
bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang menulis bahwa pendidikan
kesehatan adalah kombinasi pengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa
saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan
dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan
masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah
mereka dari golongan masyarakat kecil
dan pedagang. Dalam
pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen
pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga
sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
1.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
2.
Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
3.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
5.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat
berguna.
Menurut WHO
(1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
UU
No. 23, 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa:
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
H.L.Blum
mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsure, yaitu keadaan
somatic, kesehatan psikis, dan kesehatan social. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala
ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah
dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu
kesehatan ia sehat atau tidak.
2.2 Konsep Sehat Sakit
•
SEHAT:
keadaan yang dinamis dalam rentang sehat – sakit.
•
Sejahtera
fisik, mental, sosial tidak hanya terbebas dai penyakit atau kelemahan (WHO)
Keadaan
sejahtera badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi (UU no 23 tahun 1992
•
RENTANG
SEHAT SAKIT (NEUMAN, 1990)
•
SEHAT:
derajat kesehatan yang ada pada suatu waktu dalam rentang kesehatan optimal
dengan penyediaan energi maksimal à yang menggambarkan pengurangan energi secara total
•
SAKIT:
proses dimana fungsi individu hilang/ terganggu pada salah satu dimensi
dibanding sebelumnya
AGEN-HOST-ENVIRONMENT MODEL (Leavell, 1965)
•
Agen:
segala sesuatu yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang yang menyebabkan
penyakit
•
Host:
individu yang terpapar pada agen yang bisa sakit
•
Environment:
lingkungan yang mempengaruhi agen dan host
•
Kesehatan
tergantung pada hubungan agen, host dan lingkungan yang dinamis
•
Hal-hal
yang mempengaruhi keyakinan dan praktek sehat
•
Variabel
internal
•
Tingkat
perkembangan
•
Tingkat
pendidikan
•
Persepsi
fungsi personal
•
Faktor
emosi dan spiritual
•
Variabel
eksternal
•
Keluarga
•
Sosial
ekonomi
•
budaya
Tahapan Sakit
- SYMPTOM
EXPERIENCE
•
Something
is wrong
•
Pengobatan
tradisional/sendiri
•
Denial
•
Terlambat
berobat
•
menerima
- ASSUMPTION
OF THE SICK ROLE
•
Melepaskan
peran normal
•
Validasi
- MEDICAL
CARE CONTACT
•
Mencari
pengobatan
•
Negosiasi
pengobatan
- DEPENDENT
PATIEN ROLE
•
Menerima
treatment
•
menolak
- RECOVERY
AND REHABILITATION
•
Melepaskan
peran sakit
•
Kembali
ke peran normal
•
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG
Usia Jenis kelamin Pekerjaan Sosioekonomi Agama Kebudayaan
Keseimbangan psikologis Kepribadian Pendidikan Koping yang dimiliki (cara
penyelesaian masalah
2.3
Anemia
Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada di bawah normal.
Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Penyebab umum dari anemia:
§ Perdarahan hebat
§ Akut (mendadak)
§ Kecelakaan
§ Pembedahan
§ Persalinan
§ Kronik (menahun)
§ Perdarahan hidung
§ Berkurangnya pembentukan sel darah merah
§ Penyakit kronik
§ Meningkatnya penghancuran sel darah merah
§ Kerusakan mekanik pada sel darah merah
§ Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
§ Sferositosis herediter
§ Elliptositosis herediter
§ Pada perhitungan
sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk
sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai
dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam
mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis
anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
§ Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
§ Nilai
hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah
jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit
sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah
merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel
darah merah dengan komponen darah yang lain.
§ Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
§ Hematokrit
dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil
langsung pada vena yang terletak pada lengan.
§ Sel
darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara
memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan
dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah
yang dinamakan nilai hematokrit.
§ Apakah hemoglobin itu?
§ Hemoglobin
adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan
membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan
media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui
bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari
jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
§ Apakah
arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
§ Orang
dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar
hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula
halnya dengan nilai hematokrit.
§ Apa akibatnya bila terjadi anemia?
§ Transportasi
oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
§ Perdarahan
§ Perdarahan
yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan
anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak
biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding
lambung.
§ Genetik
§ Kelainan
herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini
terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel
darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini
dikenal dengan nama sickle
cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang
mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan
nama thalasemia.
§ Kekurangan
vitamin B12
§ Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan
vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
§ Kekurangan
asam folat
§ Kekurangan
asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang
hamil.
§ Pecahnya dinding sel darah merah
§ Anemia
yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan
nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok
terjadinya anemia jenis ini.
§ Gangguan sumsum tulang
§ Sumsum
tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga
tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang
berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena
mestatase sel kanker dari tempat lain.
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut di atas, anemia dapat digolongkan menjadi:
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi )
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi )
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )
2.4
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam halreproduksi. Pada manusia, hal
ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampaimenopause. Selain
manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat
terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang
hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya
pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat
beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan
celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali
sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi padavagina atau
gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang
lancar.
Fase menstruasi
Yaitu,
luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada harike-1 sampai 7.
Fase praovulasi
Yaitu,
masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap
pada hari ke-7
sampai 13.
Fase
ovulasi
Masa
subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel
telur yang matang siap untuk dibuahi. Apabila wanita tersebut melakukan
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi
kehamilan.[1]
Menentukan masa subur
Beberapa
metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara:
1.
Perubahan
Periode Menstruasi
2.
Perubahan
Lendir Servik
3.
Perubahan
Suhu Basal Tubuh
Fase
pascaovulasi
Yaitu,
masa kemunduran ovum bila
tidak terjadi fertilisasi. Pada
tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk
berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam
tubuh akan berulang dan terjadi fasemenstruasi kembali.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit
Anemia dan menstruasi Menurut
spesialis kebidanan dan kandungan dr Rudy Irwansyah, banyak kelainan yang
dialami oleh wanita ternyata berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Kekurangan
zat besi, yang berpengaruh sekali terhadap kesehatan, adalah salah satunya.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
"Artinya,
akan menjadi persoalan jika wanita ini harus mengeluarkan darah sebanyak itu
dalam kondisi kekurangan zat besi."
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap Penyakit Anemia, menstruasi
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap Penyakit Anemia, menstruasi
Bagaimana mengobati anemia?
Seperti
halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus
maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia.
Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen
besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat.
Pemeriksaan Anemia untuk mengetahui kadar Hb
Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.
1)Hb Sahli
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:
1.Gelas berwarna sebagai warna standar
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.
3.Pengaduk dari gelas
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.
5.Pipet Pasteur
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering
7.Jarum steril
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :
1.Jarum steril
2.Kertas buku tallquist
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :
Hb sahli
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N
2.Aquades
2)Alkohol 70%
1.2.2 Tallquist
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar dan PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.
1)Hb Sahli
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:
1.Gelas berwarna sebagai warna standar
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.
3.Pengaduk dari gelas
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.
5.Pipet Pasteur
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering
7.Jarum steril
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :
1.Jarum steril
2.Kertas buku tallquist
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :
Hb sahli
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N
2.Aquades
2)Alkohol 70%
1.2.2 Tallquist
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar dan PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
Hasil
pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pasien dalam
kasus mengalami anemia defisiensi besi, karena kurangnya asupan besi dari
nutrisi. Hal ini selanjutnya dapat dipastikan dengan mengetahui hasil
pemeriksaan laboratorium. Wanita yang sedang mestruasi
apabila mengalai gejala yang telah di sebutkan diatas harus waspada.
4.2
Saran
· Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi.
· Pasien ini harus dikonsulkan kebagian gizi untuk
mendapat petunjuk diet yang benar agar lekas sembuh
Seharusnya apabila wanita mengalami
Mestruasi maka harus makan makanan yang sehat dan bergizi agar tidak terjadi
Anemia.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi
di akses tanggal 29 Mei 2012 Jam 11.45
http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=110
di akses tanggal 30 Mei 2012 Jam 09.12
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 05.00
http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/
di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 4.22
Bakta, I
Made. Pendekatan
Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo,
Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
Baldy,
Catherine M. Gangguan
Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A.
Wilson, Lorraine M. 2006.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Guyton,
Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
11. Jakarta: EGC.
Soenarto. Anemia
Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W,
et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
LAMPIRAN
Haid,
melahirkan, dan diet berlebihan membuat wanita lebih rentan terkena anemia atau
penyakit kurang darah. Saat ini diperkirakan 400 juta wanita di seluruh dunia
mengidap penyakit tersebut.
Anemia atau penyakit kurang darah memang lebih
banyak menyerang wanita. Apalagi dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak
menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan.
Padahal kalau dibiarkan berlarut-larut, anemia bisa menurunkan kualitas hidup
hingga berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada
1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat, angka kematian ibu di
Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun data Badan Kesehatan
Dunia (WHO), sebesar 20% dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan
anemia.
Anemia terjadi karena asupan zat besi yang
kurang dari makanan yang dikonsumsi. Dan sayangnya, belum semua masyarakat
Indonesia mengetahui tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang, pola makan yang
hanya mementingkan selera tanpa memperhatikan nutrisi yang benar. Di Indonesia,
anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kekurangan zat besi) mencapai 20
persen hingga 30 persen populasi (50-70 juta jiwa). Parahnya lagi 40,1 persen
anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah 11 gram per desiliter.
Perempuan menjadi rentan terhadap anemia karena
beberapa gangguan seperti menstruasi yang tidak normal, kehamilan, persalinan,
penggunaan alat kontrasepsi, hingga terjadinya penyakit keganasan pada alat
kandungan, misalnya kanker leher rahim, kanker endometrium, hingga kanker
indung telur.
“Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk
perempuan itu 1 mg/hari, sedangkan pada perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari.
Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan
di dalam tubuh,” kata Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
(RSCM), dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita sangat rentan
mendapatkan anemia juga karena siklus haid atau menstruasi yang tidak normal.
Siklus menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari (dihitung dari
hari pertama haid hingga bulan berikutnya). “Lama menstruasi yang normal itu
antara 3-7 hari. Diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu
antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid,” sebut
Juanita.
Junta menyebutkan, siklus menstruasi yang tidak
normal pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan
lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea
atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia, yaitu
perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau
kelainan fungsional. Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2
ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran, dan
persalinan yang macet.
Junta menyebutkan anemia memberi pengaruh yang
buruk terhadap wanita, apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil.
Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur,
persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan,
shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau
setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. “Gagal
jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran
kurang dari 4gr/dl,” kata Junita.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Hematologi
Onkologi Medik RSCM dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM. Dia mengatakan penderita
terbesar dan terbanyak adalah wanita. “Anemia yakni seseorang yang memiliki Hb
atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen
tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan anemia tidak
sama dengan tekanan darah rendah,” kata dr Cosphiadi.
Dia menyebutkan, kadar hemoglobin darah antara
pria dan wanita tidak sama. Pria normal memiliki kadar 13 persen per gram,
sedangkan wanita normal dan lansia memiliki 12 persen per gram. Untuk wanita
hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan.
“Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 persen per gram, tiga bulan kedua
menjadi 11 persen per gram, dan tiga bulan ketiga menjadi 10 persen gram. Itu
karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban,” sebutnya.
Saat hamil, dia menuturkan, jika terkena
anemia, maka kondisinya akan lebih berat. Ini karena perdarahan antepartum atau
pendarahan dalam kehamilan disebabkan lokasi plasenta abnormal. “Anemia pada
wanita juga bisa disebabkan wasir. Untuk mencegah anemia, cara yang paling
penting adalah dengan mengonsumsi makanan yang cocok dengan kebutuhan protein
dan zat besi tubuh,” ujarnya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita lebih beresiko terkena Anemia
Siklus biologis membuat wanita lebih rentan
terserang anemia dibandingkan pria. Sayangnya banyak wanita yang cenderung
mengabaikan penyakit ini.
Anemia atau penyakit kurang darah sering dianggap sebagai penyakit yang tidak membahayakan. Biasanya dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan. Padahal, kalau dibiarkan berlarutlarut, anemia bukan saja menurunkan kualitas hidup, juga bisa membawa kematian.
Para wanita kini harus lebih waspada. Sebab, penyakit yang ditandai dengan gejala pusing ini lebih sering menyerang wanita.
Haid bulanan, proses melahirkan, dan diet berlebihan, menjadi biang keladi timbulnya anemia pada wanita. Walaupun demikian sangat disayangkan, banyak wanita menganggap enteng penyakit ini. Apalagi dalam tahap ringan.
Dari data Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat angka kematian ibu di negeri ini mencapai 390/100 ribu kelahiran hidup. Adapun data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),20 persen dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan anemia.
Untuk menangkalnya, para wanita harus lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. "Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk perempuan itu 1 mg/hari. Sedangkan untuk perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari, kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh," kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSU dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita lebih berisiko terkena anemia adalah siklus haid atau menstruasi yang tidak normal. Siklus haid atau menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya. "Lama menstruasi yang normal itu antara 3-7 hari. Kalau diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid," sebut Juanita.
Menurut Juanita, siklus menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia yaitu perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau kelainan fungsional.
Angka kematian ibu itu masih sangat besar.Dalam 1 jam,2 ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran dan persalinan yang macet.
Anemia lanjut Junita, memberi pengaruh yang buruk terhadap wanita. Apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil. Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur, persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan, shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. "Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran kurang dari 4gr/dl," sebut Junita.
Senada dengan Junita, Staf Hematologi-Onkologi Medik RSU dr Cipto Mangunkusumo Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM mengatakan, kalau penderita terbesar dan terbanyak adalah wanita. "Anemia adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki Hb atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh
dan anemia tidak sama dengan tekanan darah
rendah," kata Dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM.
Ditambahkan Cosphiadi Irawan, kadar hemoglobin darah antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Laki-laki normal memiliki kadar 13 gr persen, sedangkan perempuan normal dan lansia memiliki 12 gr persen. Untuk perempuan hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan. "Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 gr persen, tiga bulan kedua menjadi 11 gr persen dan tiga bulan ketiga menjadi 10 gr persen. Itu karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban," sebutnya
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaiamana
peran ibu dalam mengatasi Anemia pada saat menstruasi ?
2.
Apakah
sudah benar penatalaksanaan Anemia Pada saat Menstruasi?
3.
Bagaimana
pencegahan dan pengobatan dari Anemia itu sendiri terutama pada Wanita
Menstruasi?
4.
Bagaimana
cara menghitung Hb dalam darah ?
1.3 Tujuan
1.
Sebagai
tugas akhir praktikum mikrobiologi
2.
Mengetahui
tindakan Kebanyakan Wanita mengatasi Anemia dengan Benar
3.
Mengetahui
Pengobatan Anemia
4.
Mengetahui
cara menghitung Hb darah
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Kesehatan Secara Umum
Secara umum, seseorang dapat dikatakan
sehat-normal apabila ia menunjukan beberapa ciri prilaku pada beberapa aspekatau
bidang penyesuaian diri yang antara lain:
- Sikap terhadap diri sendiri
Prillaku yang ditunjukan biasanya: - Memiliki penilaian yang
realistik terhadap kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya
- Menunjukan penerimaan diri
- Memiliki jati diri yang
positif
Contoh:
Walaupun A memiliki wajah yang dapat dikatakan tidak cantik, namun ia tidak pernah menginginkan merupah bentuk wajahnya seperti orang lain dengan oprasi plastik.
- Persepsi terhadap realitas
Prillaku yang ditunjukan biasanya: - Memiliki pandangan yang
realitas terhadap diri maupun dunia di luar dirinya
Ciri-ciri seseorang
dikatakan bermental sehat adalah :
Ø
Rasa harga diri yang
mantap
Ø
Mempunyai dan mampu memuaskan diri secara
wajar
Ø Merasa bahwa
anak-anak lain menyukainya
Ø Merasa aman terutama
menghadapi kejadian yang akan datang
Ø Periang dan optimis
Ø Mempunyai perasaan
berkelompok, merasa bagian dari kelompok
Ø Bersahabat dengan baik
Ø Menyenangi orang tua dan
kehidupan di rumah
Ø Menyatakan dirinya secara terbuka an penuh
Ø Merasa mudah memasuki
kelompok
Ø Menyenangi hidup, memiliki falsafah hidup yang baik
Ø Emosionalitas yang seimbang
Ø Tampak tenang, segar, tidak
menunjuk keletihan
Ø Merasa puas dengan status ekonominya
Ø Percaya pada diri sendiri
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya
dan orang lain.Definisi yang
bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang menulis bahwa pendidikan
kesehatan adalah kombinasi pengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa
saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan
dari lembaga atau perusahaan di
bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan
masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah
mereka dari golongan masyarakat kecil
dan pedagang. Dalam
pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen
pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga
sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
1.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
2.
Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
3.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
5.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat
berguna.
Menurut WHO
(1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
UU
No. 23, 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa:
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
H.L.Blum
mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsure, yaitu keadaan
somatic, kesehatan psikis, dan kesehatan social. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala
ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah
dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu
kesehatan ia sehat atau tidak.
2.2 Konsep Sehat Sakit
•
SEHAT:
keadaan yang dinamis dalam rentang sehat – sakit.
•
Sejahtera
fisik, mental, sosial tidak hanya terbebas dai penyakit atau kelemahan (WHO)
Keadaan
sejahtera badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi (UU no 23 tahun 1992
•
RENTANG
SEHAT SAKIT (NEUMAN, 1990)
•
SEHAT:
derajat kesehatan yang ada pada suatu waktu dalam rentang kesehatan optimal
dengan penyediaan energi maksimal à yang menggambarkan pengurangan energi secara total
•
SAKIT:
proses dimana fungsi individu hilang/ terganggu pada salah satu dimensi
dibanding sebelumnya
AGEN-HOST-ENVIRONMENT MODEL (Leavell, 1965)
•
Agen:
segala sesuatu yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang yang menyebabkan
penyakit
•
Host:
individu yang terpapar pada agen yang bisa sakit
•
Environment:
lingkungan yang mempengaruhi agen dan host
•
Kesehatan
tergantung pada hubungan agen, host dan lingkungan yang dinamis
•
Hal-hal
yang mempengaruhi keyakinan dan praktek sehat
•
Variabel
internal
•
Tingkat
perkembangan
•
Tingkat
pendidikan
•
Persepsi
fungsi personal
•
Faktor
emosi dan spiritual
•
Variabel
eksternal
•
Keluarga
•
Sosial
ekonomi
•
budaya
Tahapan Sakit
- SYMPTOM
EXPERIENCE
•
Something
is wrong
•
Pengobatan
tradisional/sendiri
•
Denial
•
Terlambat
berobat
•
menerima
- ASSUMPTION
OF THE SICK ROLE
•
Melepaskan
peran normal
•
Validasi
- MEDICAL
CARE CONTACT
•
Mencari
pengobatan
•
Negosiasi
pengobatan
- DEPENDENT
PATIEN ROLE
•
Menerima
treatment
•
menolak
- RECOVERY
AND REHABILITATION
•
Melepaskan
peran sakit
•
Kembali
ke peran normal
•
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG
Usia Jenis kelamin Pekerjaan Sosioekonomi Agama Kebudayaan
Keseimbangan psikologis Kepribadian Pendidikan Koping yang dimiliki (cara
penyelesaian masalah
2.3
Anemia
Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada di bawah normal.
Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Penyebab umum dari anemia:
§ Perdarahan hebat
§ Akut (mendadak)
§ Kecelakaan
§ Pembedahan
§ Persalinan
§ Kronik (menahun)
§ Perdarahan hidung
§ Berkurangnya pembentukan sel darah merah
§ Penyakit kronik
§ Meningkatnya penghancuran sel darah merah
§ Kerusakan mekanik pada sel darah merah
§ Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
§ Sferositosis herediter
§ Elliptositosis herediter
§ Pada perhitungan
sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk
sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai
dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam
mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis
anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
§ Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
§ Nilai
hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah
jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit
sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah
merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel
darah merah dengan komponen darah yang lain.
§ Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
§ Hematokrit
dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil
langsung pada vena yang terletak pada lengan.
§ Sel
darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara
memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan
dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah
yang dinamakan nilai hematokrit.
§ Apakah hemoglobin itu?
§ Hemoglobin
adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan
membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan
media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui
bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari
jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
§ Apakah
arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
§ Orang
dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar
hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula
halnya dengan nilai hematokrit.
§ Apa akibatnya bila terjadi anemia?
§ Transportasi
oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
§ Perdarahan
§ Perdarahan
yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan
anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak
biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding
lambung.
§ Genetik
§ Kelainan
herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini
terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel
darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini
dikenal dengan nama sickle
cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang
mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan
nama thalasemia.
§ Kekurangan
vitamin B12
§ Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan
vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
§ Kekurangan
asam folat
§ Kekurangan
asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang
hamil.
§ Pecahnya dinding sel darah merah
§ Anemia
yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan
nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok
terjadinya anemia jenis ini.
§ Gangguan sumsum tulang
§ Sumsum
tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga
tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang
berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena
mestatase sel kanker dari tempat lain.
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut di atas, anemia dapat digolongkan menjadi:
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi )
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )
1. Anemia defiensi besi ( kekurangna zat besi )
2. Anemia megaloblastik ( kekurangan vitamin B12)
3. Anemia hemolitik ( pemecahan sel – sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4. Anemia hipoplastik ( gangguan pembentukan sel – sel darah )
2.4
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam halreproduksi. Pada manusia, hal
ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampaimenopause. Selain
manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat
terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang
hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya
pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat
beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan
celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali
sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi padavagina atau
gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang
lancar.
Fase menstruasi
Yaitu,
luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada harike-1 sampai 7.
Fase praovulasi
Yaitu,
masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap
pada hari ke-7
sampai 13.
Fase
ovulasi
Masa
subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel
telur yang matang siap untuk dibuahi. Apabila wanita tersebut melakukan
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan terjadi
kehamilan.[1]
Menentukan masa subur
Beberapa
metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan beberapa cara:
1.
Perubahan
Periode Menstruasi
2.
Perubahan
Lendir Servik
3.
Perubahan
Suhu Basal Tubuh
Fase
pascaovulasi
Yaitu,
masa kemunduran ovum bila
tidak terjadi fertilisasi. Pada
tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk
berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam
tubuh akan berulang dan terjadi fasemenstruasi kembali.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit
Anemia dan menstruasi Menurut
spesialis kebidanan dan kandungan dr Rudy Irwansyah, banyak kelainan yang
dialami oleh wanita ternyata berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Kekurangan
zat besi, yang berpengaruh sekali terhadap kesehatan, adalah salah satunya.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
Mereka yang mengalami kelainan tersebut akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu menstruasi. Karena, secara normal, seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50 cc.
"Artinya,
akan menjadi persoalan jika wanita ini harus mengeluarkan darah sebanyak itu
dalam kondisi kekurangan zat besi."
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap Penyakit Anemia, menstruasi
Janin dalam kandungan pun dapat berisiko kekurangan darah bila anemia dialami oleh wanita tatkala hamil. Pasalnya, volume darah dalam janin menjadi bertambah. Sebaliknya, wanita bersangkutan tak mampu memenuhi kebutuhan darah bagi anak yang dikandungnya.
Sayangnya, banyak wanita Indonesia tidak memedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi sehingga para remaja putri maupun kaum ibu cenderung terkena anemia.
Konsumsi makanan bergizi, yang banyak mengandung zat besi, diabaikan karena ingin langsing. Rudy melihat banyaknya wanita muda yang berobat ke RS ataupun puskesmas akibat kurang gizi. Belum lagi waktu mereka memasuki masa pernikahan, kemudian mengandung bayinya.
Sementara itu, spesialis gizi dr Hadi S Muktisendjaja dari RS Umum Daerah Pasar Rebo di Jakarta mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan, terutama pada masa kehamilan. Unsur nutrisi, gizi, maupun lingkungan memberikan kontribusi sebanyak 50% terhadap kecerdasan. Yang separuhnya lagi ditentukan oleh faktor keturunan , maka berhati hatilah terhadap Penyakit Anemia, menstruasi
Bagaimana mengobati anemia?
Seperti
halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus
maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia.
Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen
besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat.
Pemeriksaan Anemia untuk mengetahui kadar Hb
Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.
1)Hb Sahli
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:
1.Gelas berwarna sebagai warna standar
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.
3.Pengaduk dari gelas
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.
5.Pipet Pasteur
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering
7.Jarum steril
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :
1.Jarum steril
2.Kertas buku tallquist
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :
Hb sahli
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N
2.Aquades
2)Alkohol 70%
1.2.2 Tallquist
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar dan PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
1.1 Peralatan pemeriksaan kadar Hb.
1)Hb Sahli
Hemoglobinometer (hemometer) Sahli menurut Depkes RI (1998) terdiri dari:
1.Gelas berwarna sebagai warna standar
2.Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai 22. Skala merah untuk hematokrit.
3.Pengaduk dari gelas
4.Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/μ1.
5.Pipet Pasteur
6.Kertas saring/tissue/kain kasa kering
7.Jarum steril
2)Tallquist
Ketersediaan alat Tallquist menurut Depkes RI (1994) terdiri dari :
1.Jarum steril
2.Kertas buku tallquist
1.2 Bahan pemeriksaan Kadar Hb
Ketersediaan bahan pada pemeriksaan kadar Hb meliputi menurut Depkes RI (1998) :
Hb sahli
1)Reagen
1.Larutan HCL 0,1 N
2.Aquades
2)Alkohol 70%
1.2.2 Tallquist
Ketersediaan bahan menurut Depkes RI (1994)
Alkohol 70%
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar dan PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
Hasil
pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pasien dalam
kasus mengalami anemia defisiensi besi, karena kurangnya asupan besi dari
nutrisi. Hal ini selanjutnya dapat dipastikan dengan mengetahui hasil
pemeriksaan laboratorium. Wanita yang sedang mestruasi
apabila mengalai gejala yang telah di sebutkan diatas harus waspada.
4.2
Saran
· Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi.
· Pasien ini harus dikonsulkan kebagian gizi untuk
mendapat petunjuk diet yang benar agar lekas sembuh
Seharusnya apabila wanita mengalami
Mestruasi maka harus makan makanan yang sehat dan bergizi agar tidak terjadi
Anemia.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi
di akses tanggal 29 Mei 2012 Jam 11.45
http://www.pemkomedan.go.id/serba_detail.php?id=110
di akses tanggal 30 Mei 2012 Jam 09.12
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 05.00
http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/
di akses tanggal 31 Mei 2012 Jam 4.22
Bakta, I
Made. Pendekatan
Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo,
Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
Baldy,
Catherine M. Gangguan
Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A.
Wilson, Lorraine M. 2006.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Guyton,
Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
11. Jakarta: EGC.
Soenarto. Anemia
Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W,
et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
LAMPIRAN
Haid,
melahirkan, dan diet berlebihan membuat wanita lebih rentan terkena anemia atau
penyakit kurang darah. Saat ini diperkirakan 400 juta wanita di seluruh dunia
mengidap penyakit tersebut.
Anemia atau penyakit kurang darah memang lebih
banyak menyerang wanita. Apalagi dalam tahap ringan, anemia sering kali tidak
menimbulkan gangguan berarti. Itu membuat penyakit ini cenderung diabaikan.
Padahal kalau dibiarkan berlarut-larut, anemia bisa menurunkan kualitas hidup
hingga berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada
1992, anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
memengaruhi produktivitas penderitanya. Tercatat, angka kematian ibu di
Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun data Badan Kesehatan
Dunia (WHO), sebesar 20% dari 515.000 kematian di seluruh dunia disebabkan
anemia.
Anemia terjadi karena asupan zat besi yang
kurang dari makanan yang dikonsumsi. Dan sayangnya, belum semua masyarakat
Indonesia mengetahui tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang, pola makan yang
hanya mementingkan selera tanpa memperhatikan nutrisi yang benar. Di Indonesia,
anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kekurangan zat besi) mencapai 20
persen hingga 30 persen populasi (50-70 juta jiwa). Parahnya lagi 40,1 persen
anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah 11 gram per desiliter.
Perempuan menjadi rentan terhadap anemia karena
beberapa gangguan seperti menstruasi yang tidak normal, kehamilan, persalinan,
penggunaan alat kontrasepsi, hingga terjadinya penyakit keganasan pada alat
kandungan, misalnya kanker leher rahim, kanker endometrium, hingga kanker
indung telur.
“Kebutuhan dan cadangan zat besi untuk
perempuan itu 1 mg/hari, sedangkan pada perempuan hamil mencapai 6-10 mg/hari.
Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil meningkat seiring bertambahnya jumlah cairan
di dalam tubuh,” kata Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
(RSCM), dr Junita Indarti SpOG.
Hal lain yang membuat wanita sangat rentan
mendapatkan anemia juga karena siklus haid atau menstruasi yang tidak normal.
Siklus menstruasi yang normal itu berkisar antara 22-35 hari (dihitung dari
hari pertama haid hingga bulan berikutnya). “Lama menstruasi yang normal itu
antara 3-7 hari. Diperkirakan pembalut yang dihabiskan dalam jangka waktu itu
antara 3-5 pembalut per hari atau sekitar 80 ml darah selama haid,” sebut
Juanita.
Junta menyebutkan, siklus menstruasi yang tidak
normal pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan
lebih banyak dari jumlah normal) atau lebih dari delapan hari. Polimenorhea
atau siklus haid lebih pendek (kurang dari 21 hari) dan metrorhagia, yaitu
perdarahan di luar waktu haid yang bisa disebabkan kelainan organik atau
kelainan fungsional. Angka kematian ibu itu masih sangat besar. Dalam 1 jam, 2
ibu meninggal akibat pendarahan, kejang, infeksi, abortus atau keguguran, dan
persalinan yang macet.
Junta menyebutkan anemia memberi pengaruh yang
buruk terhadap wanita, apalagi jika terjadi pada wanita yang tengah hamil.
Pengaruhnya bahkan bisa menyebabkan abortus atau keguguran, kelahiran prematur,
persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca-melahirkan,
shock karena banyaknya darah yang keluar, infeksi pada saat persalinan atau
setelahnya dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan gagal jantung. “Gagal
jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hb-nya berada pada ukuran
kurang dari 4gr/dl,” kata Junita.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Hematologi
Onkologi Medik RSCM dr Cosphiadi Irawan SP PD K HUM. Dia mengatakan penderita
terbesar dan terbanyak adalah wanita. “Anemia yakni seseorang yang memiliki Hb
atau hemoglobin kurang dari normal. Hb itu sendiri adalah bagian dari elemen
tubuh manusia yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan anemia tidak
sama dengan tekanan darah rendah,” kata dr Cosphiadi.
Dia menyebutkan, kadar hemoglobin darah antara
pria dan wanita tidak sama. Pria normal memiliki kadar 13 persen per gram,
sedangkan wanita normal dan lansia memiliki 12 persen per gram. Untuk wanita
hamil akan terjadi perubahan hemoglobin darah dalam trisemester kehamilan.
“Tiga bulan pertama wanita memiliki Hb 11,5 persen per gram, tiga bulan kedua
menjadi 11 persen per gram, dan tiga bulan ketiga menjadi 10 persen gram. Itu
karena tubuh wanita memproduksi banyak cairan untuk ketuban,” sebutnya.
Saat hamil, dia menuturkan, jika terkena
anemia, maka kondisinya akan lebih berat. Ini karena perdarahan antepartum atau
pendarahan dalam kehamilan disebabkan lokasi plasenta abnormal. “Anemia pada
wanita juga bisa disebabkan wasir. Untuk mencegah anemia, cara yang paling
penting adalah dengan mengonsumsi makanan yang cocok dengan kebutuhan protein
dan zat besi tubuh,” ujarnya.